Pantaubali.com-Tabanan-Kecelakaan lalulintas kembali terjadi di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk tepatnya di Banjar Mekayu, Desa lalang Linggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Rabu (18/4).
Kecelakaan yang terjadi di jalur tengkorak ini melibatkan kendaraan pick up dan bus pariwisata. Saat kejadian pengemudi pick up pun sempat terjepit sebelum akhirnya ditolong oleh warga yang melewati jalur tersebut dan di bantu oleh pihak kepolisian setempat.
Dari informasi yang kami peroleh, kecelakaan tersebut mengakibatkan salah satu pengendara mengalami luka-luka berat dan dua kendaraan dalam keadaan rusak parah.
Dari penjelada. Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Swastika menyatakan, untungnya tidak ada korban dalam peristiwa ini, pengemudi pick up yan mengalami luka-luka pun sudah mendapat penanganan medis di BRSUD Tabanan.
“Nihil Korban, saat ini korban sudah mendapat penanganan di rumah sakit,” ucap AKP Swastika, Rabu (18/4).
Dia menuturkan, saat peristiwa tersebut, kondisi lalu lintas terpantau normal, namun sekitar pukul 11.30 Wita terjadi lakalantas antara kendaraan pickup dengan bus pariwisata.
Saat itu, lanjut dia, kendaraan pick up datang dari arah timur (Denpasar) menuju arah Jembrana dan saat bersamaan datang bus pariwisata yang menuju arah Denpasar. Setibanya di TKP setelah melintasi jalan tikungan, pick up melaju landai ke kanan, namun saat melintasi jalan lurus mengambil jaluan terlalu ke kanan dan pada saat bersamaan dari arah berlawanan datang kendaraan Bus Pariwisata,sehingga kecelakaan tak bisa terhindarkan.
“Jadi pengemudi pick up itu mengambil haluan terlalu ke kanan sehingga mengambil jalur dari Bus Pariwisata dan tabrakan tak bisa terhindarkan,” terangnya.
Swastika melanjutkan, pasca kejadian tersebut pengendara pick up sempat terjepit di pintu kanan kemudi dan mengakibatkan pengemudi mengalami rasa sakit pada kaki kanan, keluar darah dari hidung ,luka robek bibir bawah dan tangan kiri, namun dalam keadaan sadar dan dirawat di BRSUD Tabanan.
“Sementara pengendara Bus Pariwisata selamat tidak terluka,” ucapnya.
AKP Swastika menyebutkan, akibat kecelakaan tersebut kerugian material ditaksir senilai Rp 15 Juta.
Pantaubali.com-Tabanan-Dana BKK yang digelontorkan untuk pengembangan produk BUMDes justru dipinjam Kepala Desa Dalang,Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan,untuk menalangi pembayaran gedung kantor desa.Nilainya pun fantastis yakni sebesar Rp 128 juta rupiah. Padahal dari petunjuk teknis penggunaan anggaran BKK Bumdes, ditegaskan dana Bumdes hanya boleh untuk pengembangan produk ataupun penggantian produk, tidak boleh di gunakan untuk hal lain.
Pemerintah belakangan ini tengah gencar meningkatkan ekonomi kreatif melalui pemberdayaan masyarakat, dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).Di Kabupaten Tabanan hingga tahun 2018 sudah tercatat ada 78 BUMDes dari 133 desa yang ada. Sayangnya, dari jumlah tersebut ada salah satu BUMDes tepatnya di desa Dalang, kecamatan Selemadeg Timur dengan produk VCO sempat macet di tahun 2017, akibat belum adanya pasar dengan permintaan besar.
Di sisi lain Perbekel Dalang Anak Agung ketut wibawa yang sempat kami temui dan sekaligus menanyakan terkait peminjaman Dana Bumdes yang masih parkir di bendahara Bumdes Desa Dalang ini,membenarkan telah meminjam Dana Bumdes untuk melunasi kekurangan biaya pembangunan Kantor Desa Dalang,dan hal itu Berani di lakukan karena telah melalui hasil Rapat bersama antara Kepala Desa dan juga bumdes beserta bendaharanya,dan hal tersebut sudah melalui berita acara yang di buat bersama saat itu.
“ Karena kami lihat di tahun 2017 ada kefakuman Bumdes dan kebetulan ada dana Bumdes yang parkir,maka kami meminjam dana tersebut untuk melunasi kekurangan biaya pembangunan kantor desa senilai 128 juta ” ucap perbekel Desa Dalang.
“ Tapi kami akan Segera melakukan Pelunasan terkait pinjaman yang kami lakukan tersebut “ tegasnya saat kami konfirmasi melalui Telphone pada tanggal 4/04/2018 kemarin.
Sementara itu pada tanggal 10/04/2018 Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Ketua Bumdes Dalang, kecamatan Seltim Gusti Arimbawa mengakui jika dana BKK yang sejatinya untuk pengembangan produk BUMDes dipinjam oleh Perbekel Dalang senilai Rp 128 juta untuk membangun gedung kantor desa.
Bahkan dalam proses peminjaman tersebut juga dikuatkan dengan bukti berita acara antara kedua belah pihak. Ia mengakui atas dasar rasa ewuh pakewuh dalam pemberian bantuan tersebut. Lantaran disatu sisi dari juknis pemanfaatan anggaran memang tidak diperbolehkan, dan disatu sisi dirinya mengaku ingin menjaga nama baik desa.
“Kalau dari skema awal memang dana itu untuk produksi BUMDes, karena 2017 tidak bisa berjalan baik, akhirnya dari hasil koordinasi saat itu kami ijinkan dipinjam oleh Kepala Desa untuk nama baik desa, karena kontraktor meminta pembayaran pembangunan gedung segera dilunasi, peminjaman pun kita ada berita acara dimana akan dikembalikan setelah anggarab dana desa keluar, “ucapnya.
Meski demikian ia mengaku jika terkait peminjaman tersebut sudah dilakukan pengembalian selama dua tahap, tahap pertama senilai Rp 110 juta jelang hari raya Nyepi, dan tahap pengembalian kedua sebesar Rp 18 juta kurang lebih hari Rabu minggu lalu.
Inspektorat yang mendapat laporan tentang penyalah gunaan dana Bumdes di Desa Dalang ini sudah sempat melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang terkait,namun tidak di temukan adanya penyelewengan dana untuk kepentingan pribadi,karena semua biaya di gunakan untuk pembangunan kantor desa namun karena secara teknis dana itu tidak boleh di gunakan untuk pembangunan,maka inspektorat memberi rekomendasi agar Kepala Desa Dalang segera melakukan pengembalian terhadap dana tersebut.ucap I made seraya inspector bantuan II kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Sementara itu Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Tabanan selalu menegaskan baik itu secara lisan ataupun melalui surat edaran, jika anggaran yang digelontorkan untuk BUMDes sebesar Rp 200 juta semestinya dimanfaatkan untuk pengembangan produk BUMDes. “Juknisnya sudah jelas, jadi salah jika anggaran itu dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan produksi Bumdes,” tegasnya.
Pihaknya pun berniat akan memanggil Ketua Bumdes desa Dalang, kecamatan Selemadeg Timur serta Kepala Desa terkait untuk mendengar langsung terkait permasalahan ini. “Agar ini menjadi pembelajaran dan tidak diikuti oleh desa lain, kalau ini dibiarkan dan tidak kita lakukan pembinaan segera dikhawatirkan akan jadi temuan,” ucapnya.
Pantaubali.com-Tabanan-Pelaksana ujian nasional berbasis komputer (UNBK) akhirnya bisa di laksanakan secara perdana di tujuh SMA yang terdapat di Kabupaten Tabanan,meski memang ada sejumlah sekolah yang belum bisa menerapkan sistem tersebut lantaran kurang memadainya sarana prasarana komputer yang dimiliki,akibat terbenturnya jadwal pelaksanaan ujian dengan jenjang SMK, yang juga melaksanakan UNBK.
Dari data UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali, tujuh SMA yang perdana melaksanakan UNBK tahun ini yakni SMAN 1 Kediri yang meminjam tempat di SMKN 1 Tabanan, SMAN 1 Marga meminjam tempat di SMKN 2 Tabanan, SMAN 1 TP 45 Tabanan bergabung di SMAN 2 Tabanan, SMA Kerta Wisata dan SMA Surya Wisata Tabanan meminjam lokasi di SMKN Triatmajaya, SMA PGRI 6 Bajera meminjam lokasi di SMKN 3 Tabanan dan SMA Saraswati 1 Tabanan meminjam lokasi di SMK Saraswati 3 Tabanan.
Dari pantauan di sejumlah lokasi pelaksanaan UNBK, seperti di SMKN 1 Tabanan yang merupakan lokasi pelaksanaan ujian SMAN 1 Kediri, dan pada saat pelaksanaan ujian hari pertama berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
Seperti disampaikan Kepala SMAN 1 Kediri, I Wayan Sutaya yang mengatakan UNBK perdana tahun ini diikuti 462 peserta terbagi dalam dua shift, dengan enam ruang ujian dimana tiap ruangan berisi 45 unit komputer dan 40 peserta ujian.
Sesion pertama diikuti 274 peserta dari jurusan IPA dan sesion dua diikuti 188 peserta dari jurusan IPS.
secara umum Sutaya mengatakan pelaksanaan ujian berjalan lancar, hanya saja token untuk membuka ujian dari server pusat sempat mundur 15 menit. “Yang seharusnya mulai pukul 07.30 wita jadi sempat mundur 15 menit karena token dari pusat memang sedikit tidak tepat waktu, tetapi rata rata berjalan lancar,” ungkapnya.
Terkait kesiapan peserta ujian, Sutaya mengatakan seluruh peserta sebelumnya sudah mengikuti dua kali pemantapan dan simulasi. “para siswa sudah mengikuti simulasi, jadi mereka saya rasa sudah siap melaksanakan UNBK,” ucapnya.
Sampai saat ini Sutaya mengaku belum bisa menggelar UNBK mandiri lantaran keterbatasan gedung laboratorium,begitupula sarana prasarana komputer.Karena dengan jumlah siswa yang ada saat ini minimal, SMAN 1 Kediri harus memiliki 160 unit komputer (sepertiga dari jumlah peserta UNBK). “Ini masih kita upayakan, baik dengan dinas terkait dan koordinasi dengan komite sekolah agar target tahun depan SMA Bakta sudah bisa UNBK mandiri,” pungkasnya.
Saat ini SMA Bakta baru memiliki satu ruang lab dengan 60 unit komputer. “Jadi masih dibutuhkan tiga ruang lagi, server sudah siap, mungkim kedepan akan kita gunakan ruang kelas,” ucapnya.
Salah seorang peserta ujian, Gek Ayu siswi jurusan IPA mengaku sangat tegang mengikuti UNBK perdana. Ia mengatakan untuk tingkat kesulitan soal sama dengan ujian manual, hanya saja yang membuat dirinya tegang karena baru pertama kali ujian dengan sistem komputer.
Pantaubali.com-Tabanan-Flobamora Kabupaten Tabanan secara resmi di kukuhkan oleh ketua 1 IKB Flobamora Bali Ardy Ganggas Di Aula Rindam Tabanan,pada Hari minggu 08/04/2018,dengan melantik sejumlah pengurus yang di ketuai oleh Paskalis Boli Sabon.
Setelah sekian Bulan mengumpulkan sejumlah warga NTT Bali yang berdomisili di Kabupaten Tabanan,akhirnya kepengurusan IKB Flobamora Kabupaten Tabanan hari ini secara resmi Di kukuhkan Di Aula Rindam 9 Udayana Tabanan,oleh Ketua 1 IKB Flobamora Bali Ardy Ganggas yang di saksikan juga secara langsung oleh sejumlah Muspida di Kabupaten Tabanan.
Kehadiran Flobamora di kabupaten Tabanan sebagai warga pendatang yang juga siap untuk membangun Tabanan ini,di harapkan bisa di terima oleh masyarakat secara umum di Tabanan,selain itu dengan di kukuhkanya Perkumpulan Flobamora di Kabupaen Tabanan ini,ke depanya bisa memberi warna yang memiliki satu tekad kebhinekaan yang sama dalam mencapai Tabanan yang serasi,yaitu Tabanan yang sejahtera,aman dan ber prestasi.
Ketua Flobamora Kabupaten Tabanan Paskalis Boli Sabon,seusai acara pengukuhan di aula Rindam,menyatakan kepada kami bahwa sampai saat ini data warga Bali keturunan NTT yang berdomisili di kabupaten Tabanan yang tersebar di 10 kecamatan sebanyak 800 kepala keluarga,dan setiap kecamatan terdapat 1 sub unit yang mengkordinir warganya untuk bergandengan bersama dengan warga Tabanan,dengan moto “ Flobamora Tabanan yang Bersih Efektif,Sehati dan Transparan” ungkap Paskalis.
Acara pengukuhan Flobamora Kabupaten Tabanan yang di Hadiri oleh Asisten 1 Pemkab Tabanan I Wayan Yatnanadi,sebagai perwakilan dari Bupati Tabanan mengucapkan selamat kepada Flobamora Tabanan, atas pengukuhan 60 pengurusnya dan Asisten 1 Yatnanadi yang membacakan sambutan dari Bupati Tabanan kepada Flobamora Kabupaten Tabanan juga menyampaikan rasa bangga kepada warga Bali keturunan NTT yang ada di Tabanan ini karena sudah bisa menyatukan diri dalam menjalani kehidupan sebagai warga pendatang,dan berharap agar bisa selalu bersama membangun Tabanan serta selalu menjaga kerukunan di Tabanan sehingga bisa mewujudkan “ Tabanan yang Serasi Sejahtera,Aman dan Berprestasi” ucap Yatnanadi saat membacakan sambutan dari Bupati Tabanan yang saat itu tidak bisa hadir karena sedang menjalankan tugas keluar daerah.
Acara pengukuhan IKB Flobamora Kabupaten Tabanan ini juga turut mengundang sejumlah Tokoh Masyarakat serta Elemen Keamanan Negara yang ada di Tabanan,serta mengundang Organisasi Masyarakat yang ada di Kabupaten Tabanan,utuk ikut serta memberi semangat atas di kukuhkanya perkumpulan Warga bali keturunan NTT,yang tergabung dalam satu wadah Organisasi yang bernama Flobamora.
Pantaubali.com-Tabanan-Nelayan Lobster Pantai Yeh Gangga Tabanan saat ini sedang Gundah karena mereka sedang mengalami masa paceklik,sehingga mata pencarian utama lobster pasir sedang sulit di temukan.
Di saat musim paceklik seperti ini banyak nelayan yang memilih untuk menepikan jukungnya di pinggiran pantai yeh gangga,selian itu nelayan memilih untuk mengisi waktu luang dengan memperbaiki jukung dan juga alat tangkap yang sering mereka gunakan.
Salah satu nelayan di pantai yeh gangga menceritakan kondisi saat ini memang sedang memasuki musim paceklik,karena lobster pasir yang merupakan target utama mereka saat melaut,sangat sulit di temukan,dan di perkirakan lobster pasir akan kembali muncul saat memasuki bulan agustus.
Saat ini harga lobster pasir mencapai harga sekitar 270 ribu perkilonya,karena harga lobster sangatlah di tentukan oleh situasi di wilayah tujuan ekspor,namun saat permintaan meningkat harga lobster bisa mencapai 400 ribu per kilonya.
Dengan situasi saat ini tidak hanya sepinya tangkapan yang menjadi kendala nelayan di yeh gangga Tabanan,semenjak adanya aturan Menteri kelautan dan perikanan nomer 56 tahun 2016,tentang penangkapan Lobster juga menjadi tantangan berat bagi nelayan karena sulitnya menemukan lobster dengan berat di atas 200 gram,karena pada umumnya lobster pasir dewasa di perairan bali selatan hanya memiliki berat antara 100 sampai 150 gram saja.
Meskipun menghadapi kondisi paceklik seperti saat ini,masih ada sejumlah nelayan yeh gangga yang tetap menjalankan aktifitasnya,sambil mengisi waktu luang dan berharap di tengah lautan yang luas,masih ada lobster pasir yang layak di tangkap sehingga mereka bisa menyambung hidup sebagai nelayan.
Pantaubali.com-Tabanan-Angin putting beliung mengamuk di wilayah kecamatan Pupuan,Kabupaten Tabanan pada hari jumat pukul 15.30 wita.Terjadinya angin puting beliung ini,mengakibatkan Pohon tumbang dan sejumlah bangunan rumah dan Pura merajan milik warga rusak di terjang angin.
Masyarakat di banjar dinas banyu asri Desa pajahan,di kagetkan dengan amukan angin putting beliung yang merusak sebuah bangunan semi permanen milik I Nyoman Sujana yang merupakan kepala wilayah dinas Desa Pajahan,akibat peristiwa tersebut sujana mengalami kerugian material senilai 30 juta dengan kerusakan bagian atap rumah.
Selain itu angin putting beliung yang terjadi di wilayah Desa Pajahan,juga menghancurkan sebuah bangunan dapur dan juga sanggah milik Jero Suanti alias Pan Jana sehingga kondisi bangunan yang di terjang angin putting beliung tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah.
Kapolsek Pupuan AKP I.B Mahedra Putra yang sempat kami konfirmasi terkait bencana angin putting beliung ini,membenarkan bahwa di wilayahnya khususnya di Desa Pajahan telah terjadi angin putting beliung yang mengakibatkan sejumlah bangunan milik warga rusak dan juga terjadinya Pohon Tumbang di wilayah tersebut.
“kejadianya sangat singkat,namun dampak dari kejadian tersebut mengakibatkan kerugian yang bernilai puluhan juta rupiah,” jelas kapolsek Pupuan AKP Mahendra.
Setelah kejadian ini,pihak Kepolisian Polsek Pupuan dan Tim Sar Jaga Baya Desa Munduk Temu,beserta masyarakat setempat,berupaya untuk membersihkan pohon tumbang yang melintang di tengah jalan,serta membantu korban yang mengalami kerusakan bangunan Rumah dan sanggah untuk melakukan perbaikan sementara.
Pantaubali.com-Badung-Meresahkan masyarakat dan wisatawan yang ada di wilayah kuta,akhirnya jambret yang keseharianya bekerja sebagai buruh bangunan,dengan modus jambret yang menggunakan sepeda motor ini berhasil di tangkap satuan reskrim polsek kuta.
Sepandai tupai meloncat yang suatu saat pasti pernah jatuh juga nampaknya pribaha ini tepat sekali di berikan kepada seorang jambret yang sudah sering beraksi di wilayah kuta kabupaten badung ini.
Tersangka Huri warga asal jember yang keseharianya bekerja sebagai buruh bangunan ini,sudah beraksi hingga puluhan kali dengan cara mengintai sasaranya yang berjalan kaki sendirian dan kemudian menarik barang bawaan targetnya secara paksa dan kabur dengan menggunakan sepada motor.
Aksi jambret yang meresahkan masyarakat di wilayah Kuta ini berhasil di tangkap oleh Team opsnal polsek kuta yang di pimpin langsung oleh IPTU I Putu Budi Artama,yang memburu tersangka dari rekaman cctv setelah beraksi di jalan seminyak kuta badung pada tanggal 10/01/2018.
Setelah berhasil menyembunyikan diri sekian bulan saat aksinya di Drupadi seminyak kuta pada bulan januari kemarin,akhirnya jambret ini berhasil kami tangkap,melalui pengecekan rekaman CCTV di lokasi kejadian.
“kami menangkap tersangka di wilayah sanur Denpasar,dan saat akan kami tangkap tersangka berusaha melarikan diri sehingga anggota kami terpaksa menembak kaki tersangka.” Ungkap kapolsek kuta Kompol I Nyoman Wirajaya.
Setelah di tangkap dan di lakukan penyidikan,tersangka Huri mengaku sengaja menjambret hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,karena penghasilanya sebagai buruh bangunan tidak cukup untuk menjalani hidup di bali.
Dari penangkapan tersangka jambret ini,satuan reskrim polsek kuta berhasil mengamankan barang bukti berupa,uang tunai sebesar 80.000 dan satu unit sepeda motor matic,karena perbuatanya tersangka atas nama Huri di pastikan terancam hukuman selama 5 tahun penjara,karena melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.
Pantaubali.com-Tabanan-Setelah sempat di periksa oleh Inspektorat Kabupaten Tabanan Pada Akhir tahun 2017 lalu,akhirnya Bendesa Adat Desa Gadungan, Selemadeg Timur I Ketut Manuaba akhirnya mengakui kesalahan. Setelah dirinya menyimpan dana Community Based Development (CBD) – Bali Sejahtera direkening istrinya sebesar Rp 74 juta.
“Itu memang kesalahan saya. Tetapi uang tersebut tidak ada maksud untuk saya gunakan dan uang tersebut saat ini masih untuh berada direkening istri. Sepeserpun tidak berkurang jumlahnya,” ungkap Manuaba saat ditemui Kamis 5/4/2018.
Manuaba ber alasan sengaja menyimpan dana CBD di rekening istrinya karena sebenarnya dana CBD tidak memliki rekening khusus sejak dirinya dilantik sebagai Bendesa Adat Desa Gadungan di tahun 2013. Saat itu diserahkan dari pengurus lama CBD.
Awalnya dana yang diserah sebesar Rp 4 juta. Setelah sekian lama anggota masyarakat yang meminjam uang dari pengurus CBD sebelumnya. Banyak yang membayar sehingga jumlah dana CBD mencapai Rp 74 juta. Kemudian saat itu belum ada tim pengurus pengelolaan dana CBD dan belum terbentuk pengurus pada waktu itu.
“Akhirnya dana CBD sejumlah Rp 74 juta dari masyarakat yang meminjam. Sehingga saya putuskan untuk titip di rekening istri. Agar tersimpan dengan baik. Tidak ada maksud untuk melakukan hal-hal lain terkait dana CBD,” jelas manuaba saat itu.
Sementara itu mengenai tim pengurus pengelola dana CBD hampir 4,5 tahun hingga saat ini belum terbentuk,karena manuaba ber alasan terbentur dengan tugas di adat yang sangat padat, selain itu di sebabkan juga dengan masalah yang sifatnya internal di desa pakraman gadungan.
Manuaba sebagai bendesa adat gadungan yang masa jabatanya akan segera berakhir pada enam bulan kedepan,berjanji akan segera melaksanakan intruksi dari Inspektorat untuk segera membentuk pengurus CBD dan juga segera memindahkan dana CBD yang tersimpan di rekening pribadi istrinya ke rekening adat atau langsung ke rekening atas nama CBD desa pakraman Gadungan agar permasalahan ini segera tuntas.
“Saya dapat pastikan bahwa satu bulan kedepan tim pengurus pengelolaan dana CBD dapat terbentuk dan uang CBD yang berada di rekening pribadi istri saya akan buatkan rekening khusus CBD. Kemudian uang tersebut saya pindahkan,” ungkapnya.
Selanjutnya setelah pengurus terbentuk baru program CBD akan kami jalankan lagi agar tidak macet. Dan dana CBD yang seharusnya bisa di nikmatii warga miskin,di Desa Gadungan terus dapat dirasakan manfaatnya.
Pantaubali.com-Tabanan-Simpan dana Community Based Depelovment (CBD) di rekening pribadi istri Bendesa Adat Gadungan,Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur,mengakibatkan Program CBD di Desa Pakraman Tersebut menjadi Macet karena tanpa ada pencairan maupun pemasukan Dana,di sertai tidak transparansinya pengelolaan pertanggung jawaban keuangan sejak pergantian Bendesa Adat Gadungan pada tahun 2014.
Adanya laporan masyarakat tanpa nama pengirim ke kantor inspektorat kabupaten Tabanan pada tanggal 20/11/2017,tentang dugaan penyalahgunaan dan tidak transparan pengelolaan keuangan oleh Bendesa adat desa pakraman gadungan yang bernama I ketut Manuaba,dan sekaligus penyimpanan dana CBD di rekening pribadi istri bendesa yang bernama Ni Nyoman Wardani dengan saldo akhir senilai Rp 143.585.188,29.mengakibatkan program CBD di Desa pakraman tersebut tidak berjalan seperti saat kepengurusan Bendesa yang lama dengan kepengurusan I Wayan Supartawan.
Hal tersebut langsung mendapat tindakan berupa pemeriksaan khusus oleh Inspektorat Kabupaten Tabanan,dengan memanggil sejumlah warga yang berperan sebagai pengurus Program CBD di masa kepemimpinan Bendesa Lama I wayan Supartawan dan juga Bendesa Baru I Ketut Manuaba,selain itu pihak Inspektorat juga melakukan Pemeriksaan terhadap sejumlah Nasabah yang tergabung dalam Program CBD tersebut.
I made segara sebagai Inspektur Bantuan II kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan yang sempat Kami Konfirmasi terkait hal ini,membenarkan adanya pemeriksaan terkait dana program CBD.
” Sebenarnya kami langsung melakukan pengecekan terhadap laporan yang kami terima,dan pada bulan Desember tahun 2017 lalu kami sudah mengeluarkan dua rekomendasi,” di antaranya agar secepatnya,bendesa Adat Baru atas nama I Ketut Manuaba segera melakukan pengembalian dana CBD yang di simpan di rekening pribadi milik Istrinya ke Rekening Bendahara Adat Gadungan,selanjutnya Bendesa Adat yang baru ini agar segera membentuk kepengurusan CBD yang Baru,agar Program CBD bisa segera berjalan kembali,dengan batas waktu sampai Bulan Februari,namun sampai saat ini belum ada upaya apapun yang di lakukan Bendesa Baru tersebut.
Di sisi lain Bendesa Adat Baru Desa Pakraman Gadungan yang sempat kami konfirmasi mengakui semua kejadian tersebut,dan dirinya mengaku tidak sempat mengembalikan Dana CBD ke Bendahara adat karena kesibukan upacara di adat dan juga terhalang oleh hari raya nyepi.”saya belum bentuk pengurus dan belum mengalihkan dana CBD ke Kas Adat karena sibuk melaksanakan tugas adat seperti odalan dan juga hari raya” jelas I Ketut Manuaba.”namun minggu-minggu ini dirinya akan berusaha segera merapatkan warga Desa Pakraman adat Gadungan untuk membahas hal tersebut” imbuhnya.
Tidak jelasnya pengelolaan dana CBD di desa Pakraman Gadungan ini,menjadi keresahan masyarakat setempat,karena mereka tidak rela jika sampai dana yang seharusnya bisa di manfaatkan masyarakat,malah di salah gunakan.”saya sebagai masyarakat berharap pihak berwenang bisa segera mengusut tuntas keberadaan dana CBD tersebut”sehingga yang betul-betul membutuhkan bisa menikmati Program CBD yang merupakan program untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di tingkat Desa pakraman tersebut.” ucap I WD salah satu inisial warga Desa Gadungan.
Selain itu warga yang ber inisial Ads yang menjadi salah satu Nasabah dalam program CBD yang mendapat pinjaman modal perternakan tersebut mengaku sangat bingung ketika dirinya akan membayar cicilan per 6 bulan,namun tidak mendapat pelayanan administrasi seperti saat pembayaran cicilan pertama saat kepengurusan bendesa lama,karena bendesa baru menyarankan pembayaran cicilan di lakukan dengan cara di titip danpa ada surat bukti pembayaran,”saya bingung karena saat saya mau bayar,bendesa bilang jika pembayaran sekarang di titip dulu ke saya sampai nanti terbentuk pengurus baru” ungkapnya.
Dalam hal ini bermula pada Desa Pakraman Gadungan menerima Program CBD pada tahun 2006 dengan nilai program sebesar 100 juta,yang di terima dalam dua tahap melalui bank BPD Bali,dan bendesa pakraman Gadungan periode pertama selaku penanggung jawab membentuk tim pengelola program atau TPP dengan masa tugas 2006 sampai 2009. Dan dana CBD di alokasikan pada KK miskin yang telah terdata untuk program ternak dan dana bergulir.
Namun kekacauan terjadi setelah masa pergantian bendesa adat yang baru dari I wayan Supartawan ke bendesa adat baru I Ketut Manuaba yang menimbulkan program CBD di Desa adat Pakraman Gadungan Macet,karena tidak terbentuknya pengurus baru dan juga pengelolaan dana yang kurang transparan.
Pantaubali.com-Tabanan-Anjing liar sebanyak 55 ekor di Desa Desa Delod Peken,Tabanan di eliminasi petugas Dinas Pertanian melalui UPTD Peternakan Tabanan bersama Tim gabungan dari Provinsi Bali,dan aparat desa setempat.pada hari minggu (25/3/2018).
Eleminasi anjing liar ini dilakukan karena sebelumnya tiga warga menjadi korban gigitan anjing di daerah ini. Selain itu, eliminasi juga untuk menghentikan kasus gigitan anjing yang berpotensi menularkan penyakit rabies kepada manusia.
Kepala UPTD Peternakan Tabanan, I Ketut Murya menjelaskan,eliminasi massal yang dilakukan pasca ada kejadian anjing liar yang menggigit tiga warga di Banjar Sakenan Baleran, Desa Delod Peken, Tabanan. Oleh karena itu ada tiga banjar yang menjadi locus dalam eliminasi anjing.Banjar Pangkung,Banjar Taman Sari dan Banjar Sakenan Baleran,”ungkap Murya.
Eliminasi hari ini terdapat 55 ekor anjing liar yang banyak berkeliaran di jalan yang di eliminasi. Sebelum kami dilakukannya eliminasi massal, kami sudah sudah bersurat kepada desa untuk menginformasikan kepada masyarakat akan ada eliminasi anjing,” jelasnya.
Dalam eliminasi ini pihaknya mengajak aparat Banjar dalam menyasar anjing yang mana bisa ditembak ataupun yang tidak,meskipun sebelumnya sempat mendapatkan vaksinasi dan sudah bertanda kalung bisa saja anjing tersebut tertular.
Untuk mengantisipasi terjadi gigitan anjing yang positif rabies pihaknya akan menjadwalkan vaksinasi massal kembali. Terutama terfokus wilayah di Kecamatan Tabanan. Sedangkan untuk di kecamatan yang lain juga akan dijadwalkan vaksinasi massal terutama yang memasuki zona merah.Dan untuk sementara vaksinasi dalam waktu dekat ini akan dilakukan di Kecamatan Tabanan,” terang Murya.
Sebelumnya, tiga orang warga Tabanan tergigit anjing liar di Banjar Sakenan Beleran, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan,pada Minggu (19/3) diantaranya, I Ketut Widiana, Ni Ketut Puspa Wardani, dan I Gede Oka.
Memang dari tiga korban tersebut tidak parah, namun mereka tetap mendapatkan Vaksinasi Anti Rabies (VAR) mengingat anjing yang menggigit positif rabies. Setelah anjing itu dieliminasi dan sampel otaknya di cek lab, anjing tersebut positif rabies.