- Advertisement -
Beranda blog Halaman 808

Jelang Pileg 2019, Pelanggaran di Tabanan Minim

TABANAN – Pantau Bali, Sejak memasuki masa kampanye Pileg 2018 pada 23 September 2018 lalu, pelanggaran yang dilakukan para caleg maupun partai politik (parpol) di Tabanan terbilang minim. Hal tersebut diungkapkan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tabanan I Made Rumada, SE., Jumat (7/12/2018).

Ditemui di kantornya disekitaran Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Tabanan Rumada menyebutkan, adapun bentuk pelanggaran yang terjadi di Tabanan berupa pelanggaran pemasangan alat peraga kampanye (APK). Ini terjadi pada seluruh kecamatan di Tabanan.

Dijelaskannya, pelanggaran pemasangan APK ini umumnya dalam bentuk pemasangan diluar zona yang ditentukan. Pelanggaran lainnya berupa pemasangan yang semestinya ditempat pribadi namun dipasang diranah publik.

Didampingi Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga, terhadap adanya pelanggaran tersebut Rumada mengatakan sesuai dengan tupoksinya, pihak Bawaslu Tabanan melakukan tindakan dalam tiga bentuk. Yakni pengawasan, pencegahan dan dalam bentuk tindakan.

Khusus dalam bentuk pencegahan, pihak Bawaslu Tabanan telah mengedarkan Surat Cegah Dini mulai tanggal 3 Desember 2018 lalu. Dijelaskan surat tersebut diedarkan kepada seluruh caleg di Tabanan, termasuk pula kepada Bupati dan Wakil Bupati Tabanan, para perbekel serta BPD.

“Surat Cegah Dini tersebut memuat himbauan agar semua caleg, parpol dan berbagai pihak lainnya untuk mengikuti aturan-aturan dan perundang-undangan agar terwujudnya pemilu yang demokratis,” tutupnya. PB-
Rah

Cok Rat ” Masa Depan Bali Tergantung dari Pertanian “

DENPASAR – Pantau Bali, Banyak pihak mengkhawatirkan bahwa Bali diambang kehancuran. Terhadap sering munculnya wacana tersebut, tentu berbagai komponen masyarakat Bali harus segera mengambil sikap dan mencari solusi terbaik.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI nomer B-67 wakil Bali Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, SH., Jumat (7-12-2018) mengatakan, menyelamatkan dan menjaga masa depan Bali harus berawal dari penyelamatan dunia pertanian. Lebih jelasnya lagi, menyelamatkan Bali harus dengan menyelamatkan palemahan atau lahan-lahan Bali. Hal tersebut dikarenakan Bali sejatinya daerah agraris.

“Menyelamatkan Bali harus dengan pendekatan budaya, yakni budaya agraris,” ungkapnya.

Politikus sepuh Bali tersebut menjelaskan, budaya Bali yang terwarisi saat ini adalah warisan peradaban dari kecerdasan para tetua Bali. Seperti misalnya subak dan banyak hasil karya seni yang terinspirasi dari dunia pertanian.

“Bertahannya taksu Bali dan harapan masa depan Bali sangat tergantung dari mampu atau tidaknya semeton Bali menjaga lahan-lahan pertanian,” sebutnya.

Cok Rat sendiri menyebutkan bahwa lahan-lahan pertanian Bali saat ini masih memiliki harapan besar bagi terwujudnya kemandirian pangan lokal. Berbeda halnya dalam skala nasional yang masih impor beras. Salah satunya impor dari Vietnam.

“Bali masih mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Meskipun gabah produksi Bali banyak diolah di Banyuwangi untuk dijadikan beras karena di Bali saat ini belum ada mesin penyosohan beras berskala besar,” jelas mantan Bupati Badung dan mantan Ketua DPRD Bali ini.

Terkait penyelamatan masa depan Bali yang berawal dari pertanian ini, Cok Rat kemudian memandang pentingnya keberpihakan DPR dan pemerintah pusat membuat payung hukum atau undang-undang untuk menghentikan penjualan lahan. Termasuk menghentikan alih fungsi lahan-lahan Bali.

“Negara harus mengambil peran agar budaya agraris khususnya budaya agraris di Bali terselamatkan,” imbuhnya.

Hal tersebutlah yang membuat nurani Cok Rat terpanggil untuk memperjuangkan Bali ditingkat pusat dengan kembali menjadi calon anggota DPD RI nomer urut 21.

Cok Rat mengatakan, selama lima tahun menjadi salah satu dari empat putra terbaik Bali di kursi DPD RI telah melakukan perjuangan keras dengan memberikan masukan kepada DPR dan pemerintah. Salah satu realisasinya adalah transfer dana dari APBN kepada pemerintah desa.

Transfer tersebut menurutnya bisa untuk perbaikan infrastruktur. Misalnya memperbaiki jalan subak. Sementara bagi desa yang ada di kota, selain untuk infrastruktur bisa juga untuk pemberdayaan masyarakat. Seperti mendorong tumbuhnya usaha-usaha kecil. PB – 02

Rayakan Ultah, DP Meriahkan dengan Pemberian Bingkisan

TABANAN – Pantau Bali – Tanggal 11 Desember 2018 yang akan datang Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Tabanan merayakan ulang tahunnya yang ke 16. Perayaannya sendiri akan digelar pada Kamis (13/12/2018) bertempat di sekretariatnya, di Jalan Wibisana nomer 2, Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken, Tabanan.

Demikian yang diungkapkan ketua DP Tabanan Drs. I Wayan Madra Suartana, M.Si kepada awak media ini. Menurutnya, perayaan HUT DP Tabanan tahun ini akan dimeriahkan dengan memberikan bingkisan dan piagam penghargaan bagi tokoh ataupun insan-insan pendidikan di Tabanan.

“Mereka-mereka yang akan kami berikan penghargaan tersebut adalah pihak-pihak yang selama mendukung program-program DP dan Klinik Pendidikan Tabanan,” ungkapnya.

Mantan Ketua STISIP Margarana Tabanan ini menjelaskan, proses penyerahan bingkisan dan penghargaan ini berdasarkan pengamatan DP Tabanan dan juga dari hasil monitoring dan evaluasi (monev). Pengamatan langsung dan monev yang dimaksudkannya ini dari pelaksanaan angket terkait dengan prosentase realisasi program-program DP.

Ditambahkannya, adapun pelaksanaan atau realisasi dari program-program DP tersebut diantaranya pelaksanaan buku saku dan tata tertib siswa dan pengelolaan perpustakaan. Selain itu juga ada pembelajaran inovatif, penelitian tindakan kelas dan karya tulis ilmiah bagi tenaga guru yang berstatus PNS.

Madra Suartana kemudian memaparkan pihak-pihak yang akan mendapatkan bingkisan dan penghargaan tersebut. Katagori kepala sekolah (kepsek) untuk tingkat SMP sebanyak 16 kepsek dari total 40 kepsek. 12 kepsek SD dari 360 kepsek, 1 kepsek TK dari total 200an kepsek TK.

Selain itu penghargaan ini juga diberikan kepada tiga orang guru penulis PTK terbaik, 5 guru penulis satwa Bali dan 8 tenaga TU yang ditugaskan mengelola perpustakaan.

“Penghargaan untuk siswa masing-masingnya kami berikan untuk tiga orang,” imbuhnya.

Adapun penghargaan untuk siswa tersebut diberikan kepada siswa berprestasi dalam ajang berpidato bahasa Bali untuk tingkat SMP dan lomba mesatwa Bali untuk siswa SD.

“Dengan pemberian bingkisan tersebut diharapkan semua pihak ikut aktif mendukung program-program kami dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Tabanan,” tutup Madra Suartana. PB-Rah

Bawaslu Tabanan Libatkan Prebekel untuk Pengawasan Pemilu 2019

Tabanan – Pantau Bali – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tabanan, gencar menggelar koordinasi dalam rangka menghadapi Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dalam Pemilihan Umum Tahun 2019. Seperti yang digelarnya di Warung CS Bedha Tabanan, belum lama ini.

Pada tersebut, pihak Bawaslu Tabanan menghadirkan 10 orang Prebekel Kecamatan Kerambitan dan 10 orang Kecamatan Selemadeg Timur serta Pengawas Pemilu Kecamatan ( divisi HPP) Se Kabupaten Tabanan.

Tampil sebagai narasumber Ketua Bawaslu Bali, Ketut Ariani, I Made Rumade, SE, DRS I Gede Putu Suarnata, dan sebagai moderator I Ketut Narta, SE.

Ketua Bawaslu Bali, Ketut Ariani menyampaikan suatu spirit dan mengapresiasi dengan ikut serta para Prebekel dalam acara Rakor ini. Sebagai pemimpin di wilayah desa diharapkan bisa membantu menciptakan kesejukan, kedamaian dan mensukseskan hajatan Pemilu Tahun 2019. Ariani menghimbau jangan terlibat dalam politik praktis, jangan sampai Prebekel memfasilitasi dan sebagai moderator dalam Kampanye/ simakrama.

Netralitas Prebekel, Perangkat Desa dan BPD dalam Kampanye Pemilu Tahun 2019 ini sesuai dengan bunyi Dasar hukum UU No 6 Tahun 2014, UU No 7 Tahun 2017, pasal 280, ayat(2) huruf h, i, j, pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu dilarang mengikut sertakan; Kepala Desa, Perangkat Desa dan anggota Badan Permusyawaratan Desa dalam Kegiatan kampanye. Pelanggaran terhadap larangan kampanye pasal 280 ayat (2) merupakan tindak pidana pemilu, dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.12.000.000.

Ariani juga mengatakan, tanggung jawab bahwa sebagai pelayan publik menjaga marwah, Prebekel, perangkat desa, BPD agar tidak terpengaruh pada kepentingan orang perorang atau kelompok tertentu, sebagai pengayom masyarakat. Selain juga tidak terpengaruh sirkulasi kekuasaan politik.

Sementara Kordiv HPP Bawaslu Kabupaten Tabanan, Drs I Gede Putu Suarnata, menyampaikan metode Kampanye yang diatur dalam PKPU Nomor 23 Tahun 2018, Bab IV, pasal 23 yaitu; pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran Bahan Kampanye kepada umum, pemasangan APK, media sosial, iklan media cetak, media elektronik, dan media dalam jaringan, rapat umum , debat pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Peserta Pemilu dapat melakukan pertemuan terbatas dan dapat dilaksanakan di dalam ruangan dan di gedung tertutup. Peserta Kampanye yang diundang pada pertemuan terbatas dengan jumlah peserta paling banyak 3.000 orang untuk tingkat nasional, 2.000 untuk tingkat provinsi dan 1.000 tingkat Kabupaten/ kota.

Ketua Bawaslu Kabupaten Tabanan, I Made Rumada mengungkapkan, Bawaslu menjalankan tugas, pencegahan, Pengawasan dan Penindakan dalam Pemilu Tahun 2019. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pelanggaran Pemilu adalah; pasal 454 Pelanggaran pemilu berasal dari temuan pelanggaran Pemilu dan laporan pelanggaran pemilu, Pelanggaran kode Etik Penyelenggara Pemilu dan Pelanggaran Administratif.

Menurutnya, untuk pelanggaran Pemasangan Alat Peraga Kampanye dan dan Citra diri Peserta Pemilu untuk di Tabanan masih sedikit dibandingkan ditempat lain. Meski demikian ia meminta Peserta pemilu, Calon DPR, DPD dan DPRD tetap mengikuti sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku.

Ia menambahkan, pemasangan Alat Peraga Kampanye sekarang menjadi perhatian Bawaslu Tabanan dan dengan jajarannya di tingkat kecamatan serta desa.

“Petugas kami dibawah kucing-kucingan dalam pencegahan terjadinya pemasangan alat peraga kampanye di tempat yang dilarang,” jelasnya.

Rumada mengimbau para Prebekel ikut berperan serta mensosialisasikan dan melakukan pencegahan tentang hal-hal yang dilarang pada tahapan kampanye Pemilihan Umum Tahun 2019. Pantau Bali-Rah

Putrayadi, Nyaleg untuk Perjuangkan Desa Adat Tidak Terkontaminasi Politik

TABANAN – Pantau Bali, Sebagai pengusaha properti, pendapatan yang masuk tentu cukup menggiurkan. Selain juga tentunya tantangan dan berbagai resiko yang harus siap dihadapi.

Meski demikian, seorang politikus muda dari Desa Sanggulan, Kediri, Tabanan justru siap membagi waktu dari kucuran deras keuntungan bisnis propertinya dengan dunia politik. Mantan kelian dinas Sanggulan ini kini sedang memasang strategi jitunya untuk bisa melenggang ke kursi DPRD Tabanan.

Ditemui dikediamannya, pemilik nama I Made Putrayadi ini mengaku sejak beberapa tahun silam sudah terjun didunia politik. Karir tertingginya saat ini, ia dipercaya sebagai sekretaris Partai Nasdem Kabupaten Tabanan.

“Astungkara, saya dipercaya oleh induk partai sebagai caleg nomer dua pada Pileg 2019 nanti untuk Dapil Kediri-Marga,” ungkapnya.

Terkait dengan pencalegannya ini, pria kelahiran 7 Desember 1981 ini tidak memiliki target suara yang muluk-muluk. Mengingat pertarungan pada Pileg 2019 nanti diakuinya cukup berat dengan adanya sekitar 80an orang caleg pada dapilnya.

“Saya menargetkan perolehan suara cukup untuk merebut kursi sebagai anggota legislatif lima tahun kedepan,” sebutnya tanpa menyebut angka pastinya.

Untuk memenuhi target tersebut, suami Marini Susilo ini mengaku menerapkan strategi sederhana. Yakni dengan membentuk dan memperkuat kelompok suka duka yang dirintisnya dari beberapa tahun silam. Adapun program kerja kelompok suka dukanya tersebut diantaranya membantu menjembatani pelayanan kesehatan, pengurusan KTP dan beberapa program lainnya.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi target perjuangannya hingga ia berani keluar dari zona nyaman sebagai pengusaha dan kini memilih turun gunung merambah dunia politik?

“Saya terpanggil untuk memperjuangjkan aspirasi masyarakat Kediri,” jelasnya.

Selain itu ia ingin berjuang agar desa adat yang merupakan benteng terakhir bagi terlestarikannya budaya Bali bisa terbebas dari kontaminasi politik. Pantau Bali, Rah

Teh, Produk Jatiluwih yang Mulai “Hangatkan” Bali

TABANAN – Pantau Bali, Selain pesona terasering alam pesawahannya, Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel, Tabanan juga dikenal dengan produk beras merahnya. Kini, oleh seorang petani asal Bandung yang sejak beberapa tahun lalu menetap di desa tersebut, Jatiluwih telah menambah produk baru berupa teh, selain dengan teh beras merahnya.

Petani teh di Desa Jatiluwih yang sekaligus pula pionir petani teh di Bali Wawan Setiawan kepada awak media ini menuturkan, budidaya teh yang dilakoninya ini berawal dari pengalaman masa kecil di tempat kelahirannya yakni di Bandung yang biasa melihat kawasan kebun teh. Pensiun dari mengelola usaha kerajinan berbahan dasar kulit, pada Januari 2011 lalu ia mencoba menanam 125 pohon teh pada lahan pribadinya di Jatiluwih.

“Uji coba budidaya teh tersebut saya lakukan pada lahan seluas kurang lebih dua are dengan jarak tanam 60 sentimeter. Bibit saya beli langsung di Bandung dengan harga Rp. 15 ribu per bibit,” ungkapnya.

Uji coba budidaya teh pada lahannya di Jatiluwih ini dilakukannya dengan biasa-biasa saja namun diawali dengan sebuah ritual sederhana dan proses tanam hingga panen seratus persen organik. Adapun pupuknya dengan memanfaatkan kotoran burung sriti yang berkembang biak di kediamannya.

Dua tahun kemudian, pria kelahiran 27 Oktober 1957 ini mulai memetik hasil uji cobanya membudidayakan tanaman teh di Jatiluwih. Dari panen perdananya itu ia berhasil memetik satu kilogram daun teh untuk selanjutnya dipanen secara rutin tiap minggu sekali. Selain juga dari sebagian pohon teh yang kini tumbuh subur dikebun samping kediamannya itu ia manfaatkan untuk bibit.

Agrowisata Teh
Sejak beberapa tahun lalu, selain untuk diolah menjadi teh siap konsumsi, pemilik Code Blue Clinic ini juga telah memperluas lahan budidaya tehnya pada empat lokasi berbeda namun masih disekitaran kediamannya. Adapun total lahan budidaya teh tersebut seluas dua hektar dengan total pohon yang ditanamnya sebanyak 20 ribu pohon.

Sementar pemasaran hasil panen budidaya tehnya ini kini telah mulai merambah pasar lokal, terutama di sebuah restoran dan beberapa cafe di Bali. Selain juga dibeli langsung oleh wisatawan yang menginap di villa miliknya yang bernama D’Wan Tea Bali.

Teh produknya yang memiliki kelebihan dengan istilah biodynamically cultivated ini dipasarkan dengan dua kemasan menarik. Yakni dengan kemasan kaleng kecil isi 50 gram dengan harga jual Rp. 50 ribu dan kemasan bungkus kertas seharga Rp. 175 ribu dengan berat 250 gram.

“Kelebihan produk teh kami ini adalah adanya proses ritual sebelum ditanam dan sebelum dipanen serta 100 persen organik. Sehingga disebut teh biodynamically cultivated,” jelasnya.

Kehidupan Wawan Setiawan membudidayakan tanaman teh di desa yang dikenal sebagai penghasil beras merah ini mulai diminati oleh beberapa petani lokal. Iapun dengan senang hati berbagi pengalaman membudidayakan tanaman teh untuk memanfaatkan lahan tegalan ataupun lahan tidur disekitar Jatiluwih.

Ia menjelaskan sejatinya disekitaran Jatiluwih dengan ketinggian lahannya diatas 600 meter dari permukaan laut sangat cocok untuk budidaya teh. Produk teh sendiri dikonsumsi oleh hampir semua kelompok umur. Investasi hanya sekali tanam dan teh bisa dipetik seumur hidup.

Itu artinya lanjut pria murah senyum ini, budidaya teh sangat layak dilakukan para petani diseputaran Jatiluwih. Terutama para petani yang memiliki lahan tidur.

Sebagai destinasi wisata yang cukup terkenal, dengan membudidayakan tanaman teh juga akan menjadi penambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Jatiluwih.

“Budidaya teh bisa dijadikan sebagai wisata agro,” tutupnya. Pantau Bali, Rah

Tangkil di Luhur Petali, Jacquelyn Dapat Pawuwus untuk Masa Depan Tabanan

TABANAN-Pantau Bali, Beberapa hari yang lalu awak media ini mendapat kesempatan langka. Yakni mendampingi rombongan dari Puri Ubud melakukan persembahyangan di Pura Luhur Petali dan Luhur Batumadeg. Kedua khayangan tersebut berlokasi di lereng selatan Gunung Batukaru atau tepatnya di Desa Jatiluwih, Penebel.

Rombongan dari Puri Ubud yang dipimpin Cokorda Krhrsna Sudarsana ini juga diikuti oleh seorang perempuan muda warga Filipina, Jacquelyn Sy. Menariknya, usai persembahyangan Jacquelyn menceritakan tentang pesan niskala yang diterimanya. Seperti apa? Berikut laporannya.

Perempuan berparas cantik kelahiran Manila 13 Juni 1980 ini menyebutkan Tabanan ibaratnya berada ditengah satu bintang segi lima. Pada kelima sisinya mengandung unsur Panca Maha Butha. Yakni unsur api, tanah, air, udara dan akasa.

“Dengan dikelilingi oleh lima unsur tersebut menjadikan Tabanan memiliki cahaya spiritual yang sangat kuat,” ungkapnya.

Cahaya spiritual tersebut lanjutnya, akan semakin bercahaya apabila kelima unsur tadi sudah seimbang dan akan menjadi taksu yang sangat hebat bagi Tabanan kedepan. Setidaknya, dengan seimbangnya kelima unsur tadi akan menjadikan kehidupan masyarakat Tabanan semakin sejahtera.

Jacquelyn menambahkan, saat ini kelima unsur yang mengelilingi Tabanan tersebut belum seimbang. Contohnya, belum seimbangnya pada unsur api dan air. Ini akan berdampak terhadap sikap apatis masyarakat terhadap pemerintah.

Menariknya lagi, Jacquelyn mengingatkan bahwa ketidakseimbangan antara unsur api dan air tadi juga dikarenakan lemahnya berbagai pihak di Tabanan dalam pengelolaan sampah plastik yang kemudian berimbas pada terbunuhnya banyak unsur pada kesuburan tanah.

Terhadap kondisi tersebut Jacquelyn yang telah mengunjungi 60 negara dan sejak dua tahun terakhir pulang pergi Bali-Filipina ini mengingatkan agar semeton Tabanan mengembalikan dirinya pada jejak-jejak luhur para leluhurnya dalam menghormati alam, terutama tidak merusak alam Bali dengan membuang sampah plastik. Termasuk menghentikan penggunaan plastik dan menghentikan pembuangan sampah plastik di Pura atau tempat suci.

“Jadikan pura atau khayangan sebagai tempat suci yang semestinya. Menjaga kesucian pura harus dengan meminimalisir atau meniadakan sama sekali penggunaan plastik di pura,” sebutnya.

Jacquelyn juga mengatakan, terkait dengan menjaga cahaya taksu Tabanan dengan meniadakan penggunaan plastik ini, bisa dilihat dari berbagai lontar-lontar kuno yang sangat jelas mengisyaratkan bahwa para leluhur orang Bali sangat menghormati alam dan hidup selaras dengan alam tanpa tergantung dengan penggunaan plastik. Memang, plastik sendiri umum digunakan dalam beberapa dekade terakhir ini. Namun justru semenjak penggunaan plastik umum oleh manusia hingga oleh manusia Bali di berbagai tempat suci, kesucian pura mulai tercemar.

Dengan puitis Jacquelyn menyebutkan bahwa masyarakat Tabanan dan juga Bali harus selalu sadar dan bangga bahwa Wanoa Wangsul atau Nusa Bali yang kini lebih dikenal dengan Bali adalah tanah yang sangat istimewa. Salah satu keistimewaan ya adalah Bali merupakan salah satu dari 13 pintu cakra yang ada di planet bumi ini.

Tentu saja, keistimewaan yang dimiliki Bali tersebut harus selalu dijaga oleh seluruh komponen masyarakat Bali. Termasuk pula oleh masyarakat Tabanan yang ibaratnya hidup ditengah wilayah yang menyerupai bintang segi lima dan mengandung lima unsur tadi. Dari pesan niskala yang diterimanya, Jacquelyn berharap masyarakat Tabanan benar-benar menjaga alam Tabanan dengan prinsip-prinsip kelokalan dan menempatkan alam atau ibu pertiwi sebagai ibu kehidupannya.

“Jika masyarakat Tabanan tidak mampu menjaga cahaya dari lima unsur tersebut, bisa dipastikan cahaya tersebut akan terus yang artinya kehidupan masyarakat Tabanan akan hancur,” tutupnya. PB-Rah

Suport Niat Mandiri, Forsuta Sumbang Itik Kepada Dua Anak Yatim Piatu

TABANAN – Pantau Bali, Bertujuan untuk mendukung niat belajar hidup mandiri dua anak kakak beradik yatim piatu di Banjar Subamia Kelong, Desa Subamia, Tabanan, Forum Suara Tabanan (Forsuta) menyerahkan bantuan 50 ekor itik dan pakannya. Bantuan itu diserahkan di kediaman dua anak, baru-baru ini.

Penyarikan Agung Forsuta I Gusti Putu Arthadana menjelaskan, bantuan ini diberikan sebagai bentuk dukungan kepada dua anak tersebut yang sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka ingin belajar hidup mandiri. Kedua anak yatim piatu yang sejak ditinggalkan kedua orang tuanya tersebut merasa kasihan melihat neneknya yang bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Jujur saya salut dan kagum kepada dua anak tersebut yang memiliki tekad luhur untuk belajar hidup mandiri. Mereka berminat pelihara itik, dan kami Forsuta menjembatani untuk modal pembelian bibit itik tersebut,” ungkapnya.

Didampingi salah satu penasehat Forsuta I Made Putrayadi dan bendahara Forsuta I Nyoman Mahardika, Arthadana menjelaskan, dana pembelian bibit itik tersebut datang dari berbagai pihak setelah dirinya menginfokan melalui WA. Dalam hitungan jam setelah menyebar info di WA tersebut, banyak pihak yang mengulurkan bantuannya.

Adapun donatur untuk kegiatan penyerahan bantuan itik tersebut datang dari Ibu Rai Wahyuni Sanjaya (nyonya Wakil Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya), Wayan Sutama (anggota KPU Tabanan), Ibu Rikarona dan Ibu Ari (pegawai Dinas Sosial Tabanan), dr. I GNB Mahayasa, Dewa Usadha dan Ibu Nita.

Ditambahkannya, dua anak yatim piatu tersebut sebelumnya pada tanggal 20 November lalu diberikan bantuan sembako, peralatan sekolah dan sejumlah uang yang juga terkumpul dari para donatur. Dalam beberapa kali kunjungan setelah penyerahan bantuan sembako tadi, dua anak yatim piatu tersebut mengutarakan keinginannya untuk belajar hidup mandiri dengan memelihara itik.

“Kami Forsuta hanya mensuport niat kedua anak tersebut dan menjembatani dengan beberapa individu yang peduli,” tutupnya. PB-Rah

Lima Fraksi DPRD Tabanan Sepakat Bahas Ranperda Dari Usulan Bupati Tabanan

Tabanan – Pantaubali.com – Hari ini Lima fraksi di DPRD Tabanan sepakat membahas empat buah Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) yang diajukan Bupati Tabanan. Kesepakatan itu disampaikan saat sidang paripurna dengan agenda pandangan umum fraksi di gedung DPRD Tabanan, Selasa (3/12). sidang paripurna dipimpin Wakil DPRD Tabanan Ni Made Meliani dan Ni NengahSri Labantari dihadiri Wakil Bupati Tabanan, Dr.I Komang Gde Sanjaya, SE, MM.

Empat Ranperda yang akan di bahas adalah Ranperda tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Ranperda tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase, Ranperda tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pemilihan, Pengangkatan,dan Pemberhentian Perbekel, serta Ranperda tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

Sambutan Bupati Tabanan yang dibacakanoleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gde Sanjaya mengapresiasi atas pandangan umum yang diberikan kelima fraksi di DPRDTabanan. “Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang sama antara eksekutif sebagai lembaga yang mengajukan Ranperda dengan legislatifsebagai lembaga yang mempunyai kewenangan membahas Ranperdauntukmewujudkan produk hukum daerah sebagai landasan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Tabanan,” ungkap Wabup Sanjaya.

Wabup Sanjaya sepakat dengan kelima Fraksi di DPRD Tabanan bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi para perbekel perlu dilakukan peningkatan kapasitas perbekel melalui bimbingan teknis dan pelatihan. Tentunya bimbingan teknis dan pelatihan berorientasi pada pengembangan potensi desa dan kawasan perdesaan untuk bisa meningkatkan sumber-sumber pendapatan.
Tentang drainase, Wabup Sanjaya juga sepakat membangun drainase merupakan kebutuhan dan tuntutan yang cukup mendesak bagi masyarakatdi Kabupaten Tabanan.

“Perlu dibangun sistem drainase yang terintegrasi melibatkan organisasi perangkat daerah dan seluruh lapisan masyarakat,”sambungnya.

Sementara itu upaya penanggulangan kebakaran perlu dibangun partisipasi dan peran serta masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.Sanjaya berharap agar komunikasi dan koordinasi antara eksekutif dan legislatif sebagai lembaga pembentuk Peraturan Daerah dapat terus ditingkatkan dalam rangka membangun sinergitas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di Kabupaten Tabanan.

Baliho Partai Solideritas Indonesia Di Robek

Baliho Partai PSI Di Robek

Tabanan – Pantaubali.com – Sebuah Alat Peraga Kampanye (APK) berbentuk Baliho milik Partai Solidaritas Indonesia ( PSI ) yang dipasang Kpu Tabanan di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan,Pada Tanggal 03/12/2018 si ketahui telah dirusak orang tak dikenal. Baliho Partai yang dikomendani Grace Natalie itu selain di Robek juga di robohkan tepat di sebelah Gapura perbatasan Desa Kukuh Dan Belayu Marga.

Dari Informasi Salah seorang Anggota Bawaslu Kabupaten Tabanan I Gede Putu Suarnata menjelaskan bahwa APK berupa Baliho tersebut dipasang hari Minggu 02/12/2018 Dan diketahui sudah robek dan roboh pada hari Senin 03/12/2018 sekitar pukul 08.00 Wita. Dan kejadian tersebut langsung di laporkan oleh seorang Caleg PSI ke Panwas Kecamatan.

Kordinator Bagian Hukum Dan Pelanggaran Bawaslu Kabupaten Tabanan I Gede Suarnata membenarkan pihaknya telah menerima laporan tersebut melalui Panwascam Marga, namun laporanya belum lengkap. Apabilan nanti laporannya sudah lengkap, maka pihaknya akan menindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku. “Kami akan proses sepanjang semuanya memenuhi undang undang dan peraturan yang berlaku,” jelasnya.

Rumah Sekjen DPD PSI Tabanan

Di sisi lain Sekjen DPD PSI Tabanan I Made Alit Hermawan yang sempat kami temui di rumahnya,mengaku sudah menyerahkan semua permasalahan ini ke KPU dan Bawaslu Tabanan,agar bisa di tindak sesuai aturan yang berlaku.sebagai Sekjen DPD PSI Tabanan dirinya mengaku sangat menyayangkan,Di Kabupaten Tabanan masih saja ada kejadian seperti ini.

“ Semoga saja ini tidak terjadi lagi,mengingat APK yang terpasang tersebut berada di zona yang sudah di tentukan KPU Tabanan,sehingga Tidak Ada pelanggaran Pada Baliho Kami “ Ucapnya.

Tidak Hanya melapor ke Bawaslu,terkait perusakan APK berupa Baliho di wilayah Marga,Alit Hermawan juga sudah melaporkan kejadian tersebut ke tingkat DPW PSI Bali. ( Kyk21 )