- Advertisement -
Beranda blog Halaman 819

Lupa Matikan Api Saat Goreng Sambal ” Warung Nasi Yamini Terbakar “

Pantaubali.com – Tabanan –  Warga Banjar Gegelang, Beraban, Kediri, Tabanan, tiba-tiba saja panik. Pasalnya, siang hari, Kamis (23/8) kemarin, sebuah warung nasi milik Yamini asal Ponorogo.

Menurut penuturan Yamini, kebakaran tersebut dipicu karena dirinya lupa mematikan api saat menggoreng sambal untuk jualan lalapan sekitar pukul 13.00 WITA. Perempuan asal Jawa ini, malah asyik menyetrika.

Tanpa sadar, api tiba-tiba saja membesar, kemudian merembet dan membakar penggorengan/wajan, ember dan alat-alat dapur lainnya. “Api juga merembet membakar kabel listrik dan pelapon warung,” sebutnya.

Mengetahui warungnya terbakar, ia pun segera berteriak meminta tolong kepada warga sekitar. Akhirnya warg yang berbondong-bondong membantu memadamkan api dengan menggunakan air keran PDAM. Dan si jago merah berhasil dijinakan sebelum tiga unit mobil pemadam kebakaran Tabanan tiba di TKP.

Kesurupan Tidak Berakhir ” Bupati Laksanakan Upakara Guru Piduka “

Pantaubali.com – Tabanan – Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti menggelar ritual Guru Piduka di Pura Tanah Lot, Tabanan, Kamis (23/08/2018).

Menurutnya, ritual tersebut sebagai ucapan terimakasih dan permohonan maaf pasca pagelaran Tari Rejang Sandat Ratu Segara yang melibatkan 1800 penari di Tanah Lot, belum lama ini.

“Prosesi ini sebagai bentuk fuji syukur kehadapan Beliau, karena sesolahan memargi antar (tarian berjalan dengan baik, red), selamat rahayu tampil dengan baik” ujarnya Bupati Eka setelah dirinya melakukan sembahyang sekaligus melukat di Pura Luhur Tanah Lot.

Lebih lanjut mengatakan, ritual tersebut juga untuk memohon pamit bagi para penari, karena saa selesai tari tersebut diadakan, ada yang belum sempat pamit.
Sehingga, pihaknya secara global mewakili permohonan tersebut. Dimana dalam ritual ini, juga dihadiri oleh para kepala sekolah, camat, serta yang lainnya.
“Kami langsung nunas pekulun dan melukat. Saya pun tadi juga melukat,” ujarnya seraya mengatakan, karya agung tersebut sudah berjalan dengan baik.

Sementara terkait guru piduka, Bupati Eka menjelaskan, di setiap upakara besar keagamaan (tidak hanya saat pagelaran tari rejang, red), pasti digelar upakara tersebut. Karena, upakara ini sebagai bentuk permohonan maaf membuat kesalahan secara tidak disengaja.

“Mungkin saja ada dari panitia ada yang bicara tidak benar atau penari yang cuntaka (kotor kain, red) ikut nari, sehingga saya memohon maaf kehadapan beliau, semoga rahayu, selamat, dan bersih, itu aja,” sebutnya.

Sedangkan terkait penari yang kesurupan, menurut Bupati Eka, hal tersebut juga disebabkan unsur x (bebainan) kena unsur positif dari tarian sakral tersebut menyebabkan unsur negative keluar dari tubuh si penari.

“Ini juga disebabkan karena penari ada yang cuntaka, akan tetapi mereka ingin sekali menari, mengingat persiapan selama empat bulan untuk ikut menari. Mereka ingin ikut ngayah dan tampil. Ya kita juga harus pahami itu,” jelasnya.

Selain itu, paparnya, juga ada penari yang tidak mepamit setelah pementasan tersebut selesai. Para penari pulang begitu saja karena ada temannya yang kesurupan. “Dan yang terakhir, memang ada yang kepingit atau dasarnya memang disenangi yang artinya calon-calon yang akan ikut ngayah,” sebutnya.

Tari Janger Klasik Perlu Di Pertahankan

m

Pantaubali.com – Denpasar – Tahun 1950-an sudah ada janger ini dan turun-temurun, sekarang sudah generasi yang ke 21,” ujar kelian banjar dari Desa Singapadu ini, I Made Wijana dengan gurat wajah serius. Janger klasik seperti ini perlu dipertahankan.

Yang sudah ada memanglah patut dilestarikan. Itulah yang menjadi tolak ukur Sanggar Lango Murti untuk senantiasa bergelut dalam mencari generasi penerus Seni Kerakyatan Janger yang sudah ada sejak tahun 1950.

“Sanggar ini di bawah naungan STT (Sekaa Teruna-Teruni-red) di desa kami, jadi sudah barang tentu semua teruna-teruni tergabung dalam sanggar ini,” jelas Wijana. Sebagai kelian, Wijana pun berusaha intens mengawasi anak muda yang menari dan menabuh pada gelar Bali Mandara Mahalango 5.

Setiap latihan Wijana mengawasi dan memberikan masukan-masukan yang dirasa penting. Sudah tampil untuk kedua kalinya, Wijana merasa performa janger kali ini kuranglah maksimal. “Pertama kali kami tampil itu tahun 2016 dan saat itu lebih siap sehingga kami buatkan lakon di dalam janger.

Sedangkan karena banyaknya kesibukan dari para penampil, maka kami hanya menampilkan janger yang sudah kami tarikan turun-temurun,” ungkap Wijana.

Meski dirasa biasa saja, namun bagi salah satu penabuh Sanggar Lango Murti, I Made Dhima Fransima menuturkan dengan garapan janger tanpa lakon, suasana kekentalan klasik sebuah kesenian janger sangatlah terasa. “Memang dulu pakai lakon, sekarang tidak. Tapi dengan yang seperti ini lebih terasa natural dan klasiknya,” jelas Dhima.

Berlangsung di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Denpasar kesenian janger khas Singapadu, Gianyar ini pun terasa klasik dan apik.

Pengamat seni yang juga curator Bali Mandara Mahalango V, I Made Bandem juga menangkap kesan klasik dari penampilan Sanggar Lango Murti.  Justru Bandem menangkap itu kelebihan dan kekuatan dari janger yang ditampilkan Sanggar Lango Murti.

“Sesungguhnya ini janger yang lebih klasik daripada janger-janger yang lain. Karena janger Singapadu ini kombinasi antara janger Peliatan, Singapadu, dan Kedaton yang menjadi puncak-puncaknya janger di tahun 40-an, 48, 47.

Janger ini sedang menjadi model di Bali sesungguhnya karena kombinasi itu,” apresiasi Bandem saat ditemui usai pementasan, Selasa malam (21/8).

Menurut Bandem janger yang ditampilkan ini memang telah menjadi seni klasik saat ini. Bahkan lebih klasik dibandingkan dengan janger Menyali atau janger-janger yang lain. Itu karena janger ini jauh lebih awal dibandingkan janger-janger yang pernah ada.

Menurut Bandem, penataan tarinya ditata dengan  bagus. Begitu juga penataan kecaknya. Selain itu penampilannya terasa komplit.

”Ini sesunggunya model janger yang perlu kita pertahankan. Walaupun saya tahu ada beberapa gending-gending yang sudah tidak dilagukan lagi,” tegas Bandem.

Bagi Bandem boleh saja ada janger-janger model lain tetapi janger yang asli seperti yang ditampilkan Sanggar Lango Murti ada.
Catatan lainnya, menurut Bandem, apa yang ditampilkan ini tidak kuno asal dikemas seperti sekarang. Misalkan koreografinya barang kali dapat improvisasi.

“Tadi itu kan ada gending Pangkur Jawa namanya. Itu seharusnya ditonjolkan lebih banyak. Pangkur Jawa, yang nyanyi solo itu menarik. Janger Singapadu dulu banyak sekali nyanyian solo-solo seperti itu. Mengadu suara baru mejangerannya. Itu yang saya perhatikan kurang ada. Tadi Cuma satu sayang juga, ya tapi ya tetep masih ada,” puji Bandem.

Bupati Eka Apresiasi Semangan Penari Dan Siap Membantu Penari Yang Masih Kesurupan

 

Pantaubali.com-Tabanan- Bupati Tabanan pencetus Tarian Kolosal Rejang Sandat Ratu Segara, Ni Putu Eka Wiryastuti,akhirnya angkat bicara mengenai kesurupan Penari.Dari Keterangan Humas Pemkab Tabanan yang Kami Dapat, Dirinya mengapresiasi semangat para penari dan sarankan “melukat” bagi para penari yang masih mengalami kesurupan setelah pentas di pelataran Pura Tanah Lot, Sabtu (18/8) kemarin.

Mengenai hal itu, Bupati yang akrab disapa Eka tersebut saat dijumpai tim Humas Tabanan, Senin (20/8) malam, mengatakan bahwa adanya gesekan unsur positif dan negatif. Karena Tarian Rejang Sandat Ratu Segara bersifat persembahan kehadapan penguasa segara, memang harus sakral dan berfungsi sebagai pembersih unsur negatif. Sehingga setelah menarikan Tari Kolosal itu, unsur negatif terganggu atas kehadiran unsur positif dan harus dimurnikan melalui penglukatan (pembersihan diri).

“Tarian ini memang dirancang agar sakral dan berfungsi membersihkan unsur negatif yang ada di dalam diri. Bisa saja ada unsur negatif, dan memang pada dasarnya mereka (yang kesurupan) ada kelainan (bebayian) ataukah ada unsur lainnya. Sehingga setelah menari, masuk unsur positif, dan menyebabkan unsur negatif itu terganggu dan terjadi gesekan antara unsur positif dengan unsur negatif”, jelasnya.

Dirinya pun menegaskan bahwa energi negatif bawaan dari dalam diri tersebut memang sulit dilepaskan. Sehingga harus melakukan Penglukatan (pembersihan) di Pura Luhur Tanah Lot). Niscaya dengan melukat bisa menghindarkan diri dari unsur-unsur energi negatif.

“Itu (energi negatif) seperti magnet yang enggak bisa dilepas atau sulit dilepas, makanya kita harus melukat (setelah melakukan tarian). Karena Tari ini adalah pengeruakan atau pembersihan. Jikalau memang dia sakit karena unsur bawaan ya Astungkara dibersihkan”, tambah Eka.

Bupati perempuan pertama di bali itu-pun menambahkan, dikatakannya atau mungkin juga mereka memang ada bawaan unsur niskala, seperti kepingit, ataukah memang harus ngiring dan lainnya yang berhubungan dengan unsur niskala. Sehingga dengan tidak langsung melalui Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini para penari dibersihkan dari unsur-unsur negatif”, ucapnya.

Bahkan sejauh hari sebelum dipilihnya penari, para penari dengan sukarela dan tidak ada unsur pakasaan berpastisipasi dalam menarikan Tari Rejang Sandat Ratu Segara. Dan sudah dijelaskan pula ini adalah Tarian sakral dan bersifat pembersihan unsur-unsur negatif dan juga merupakan persembahan tulus ikhlas kepada penguasa segara (laut). Sehingga, kesurupan dan lain-lain tidak terbantahkan dan pasti terjadi.

“Mereka menari dengan sukarela, jadi ada keinginan, tidak ada unsur paksaan. Dan orang tuanya pun sadar. Sampai ada orang-tuanya bilang akan ajak anaknya mepamit Ke Tanah Lot dan tidak ada masalah”, tegas Bupati Eka.

Dan kedepan apabila masih ada penari yang masih sering kesurupan, Bupati Eka menyatakan siap membantu, sesuai dengan prosesi yang harus dijalankan. Sudah tentu adanya persembahan ini tiada lain untuk tujuan yang baik, dan sudah tentu dari awal penggarapan hingga sebelum dipentaskan dan akan dipentaskan, Bupati Eka selalu memohon kerahayuan, melakukan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot, baik pribadi maupun bersama Penari.

“Dengan adanya kesurupan ini, memang diyakini Tarian itu memang benar-benar sakral. Mengingat Tarian ini nggak main-main, kededepan, kita harus sterilkan dahulu penari sebelum menarikan Rejang Sandat Ratu Segara untuk meminimalisir hal buruk yang akan terjadi”, tutup Eka.

Siswi Kesurupan Lagi Di Kediri ” Orang Tua Minta Tanggung Jawab “

Pantaubali.com-Tabanan-Fenomena Kesurupan terhadap puluhan siswi penari rejang sandat ratu segara tidak berakhir saat se usai pertunjukan,namun sejak kemarin hingga siang tadi 21/08/18 masih ada dua puluh siswi yang kesurupan di sekolah yang berbeda dari yang kemarin.

Ketika tujuh siswi smp 2 dan 3 selemadeg timur mulai bisa pulih dari kesurupan susulan setelah mengalami kesurupan seusai pentas saat Perdana di ajang Tanah Lot Festival,siang Tadi ada 20 Siswi yang mengalami kesurupan di SMP 4 Kediri Tabanan.

Seperti yang di alami oleh seorang siswi SMP Negeri 4 Kediri yang bernama Ni Putu Anisa yang Tampak Merunduk dengan pandangan kosong saat menuju ke area parkir Tanah Lot,seusai melakukan prosesi Guru Piduka dan Nunas tirta penglukatan di Pura Luhur Tanah Lot Siang Tadi.

Orang Tua Anisapun,Ni Ketut Sudarmi Yang sempat Kami temui sambil mengawal anaknya menuju area parkir,Berharap agar Penggagas Tari  Ibu Bupati Tabanan,Ni Putu Eka Wiryastuti Bertanggung jawab atas apa yang di alami anaknya,hal tersebut di lontarkan Ni Ketut Sudarmi karena Rasa khawatir Terhadap Kondisi anaknya yang sampai saat ini masih belum Normal kembali,selain itu dirinya mengaku sangat kesulitan dalam bentuk Biaya Upakara,karena dirinya merupakan Golongan Masyarakat Yang Kurang Mampu dengan kondisi Singgle Farent.

” Semoga Lain Kali Tidak Terjadi lagi,ini pengalaman dan saya minta Ibu Eka ( Bupati Tabanan ) Biar Bertanggung Jawab,Karena Saya Ini orang miskin,apa lagi saya harus nebusin buat banten,Habis Tabungan saya,” Tegas Orang Tua Anisa,Ni Ketut Sudarmi saat kami jumpai seusai melaksanakan Ritual di Pura Tanah Lot siang tadi.

Terjadinya Kesurupan terhadap Siswi SMP 4,di benarkan oleh kepala sekolah SMP 4 Kediri Dewa Sarjana yang sempat kami hubungi via telephone.Kepala sekolah ini pun menuturkan bahwa pihak sekolah sudah segera melakukan penanganan,dengan cara nunas Tirta Ke Pura Tanah Lot dan ngaturan Guru Piduka.

“ Memang ada Kerauhan Atau Kesurupan Pada siswi kami yang sempat ikut sebagai penari rejang Ratu Segara,Tapi Kami belum mendapat kepastian berapa jumlah siswi kami yang kesurupan di sekolah siang tadi “

Dewa sarjana juga menyebutkan Siswi yang mengikuti pementasan Rejang kemarin berjumlah 50 orang,dan justru saat pementasan perdana tidak ada siswi kami yang mengalami kesurupan,namun anehnya malah siang tadi mengalami kesurupan.

 

Ngantuk Pengendara Sepeda Motor ” Tabrak Mobil L300 “

Pantaubali.com-Tabanan- Seorang pengendara sepeda motor Honda Beat nopol P 3742 ZI mengalami kecelakaan. Korban menabrak sebuah mobil L 300 yang sedang melaju dari arah berlawanan di jalur Denpasar – Gilimanuk, Desa Samsam, Kerambitan, Tabanan. Senin (20/8/2018) sekira pukul 04.40 Wita.

Dari informasi yang dihimpun pantaubali.com, pengendara motor yang diketahui bernama Irfan Diana (21) diduga mengantuk saat mengendarai sepeda motornya tersebut dan langsung menabrak kendaraan Mitsubishi L 300 Pick Up nopol P 9375 VN.

Akibat kerasnya hantaman depan L 300, pengendara motor mengalami luka lecet perut bagian bawah, lecet tangan kanan dan kiri,rasa aakit pada paha kanan dan kiri. Untuk mendapatkan penanganan medis pengendara sepeda motor langsung di bawa ke BRSUD.
Selain itu juga terdapat kerusakan cukup parah dibagian depan motor korban. Sementara mobil mengalami kerusakan kendaraan penyok bagian depan,pecah kaca depan.

Kapolsek Kerambitan Kompol I Wayan Suana saat di konfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kronologis kejadian bermula saat sepeda motor Honda Beat nopol P 3742 ZI yang di kendarai Irfan Diana (21) asal Sumber Katimoho RT 01 RW 01 Kecamatan Kerejangan, Probolinggo, Jawa Timur, datang dari arah barat Gilimanuk menuju ke timur jurusan Denpasar setibanya di TKP memasuki jalan datar, diduga mengantuk saat melaju sampai melewati AS jalan pada saat bersamaan dari arah berlawanan datang kendaraan Mitsubishi L 300 nopol P 9375 VN yang di kemudikan Sunaji (58) asal Kendalrejo RT 001 RW 01 Kecamatan Tegal Delimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dan sudah melakukan pengereman karena jarak yang terlalu dekat sehingga terjadinya tabrakan.
Suana pun menghimbau bagi para pengendara sepeda motor ataupun kendaraan lainnya untuk tidak berkendara dalam keadaan mengantuk, karena selain dapat membahayakan dirinya, juga bisa mengakibatkan kecelakaan bagi para pengguna jalan lainnya. “Jangan berkendara bila mengantuk, segera istirahat dan menepi,” terangnya.

Orang Tua Protes ” Penari Rejang Ratu Segara Kerauhan Lagi Di sekolah “

Pantabali.com – Tabanan – Pertunjukkan telah usai namun puluhan siswi SMPN 2 dan 3 Selemadeg Timur yang sempat ikut sebagai penari tarian rejang sandat ratu segara mengalami kesurupan masal di sekolah.

Pada hari Senin (20/8) sekitar pukul 16.00 sore tadi terlihat guru dan para siswi SMPN 2 dan 3 Selemadeg Timur mendatangi Pura Luhur Tanah Lot, Kediri, Tabanan. Kedatangan mereka ke Pura Tanah Lot untuk mepamit (berpamitan) sekaligus menghanturkan guru piduka.

Salah siswi kelas IX SMPN 3 Selemadeg Timur Ni Putu Anik Lestari mengatakan keserupan mulai terjadi usai menarikan tarian rejang sandat ratu segara saat Tanah Lot Festival Ke-2 Sabtu lalu (18/8). Kemudian berlanjut hingga pulang ke rumah.

Tidak hanya itu,ternyata keserupan juga terjadi ketika sedang mengikuti pelajaran di sekolah siang tadi sekitar pukul 12.00 wita sebelum pulng sekolah.

“Yang keserupan 6 penari rejang sandat ratu segara di sekolah. Yang saat itu usai bersembahyang sekitar pukul 12.00 siang,” kata Lestari saat ditemui usai bersembahyang di Pura Luhur Taban Lot.

Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 3 Selemadeg Timur Putu Arta Pujangga mentuturkan sebanyak 25 siswi sebagai penari rajang sandat ratu segara. Tujuh orang siswa kesurupan saat menari tari rejang sandat ratu segara di Tanah Lor Festival.

“Ketujuh siswi tersebut malah kesurupan kembali ketika berada di sekolah. Seketika berteriak histeris saat sembahyang di pura sekolah. Satu orang pertama kesurupun siswa kelas IX atas nama mia. Kemudian kontak ke siswa lainnya. Yang juga mengalami kesurupan,” terangnya saat mengantarkan siswa ke Pura luhur Tanah Lot.

Dikatakan Pujangga saat siswinya kesurupan di sekolah meminta agar dibawa ke Pura Luhur Tanah Lot dan Pura Luhur Beji Tanah Lot. Untuk menghanturkan guru piduka.

Pasalnya, mendengar dari cerita siswi yang kesurupan selalu terdengar gamelan dan nyayian ratu segara Nyi Roro Kidul. “Kami yang juga merasa khawatir dengan keadaan siswa yang tidak ada hentinya kesurupan. Akhirnya berangkat ke pura luhur Tanah Lot untuk mepamit,” tandasnya.

Sementara itu salah satu siswi SMPN 2 Selemadeg Timur Luh Dina Sri Antari yang juga datang ke pura luhur Tanah Lot mengungkapkan dirinya mengalami kesurupan usai menari tarian rejang sandat rau segara. Saat di rumah pun dirinya masih terus kesurupan. Ada 5 orang teman yang masih kesurupan di rumah dan belum dibawa ke Pura Luhur Tanah Lot.

“Orang tua yang khawatir dan was-was akhirnya langsung mengajak ke Puru Luhur Tanah Lot untuk menghanturkan guru piduka,” ujarnya.
Diakui Sri Antari setiap kali tidur malam sering didatangi roh-roh wanita cantik pengiring ratu pantai selatan yang berpakaian hijau.
“Tidak hanya itu tubuhku sulit dikendali, setiap mendengar gamelan dan nyayian ratu segara. Sekita harus menari. Gamelan dan nyanyian itu terus saya ingat tidak dapat dilupakan,” jelasnya.

Disisi lain orang tua siswi yang enggan disebutkan namannya mengungkapkan pemerintah Tabanan semestinya menyelesaikan masalah ini. Anak yang datang menari dalam kondisi normal. Malah pulang menari kesurupan,dn sampai saat ini kondisinya belum pulih.

“Kami tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Kami cukup khawatir. Bahkan ada salah satu siswa yang kesurupan juga semapt dirawat di rumah sakit,” tandas orang tua siswi asal Desa Tanggutiti, Selemadeg Timur ini.

Waauooo ” Pentaskan Rejang Ratu Segara ” Sempat Beredar Proposal Persiapan Dana Mencapai Rp 2 M

Pantaubali.com-Tabanan-Ditengah Defisit anggaran Pemerintah Kabupaten Tabanan yang mencapai Rp 31 Miliar. Pemerintah Tabanan melalui dinas Kebudayaan malah susah payah kumpulkan dana untuk pagelaran Tari Rejang Ratu Segara yang Telah di pentaskan di ajang Tanah Lot art And Food Festival ke 2 pada tanggal 18/08/2018.

Sungguh pantastis anggaranya untuk sekelas festival selama tiga hari mulai pada tanggal 18 sampai 20 agustus dengan anggaran dana mencapai Rp 2 Miliar Lebih.

Informasi yang berhasil kami dapat pada hari ini Tanggal 20/08/2018 Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan meluncurkan Profosal Festival Tanah Lot yang bertanda tangan langsung Bupati Tabanan NI Putu Eka Wiryastuti dengan Surat pengantar nomor 045.2/912/Disbud dengan judul proposal “Mighty Presentation of Tari Rejang Sadat Ratu Segara“.

Proposal tersebut di kirimkan ke sejumlah OPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan,seperti Dinas Koprasi,Dinas Penanaman Modal,Dinas Pariwisata dan beberapa Dinas Lainya yang di nilai Mampu memberikan Kucuran Dana Untuk melancarkan Pelaksanaan Tanah Lot Festival.

Kepala Dinas Kebudayaan I Gusti Ngurah Supanji yang sempat kami mintai keterangan terkait profosal,mengakui memang benar adanya Pengedaran profosal mengingat tidak adanya dana yang ter anggarkan di dinas kebudayaan untuk pembiayaan Tari Rejang Sandat Ratu Segara dengan jumlah penari sebanyak 1800,yang akan di pentaskan di Tanah Lot Festival.

“ Karena Kegiatan ini kan berdiri sendiri,Jadi tidak adanya dana yang ter anggarkan di Dinas Kebudayaan,sehingga yang namanya kegiatan kesenian kan sudah biasa itu,dari dan oleh,oleh seniman dan masyarakat sehingga kami ada profosal untuk minta dukungan agar seni dan budaya bisa di kembangkan.”

“ Tapi ketika kita sebarkan profosal itu,sambutanya tidak sesuai harapan,dalam hal ini profosal yang di sebarkan Nol Persen sehingga akhirnya di masukkanlah di pembiayaan Festival,dan profosal gak jadi “ ungkap Supanji.

Padahal dari informasi yang kami dapat sudah ada beberapa OPD di Tabanan yang sudah menyetorkan Dana profosal tersebut ke dinas kebudayaan,ketika mani Tanya lagi Kadis kebudayaan menjawab “ kami belum cek,” tegasnya.

Dalam profosal yang beredar di kalangan OPD tertera jelas berapa total pembiayaan yang di butuhkan untuk pementasan Tari Rejang Sandat Ratu Segara.

Dari data yang kami ketahui Tarian tersebut membutuhkan anggaran dana khusus untuk kostum penari senilai setengah Miliar Lebih atau Rp 585 juta dan untuk aksesoris penari senilai 108 juta,untuk biaya Pembina tari sebanyak 50 orang 75 juta,Penata Tari dua orang 30 juta,biaya konsumsi Gladi kotor dan bersih 158 juta,biaya proverti even lighting floring,sound system,panggung VIV Tenda transit senilai 1 Miliyar lebih 190 juta,Biaya dokumentasi 200 juta,Biaya Akomodasi,Transportasi 100 juta,Biaya Pengamanan 50 Juta,dari semua biaya yang di butuhkan Pertunjukkan Tari Rejang Sandat Ratu Segara sesuai Profosal yang di Edarkan Ke sejumlah OPD DI lingkup Pemerintah Kabupaten Tabanan Mencapai Rp 2,5 Miliar.

Di Sisi Lain Ketika Kadis Kebudayaan mengaku biaya tersebut akhirnya di limpahkan Ke Tanah Lot,Manager Tanah Lot Toyo Adnyana yang sempat kami mintai keterangan mengaku anggaran dana untuk festival tahun ini mencapai 2 Miliar Kurang Lebihnya.

“ Khusus untuk Tari Rejang Tidak sepenuhnya Di siapkan Dari Tanah Lot “ karena sponsor yang akan membantu contohnya Bank BPD jelas Toyo Adnyana.

Dan khusus untuk Tari Rejang memang di Handle langsung oleh dinas kebudayaan dan dana yang masukpun akan langsung masuk ke rekening Dinas Kebudayaan Imbuhnya.

Gempa Di Lombok Bukit Abang Longsor

 

Pantaubali.com – Bangli – Dampak gempa Bukit Abang yang berlokasi di sebelah Timur Desa Buahan, Kintamani tergolong labil.

Terbukti dampak dari goyangan gempa Lombok Minggu (19/8/2018) siang membuat lereng Bukit Abang ambrol.

Longsoran tebing menggangu akses jalan akibat tumpukan material bebatuan.
Perbekel Desa Buahan I Wayan Suardi saat dikonfirmasi mengungkapkan tebing tersebut saat ini masih labil dan sering longsor.

Pasca digoyang gempa 7,0 SR beberapa waktu lalu. Tidak ada korban jiwa maupun material,mengingat tempat kejadian jauh dari pemukiman warga”ujarnya.

Menurutnya kedepan jika hujan akan terjadi banjir bandang karena tebing sangat tandus akibat longsor. Diimbau kepada masyarakat yang akan melewati jalan tersebut agar berhati hati, mengingat jalan tersebut masih rawan longsor. Dan sangat berbahaya apabila dilewati kendaraan,”katanya.

Kedepan Pemerintah dalam hal ini Pemkab Bangli terutama instansi terkait perlu memikirkan dengan melakukan reboisasi maupun mempersiapkan alat berat untuk menyingkirkan tanah bekas longsor agar tidak mengganggu lalulintas.

”Kami sangat mengharapkan perhatian dari Pemerintah untuk membantu alat berat maupun tanaman untuk penghijauan disekitar Gunung Abang yang saat ini mengalami bencana longsor,” harapnya.
Sementara itu informasi dari Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi membenarkan, tebing bukit abang kembali longsor pasca terjadinya gempa, Minggu (19/8/2018) siang. Akibatnya, akses jalan dari Desa Abang, Desa Terunyan menuju Desa Buahan terganggu.
Dihimbau warga untuk sementara agar berhati – hati dan waspada adanya gempa susulan. Pihaknya juga telah menerjukan sejumlah personel di lokasi.

Wabup Sanjaya Lepas Tracker Di Antosari Serangkaian Hut kemerdekaan

Pantaubali.com-Tabanan-Warga Banjar Bade Gede, Antasari, Selemadeg Barat gelar event bagi para Tracker di Tabanan melalui wadah “Hacker Merah Putih Trail Adventure, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 73, Minggu (19/08/2018) bertempat di areal persawahan Banjar Bade Gede, Antasari.

Kegiatan yang diikuti oleh ratusan tracker dari seluruh Tabanan itu dihadiri oleh Orang nomer dua di Tabanan, yakni Wakil Bupati I Komang Gede Sanjaya, sekaligus melepas para Tracker menuju arena perlombaan.

Turut hadir mendampingi saat itu, anggota DPRD Tabanan, I Gede Purnawan dan I Made Ekadana, Camat, Perbekel serta Tokoh Masyarakat Setempat.

Sebelum pelepasan Wabup Sanjaya melihat-lihat sekeliling areal persawahan yang sangat Indah tersebut. Dirinya memuji panorama disana, bagaikan keindahan yang terpendam. Diharapkan dengan digelarnya Hacker Merah Putih Trail Adventure ini bisa mempromosikan keindahan alam Banjar Bade Gede.

Pada saat setelah pelepasan kegiatan yang juga diperuntukkan untuk pembangunan Balai Banjar, Alumni SMA TP 45 Tabanan itu juga sempat menyemangati beberapa tracker, dan poto bersama. Wabup yang akrab disapa Pak Komang Sanjaya ini sangat antusias melihat semangat para tracker. Terlebih semangat warga Banjar Bade Gede untuk mempromosikan Daerahnya.

“Semangat buat para Tracker dan Sukses bagi masyarakat Bade Gede. Apalagi ini untuk membangun Balai Banjar, dan kami di Pemerintah pasti akan di bantu”, ucapnya.
Sesuai pantauan dilapangan, Wabup Sanjaya juga menghaturkan punia sebagai cihna bhakti terhadap masyarakat yang diterima oleh Panitia. Juga undangan yang hadir-pun turut membantu menyerahkan punia kepada masyarakat yang mayoritas penduduknya Petani tersebut. @humastabanan.