- Advertisement -
Beranda blog Halaman 776

Sepi Peminat, Pelaku Usaha Sepeda Motor Bekas Nganggur di Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Pelaku usaha jual beli sepeda motor bekas khususnya dibeberapa tempat di seputaran kota Tabanan mengeluh. Lantaran adanya penurunan jumlah penjualan sejak wabah virus Covid-19 merebak.Sampai menyetuh 50 persen, sebelumnya kondisi seperti saat ini sama sekali tidak pernah dirasakan.

“Masuk bulan ke tiga dan empat sudah sepi.Sampai-sampai dalam perbulan tidak ada penjualan satu unit sepeda motor pun,” kata Aan salah satu pelaku usaha jual beli sepeda motor bekas di jalan By Pass Dr.Ir. Soekarno, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.

Pada musim ramai (sebelum ada Covid-19) mampu menjual 8 sampai 10 unit sepeda motor bekas dari berbagai tipe.

“Sekarang, jangankan 8 unit. 1 unit saja dalam perbulan sudah sangat-sangat sulit jualnya,” sebutnya.

Selain itu,pengajuan kredit cicilan saat ini juga semakin ketat DP 50 persen perlu dilakukan seleksi lagi.

“Sebelumnya, cukup DP 30 persen saja sudah bisa,” ucapnya.

Menurut pria yang mengaku telah menggeluti bisnis jual beli sepeda motor bekas dari 1998 ini mulai merasa kesulitan membayar kontrakan tempat usaha miliknya

Hal sama juga dirasakan, Agus dengan jenis usaha sejenis diseputaran Jalan Ahmad Yani, Tabanan meyampaikan, masuk tahun pelajaran baru anak-anak sekolah yang beranjak ke tingkat SMA ada saja mencari sepeda motor tipe sport.Saat ini sama sekali tidak ada.

“Selain harga sepeda motor tipe sport bekas merosot, ada mencapai Rp 10 jutaan perunit malah penjualan ikut merosot juga,”pungkasnya. (PB02)

Hari Ini,14 Orang Tenkes Klinik Pupuan di Test Swab

Dok Foto Kadiskes Tabanan, dr. I Nyoman Suratmika

TABANAN – Pantaubali.com – 14 Tenaga Kesehatan (Tenkes) di klinik di Desa Pupuan, Kabupaten Tabanan,yang sebelumnya sempat merawat seorang pasien positif Covid-19 di Klinik tersebut.Maka, hari ini,(Kamis,(16/7) telah dilakukan test swab ke dua. Yang menurut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan,dr. I Nyoman Suratmika seijin Juru Bicara GTPP Covid-19 Tabanan I Putu Dian Setiawan, Kamis,(16/7) saat dikonfirmasi menyampaikan, untuk hasil test swab hari ini tinggal menunggu hasilnya beberapa hari kedepan.

“Hari ini(Kamis,(16/7) kita lakukan test dan setelah selesai tentu tidak ada test lanjutan lagi kedepan,”jelasnya.

Hasil test biasanya keluar 2 sampai 3 hari, tergantung keluar hasil pemeriksaan di RS Sanglah di Denpasar nantinya.

“Kalau hasilnya negative, berarti bebas Covid-19. Kalau positif,tentu akan di jemput sama PSC untuk karantin.Kalau merujuk ke peraturan yang baru, bila tidak ada gejala bisa dikarantina mandiri dan Puskesmas memantau melalui telepon,” ujarnya.

Pelaksanaan perawatan tentu tergantung dari gejala yang muncul dari masing-masing Tenkes tersebut nantinya.

“Kalau tidak ada gejala, biasanya dikarantina di hotel Provinsi. Kalau ada gejala, tentu akan di rawat di RS Nyitdah Tabanan,” ucapnya

Sebelumnya para Tenkes tersebut melakukan isolasi di rumah masin-masing, pemantauan dilakukan oleh Puskesmas dan satgas desa.

Sembari Dia membenarkan, bahwasanya telah ada salah satu warga asal Desa Samsam,Tabanan berprofesi sebagai Tenkes di RS Sanglah terpapar Covid-19.Yang kemungkinan Tenkes tersebut terpapar di tempat kerjanya (RS Sanglah).

“Kondisinya sampai saat ini stabil dirawat di RS Nyindah.Pasien hanya kontak dengan suami dan 2 orang anaknya.Sudah dilakukan Swab, saat ini isolasi mandiri di rumah,” tutupnya.

Tangani Pasien Covid-19, Bali Gelar Donor Plasma Darah Perdana

DENPASAR – Pantaubali.com – Untuk pertama kalinya Bali menggelar donor plasma darah yang nantinya akan digunakan untuk terapi bagi penyembuhan pasien Covid-19 yang saat ini masih berjuang untuk kesembuhan. Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Transfusi Darah Provinsi Bali RSUP Sanglah, Kamis (16/7/2020) diikuti oleh seorang pasien sembuh Covid-19 yang terpanggil untuk menyumbangkan plasma darah untuk membantu kesembuhan pasien yang saat ini tengah dirawat. Pahlawan kemanusiaan itu adalah seorang tenaga medis, berjenis kelamin laki-laki berusia 34 tahun. Ia sempat dirawat karena terpapar Covid-19, telah dinyatakan sembuh dan memenuhi syarat untuk jadi pendonor.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Kadek Iwan Darmawan, MPH yang ditemui di sela-sela kegiatan menyampaikan bahwa hingga saat ini obat khusus untuk pasien Covid-19 dan juga vaksinnya belum ditemukan. Sejauh ini, ujar dr. Iwan, penanganan pasien Covid-19 menggunakan beberapa modalitas terapi, salah satunya dengan menggunakan plasma darah pasien sembuh Covid-19 yang dikenal dengan terapi plasma konvalescent (TPK). Ia menyebut, dari penelitian di berbagai negara, TPK sangat membantu proses kesembuhan khususnya pasien Covid dengan kondisi berat dan kritis. Di Indonesia, beberapa rumah sakit sudah menerapkan terapi ini termasuk di Bali. Untuk di Bali, terapi TPK pertama kali dilaksanakan RSPTN Udayana dan hingga kini sudah ada 6 pasien yang ditangani dengan terapi plasma darah. Yang menggembirakan, salah seorang pasien dengan terapi plasma darah dinyatakan sembuh per tanggal 16 Juli 2020. “Artinya hari ini ada dua momen spesial yaitu donor plasma darah perdana dan kesembuhan pertama pasien Covid-19 dengan terapi plasma darah,” ungkapnya.

Sayangnya, imbuh dr. Iwan, plasma darah untuk terapi yang diterapkan bagi 6 orang pasien di RS PTN Unud masih didatangkan dari Jakarta. Padahal Laboratorium dan UTD di Bali siap mengerjakan, namun terkendala kesediaan pasien sembuh untuk mendonorkan plasma darah mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mengedukasi pasien, baik yang dirawat di rumah sakit maupun di karantina agar setelah pulang dan 14 hari tanpa gejala bersedia mendonorkan darah. Akhirnya, setelah proses edukasi yang intens, ada satu pasien sembuh yang bersedia menjadi donor untuk terapi plasma ini. Dalam waktu dekat, direncanakan dua lagi pasien sembuh Covid-19 yang juga berprofesi sebagai tenaga medis yang juga bersedia mendonorkan plasma darah.

Donor plasma darah perdana disaksikan langsung oleh Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM, Dirut RSUP Sanglah Dr. dr. I Wayan Sudana, M.Kes., Dekan Fakultas Kedokteran Unud Prof. Dr.dr. Kt Suyasa,SpB SpOT (K), ketua Perhimpunan RS se-Bali dr AA Anom. MARS dan Direktur UTD Provinsi Bali dr. Patrajaya, M.Kes.

Kadiskes dr. Ketut Suarjaya mengapresiasi kesediaan pasien sembuh Covid-19 mendonorkan plasma darah mereka. Sebagai salah satu modalitas terapi yang diterapkan bagi upaya penyembuhan pasien Covid-19, kemandirian Bali dalam ketersediaan plasma darah sangat dibutuhkan. “Kita harus bisa mandiri mulai dari donor, proses pelaksanaan, penyimpanan, distribusi plasma dan penanganan di rumah sakit,” ujarnya. Untuk itu, pihaknya akan membentuk tim di provinsi dan koordinator di tiap kabupaten/kota untuk memberi informasi dan mengedukasi pasien Covid-19 agar yang memenuhi syarat tergugah untuk mendonorkan plasma darah mereka.

Sementara itu, Dekan FK Unud Prof. Suyasa menyampaikan bahwa TPK sangat urgen dan mendesak diterapkan di Bali karena belakangan mulai bermunculan kasus Covid-19 dengan gejala berat. Mendukung Dinkes Bali untuk mendapatkan donor, pihaknya gencar melakukan edukasi kepada anak didik FK Unud yang pernah terpapar covid-19 dan memenuhi syarat donor agar mau menjadi pelopor dalam mendonorkan darah mereka. Ia berharap, langkah ini dapat meyakinkan masyarakat bahwa pasien Covid-19 yang telah sembuh tidak masalah untuk mengikuti donor. “Dalam situasi sekarang ini, masyarakat perlu bukti bahwa yang menjadi donor plasma darah itu aman. Dari aspek medis, kami juga melakukan penelitian terkait terapi TPK ini,” imbuhnya.

Pada bagian lain, secara teknis, dr. Patrajaya selaku Direktur UTD PMI Bali menyatakan kesiapan menjadi bank darah plasma dan mendistribusikan ke seluruh rumah sakit yang membutuhkan di Bali. “Bahkan kalau kita punya lebih, kita bisa distribusikan ke luar Bali,” tandasnya sembari mengetuk hati pasien sembuh Covid-19 yang memenuhi syarat menjadi pendonor untuk menyumbangkan plasma darah mereka. Sumbangan darah mereka akan sangat membantu pasien kritis yang saat ini tengah berjuang untuk sembuh.

Untuk diketahui, pasien sembuh Covid-19 yang bisa menjadi pendonor adalah mereka yang sudah sembuh minimal 14 hari dan dalam kurun waktu itu tak lagi mengalami gejala (tanpa gejala), jenis kelamin laki-laki atau perempuan yang belum pernah hamil dan belum pernah transfusi. Pendonor berusia 17 sd 60 tahun dan terlebih dahulu akan melalui screening seperti proses donor darah biasa. Donor plasma darah dilaksanakan dalam waktu satu hari.

Pemprov Bali Akan Jadwalkan Lomba Ogoh – Ogoh 2020 Dengan Total Hadiah 1’7 Miliar

DENPASAR – Pantaubali.com – Kondisi pandemi COVID-19 memaksa Pemerintah melarang semua kegiatan keramaian yang mengumpulkan banyak orang. Imbasnya Pengarakan Ogoh Ogoh pada saat Pengerupukan dalam rangka Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1942 tidak dapat dilaksanakan. Pada tanggal 23 Maret 2020 Gubernur Bali setelah mendengar masukan dan diskusi dengan Bupati/Walikota Se-Bali serta Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali mengeluarkan rilis yang memutuskan penyelenggaraan Festival/Parade Ogoh-Ogoh se-Bali dilaksanakan dalam rangka Hari Jadi ke-62 Provinsi Bali.

“Namun setelah memperhatikan perkembangan pandemi COVID-19 saat ini, khususnya di Bali, Bapak Gubernur menyampaikan permohonan maaf karena belum bisa melaksanakan Festival/Parade Ogoh-Ogoh pada tanggal 8 Agustus 2020 seperti yang direncanakan sebelumnya. Festival dalam format lomba tersebut, sesuai arahan Gubernur, tetap akan dilaksanakan, dengan puncaknya pemberian hadiah bagi pemenang pada Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Krama Bali, Sabtu 31 Oktober 2020. Sekaligus pula pada momen itu juga digelar Pembukaan Festival Seni Bali Jani, ” kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana di Denpasar, Rabu (15/7).

Pramana mengatakan Lomba Ogoh-Ogoh dengan Desa Adat se-Bali yang masih menyimpan karya Ogoh-ogoh Hari Raya Nyepi Saka 1942. Prajuru atau Yowana dapat mendaftarkan keikutsertaannya melalui Majelis Desa Adat Kecamatan masing-masing, dari tanggal 8 Agustus s.d 11 September 2020. Penjurian Tingkat Kecamatan dilakukan pada tanggal 15-25 September 2020 dan tiga terbaik akan diumumkan pada tanggal 26 September 2020. Selanjutnya penjurian tingkat Kabupaten/Kota akan dilakukan dari tanggal 10-20 Oktober 2020 dan hasilnya diumumkan pada tanggal 22 Oktober 2020.

Apabila kondisi memungkinkan untuk mengadakan pengarakan, maka seluruh karya Ogoh-ogoh yang disertakan dalam lomba dapat dilakukan pengarakan pada Sabtu Kliwon, 31 Oktober 2020, secara terbatas bertempat di areal depan Wantilan Desa Adat/Catuspata/areal yang memungkinkan melakukan pengarakan, tidak dengan berkeliling di Wewidangan Desa Adat. Mantan Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Bali ini menekankan pengarakan harus tetap menyesuaikan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru untuk Krama Bali yang produktif dan aman COVID-19.

Lebih lanjut Pramana mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Bali menyediakan hadiah total berupa uang tunai sebesar 1,7 miliar lebih untuk pemenangnya. Ogoh-ogoh Terbaik 1 masing-masing Kabupaten/Kota akan mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan Piagam Penghargaan. Terbaik 2 masing-masing Kabupaten/Kota mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) dan Piagam Penghargaan. Terbaik 3 masingmasing Kabupaten/Kota mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.

“Ada tambahan dalam lomba ini, yaitu sebanyak 144 Terbaik Kecamatan se-Bali juga akan mendapat hadiah hiburan uang tunai sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan Piagam Penghargaan,” ujar Pramana seraya menambahkan untuk info lebih lanjut dapat menghubungi Panitia Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, melalui Seksi Cagar Budaya nomor telepon 0361-246474 ext. 108 atau HP 0813 3732 5665.

Update Penanggulangan Covid-19 Pemprov Bali Hari Kamis, 16 Juli 2020

DENPASAR – Pantaubali.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali menyampaikan perkembangan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Provinsi Bali per Kamis (16/7), Jumlah kumulatif pasien positif 2.533 orang (bertambah 112 orang terdiri dari 106 Transmisi Lokal (104 WNI dan 2 WNA), 4 PPDN dan 2 PPLN).

Adapun Jumlah pasien yang telah sembuh sampai hari ini sebanyak 1.719 orang (bertambah 106 orang terdiri dari 105 Transmisi Lokal dan 1 PPDN).

Jumlah pasien yang meninggal sampai hari ini sebanyak 32 orang (bertambah 3 orang).

Sedangkan untuk pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) yang berada di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering) sebanyak 782 orang (terdiri dari 778 WNI dan 4 WNA).

Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara komulatif sejumlah 2.154 orang terdiri dari 2.142 WNI dan 12 WNA.
Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk menerapkan Protokol Kesehatan sesuai Tatanan Kehidupan Era Baru menuju Masyarakat Bali yang Produktif dan Bebas Covid-19.
Untuk itu, marilah kita laksanakan Protokol Kesehatan dengan disiplin untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, dan menghindari keramaian.

Update Penanggulangan Covid-19 Pemprov Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Pemerintah Provinsi Bali, melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dapat menyampaikan perkembangan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Provinsi Bali per Rabu (15/7), Jumlah kumulatif pasien positif 2.421 orang (bertambah 63 orang WNI dengan keterangan Transmisi Lokal).

Adapun Jumlah pasien yang telah sembuh sampai hari ini sebanyak 1.613 orang (bertambah 41 orang WNI (Transmisi Lokal).

Sesuai data tercatat hingga hari ini jumlah pasien meninggal sebanyak 29 (bertambah 2 orang WNI dengan keterangan Transmisi Lokal)

Sedangkan jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 779 orang yang berada di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Birma, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering)

Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara 1. komulatif sejumlah 2.048 Orang (2.038 WNI Transmisi Lokal dan 10 WNA Transmisi Lokal). Hal ini berarti masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan atau melakukan upaya-upaya pencegahan COVID-19, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, physical distancing dan lainnya. Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini.

Wagub Cok Ace Tegaskan Dukungan Pemprov Bali dalam Penguatan Keamanan TSS Selat Lombok

DENPASAR – Pantaubali.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan kepada Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Kedaulatan Wilayah dan Kemaritiman Laksda Yusup, SE, MM dalam kunjungan kerjanya ke kantor Gubernur Bali perihal komitmen Pemprov Bali dalam mendukung upaya penguatan keamanan di sekitar Penguatan Sistem Keamanan Laut di Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Lombok.

“Mengingat wilayah ini sangat penting baik bagi sektor perdagangan maupun sektor perikanan,” demikian dikatakannya dalam acara yang berlangsung di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, pada Rabu (15/7).

Ia menjabarkan Selat Lombok merupakan daerah penangkapan ikan tradisional nelayan di Kabupaten Karangasem Bali, Nusa Penida, Benoa dan Pulau Lombok.

“Dalam rangka menjaga kelestarian laut perairan ini, Pemerintah Provinsi Bali melakukan Pencadangan Kawasan Konservasi di Perairan Karangasem melalui Keputusan Gubernur Bali Nomor 375/03-L/HK/2017 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali seluas 5.856,31 hektar.

Kawasan konservasi perairan ini perlu diusulkan ke dalam Draf Keputusan International Maritime Organization (IMO) tentang penetapan TSS di Selat Lombok,” jelasnya di hadapan para peserta kunjungan kerja yang juga dihadiri oleh perwakilan Walikota Denpasar dan Bupati Karangasem.

Guru besar ISI ini juga berharap, TSS Selat Lombok ini mampu menunjang perekonomian Indonesia, khususnya Bali, sekaligus meningkatkan keamanan perairan. Keamanan dalam hal ini mencakup keamanan dari tindak kejahatan di laut seperti pembajakan, penyelundupan, dsb.

“Selain itu, keamanan yang lebih luas juga mencakup kelestarian ekosistem laut untuk jangka panjang,” imbuhnya. Alasan pentingnya pengawasan yang lebih baik pada kawasan perairan Selat Lombok, menurutnya akan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kapal dan penangkapan ikan ilegal. “Hal ini sesuai dengan konsep Segara Kertih dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali Era Baru,” tambah tokoh dari Puri Ubud ini.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Cok Ace juga menyampaikan terima kasih atas perhatian yang begitu besar terhadap Bali dalam Penguatan Sistem Keamanan Laut di Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Lombok. “Seperti kita ketahui, wilayah perairan Bali merupakan wilayah strategis yang dilalui jalur pelayaran internasional. Ini menyebabkan jalur pelayaran ini semakin ramai setiap tahunnya dilalui oleh kapal-kapal besar dari Benua Asia ke Benua Amerika melalui Samudera Pasifik maupun sebaliknya,” jelasnya.

Ia berharap Bagan Pemisah Lalu Lintas Laut atau raffic Separation Scheme (TSS) bisa memberikan efisiensi dalam bernavigasi dan menekan angka kecelakaan kapal serta perlindungan lingkungan maritim di Selat Sunda dan Selat Lombok.

Sementara itu Staf Ahli laksda Yusup, SE, MM menyampaikan Indonesia patut berbangga karena dari 6 TSS di seluruh dunia, empat di antaranya terdapat di Indonesia. “Itu menunjukkan komitmen kita sebagai Negara kepulauan yang ingin memajukan masyarakat serta melindungi laut kita,” jelasnya. Ia juga menyampaikan kabar gembiran bahwa per tanggal 1 Juli 2020, dunia internasional juga telah mengakui TSS Selat Lombok dan Selat Sunda untuk beroperasi.

“Mengingat Indonesia sebagai Negara kepulauan dan alat transportasi laut begitu diperlukan untuk penghubung antar pulau ini, maka TSS adalah jawaban untuk mendukung tata kelola lalu lintas laut,” imbuhnya.

Apalagi diteruskannya secara geopolitik dan geoekonomi Indonesia memiliki peran yang sangatr strategis karena berada di antara benua Asia dan Asutralia, serta di antara Samudra Pasifik dan Hindia sehingga menempatkan Indonesia sebagai poros maritime dunia. “Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritime dunia dan Negara maju, tentu salah satu caranya adalah dengan melakukan pembangunan infrastruktur di wilayah laut yang berdasarkan atas Nawa Cita visi Presiden 2019-2024, dan pengembangan TSS sangat relevan terhadap hal tersebut,” Letda Yusup menjabarkan.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya penguatan SDM yang mumpuni agar bisa mengelola TSS ini dengan baik serta menjawab semua kebutuhan dunia internasional. “Kita harus bisa menjamin ketersedian dan kualitas SDM kita dalam mengelola TSS, sehingga para pelintas laut baik dari dalam maupun luar negeri akan merasa aman,” tandasnya.

Gubernur Koster Komit Bangkitkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Potensi Lokal

DENPASAR – Pantaubali.com – Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri peringatan Hari Koperasi ke-73 dan UMKM Nasional ke-5 Tahun 2020 di Provinsi Bali bertajuk ‘Tatanan Kehidupan Era Baru Kebangkitan Koperasi sebagai Rumah Besar Pemberdayaan UMKM’ yang diselenggarakan di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (14/7).

Dalam sambutannya Gubernur mengatakan sejak dilantik menjadi Gubernur Bali telah berkomitmen untuk secara serius membangun ekonomi kerakyatan berbasis koperasi. “Koperasi itu satu dimensi yang jadi perhatian serius berbasis ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama hampir dua tahun terakhir menunjukkan komitmen Gubernur Koster untuk membangkitkan akses UMKM dalam menjalankan roda perekonomian di Bali. Gubernur juga telah menunjukkan keberpihakannya terhadap UMKM, salah satunya dengan menggratiskan stan UMKM di ajang Pesta Kesenian Bali.

Menurut Gubernur, Koperasi dan UMKM di Bali harus dibangun dari hulu sampai ke hilir. “Dan pelakunya musti orang-orang lokal Bali,” tandasnya. Oleh karena itu, Ia menambahkan Koperasi dan UMKM ini harus berbasis pada potensi lokal Bali, baik itu pangan, sandang dan papan. Koperasi dan UMKM di Bali disebutnya harus memanfaatkan branding Bali yang sudah terkenal untuk memasarkan hasil produksinya.

“Maka saya minta Pak Kadis Koperasi ini buatlah koperasi yang anggotanya itu adalah pelaku-pelaku ini,” ujarnya. Ia meminta agar Dinas Koperasi UMKM menghimpun para petani kedalam lembaga koperasi sehingga bisa menjalankan usaha dari hulu sampai ke hilir sehingga bisa mensejahterakan masyarakat.

Gubernur berharap Peringatan Hari Koperasi tidak sekedar bersifat seremonial saja namun melakukan hal yang bermanfaat nyata yang dirasakan oleh masyarakat.

Sebelumnya, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Provinsi Bali Ketut Tiwi Effendi mengatakan, dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh koperasi. Kendatipun demikian, pihaknya mengapresiasi pelaksanaan HUT Koperasi ke-73 dan hari UKM Nasional ke-5 Tahun 2020 ini.

Beberapa kegiatan telah dilakukan serangkaian Hari Koperasi seperti webinar pemberdayaan koperasi, webinar dengan LPDB tentang bagaimana koperasi mengakses permodalan, webinar bisnis UMKM, penilaian koperasi terbaik, dan gerakan bagi sembako untuk hindari PHK.

Tiwi mengapresiasi peran Gubernur dan Pemprov Bali dalam menjaga stabilitas perekonomian koperasi dan UMKM saat pandemi. “Pemprov banyak memberikan dorongan berupa stimulus kepada sektor informal. Jadi seluruh dana yang dikucurkan untuk kesejahteraan masyarakat Bali hampir Rp 94,4 miliar,” kata Tiwi.

Pada kesempatan ini Gubernur Koster melakukan penyerahan badan hukum koperasi kepada tiga koperasi dan penghargaan koperasi berkinerja dengan baik kepada 15 koperasi se-Bali.

Pelaku Usaha Harus Tetap Survive Ditengah Covid-19 di Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Di masa pandemi Covid-19 pelaku usaha di Bali,harus tetap survive dan tetap berusaha.Selain itu, menguasai informasi melalui teknologi merupakan keharusan. Yang memang harus dimiliki oleh setiap insan agar mampu bersaing dalam kondisi saat ini.

“Seberapa kuatnya kita untuk bertahan, dan seberapa mampu kita bersaing secara sehat dan paten dalam mempromosikan produk kerajinan yang kita miliki dengan penguasaan teknologi dan informasi, sehingga memudahkan pengusaha/perajin untuk memasarkan produknya,” jelas Ny. Putri Suastini Koster selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali saat didaulat sebagai narasumber dalam Dialog Dekranasda Bali yang mengangkat tema “Pemasaran Melalui Pasar Online Di Masa Pandemi Covid-19” di Bali TV, Selasa (14/7) di Denpasar.

Setiap pengusaha setidaknya harus memanfaatkan kecerdasannya untuk berkembang dan mengepakkan sayap secara online dan tidak menjadikan wabah Covid-19 sebagai alasan untuk menyerah.Banyak perajin/pengusaha mulai merasakan penurunan penjualan yang drastis atau bahkan tidak memiliki pelanggan sama sekali karena pelanggan sudah mulai beraktivitas di rumah mereka masing-masing.

“Beberapa pelaku usaha mungkin berfikir untuk menghentikan usahanya di masa pandemi Covid-19 ini, namun sebaiknya jangan jadikan Covid-19 sebagai alasan untuk menyerah. Sebaliknya perajin/pengusaha lebih baik bisa memanfaatkan situasi sekarang ini untuk merancang strategi branding produk yang lebih baik,” paparnya.

Selain yang terpenting, branding adalah usaha untuk membangun citra yang baik pada sebuah produk atau usaha. Branding sangat penting untuk dibangun oleh para perajin Bali, untuk memperkenalkan dan memasarkan produk kerajinan Bali kepada khalayak yang lebih luas.

“Branding yang dirancang khusus dengan strategi pemasaran online merupakan solusi terbaik yang bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Wagub Bali,Program Happy Digital Cities Diharapkan Mampu Sinergikan Teknologi dan Budaya

DENPASAR – Pantaubali.com – Sebagai daerah destinasi pariwisata, Bali memperoleh manfaat ekonomi yang besar dari sektor ini. Namun, di sisi lain masih terjadi ketimpangan penerimaan manfaat di masyarakat, misalnya antara daerah kota (urban) dengan desa.

Di samping itu, Bali juga menghadapi tantangan akibat faktor lingkungan dan budaya yang mengalami tekanan.Persoalan ini akhirnya mengakibatkan penurunan nilai kebahagiaan. Untuk menjawab tantangan ini, tentu Bali membutuhkan sebuah sinergi yang baik antara pengembangan teknologi pintar dan kearifan lokal.

Melihat kondisi tersebut apresiasi kepada Unity In Diversity (UID) campus yang telah mengadakan advisory online meeting untuk program Happy Digital Cities. Tentu program ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi masyarakat Bali akan tetapi bagi dunia juga,itu disampaikan,Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam Webinar Online Advisory Meeting Happy Digital City yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom, di Ruang Vidcon, Diskominfos Prov Bali, Senin (13/7) malam di Renon, Kota Denpasar.

“Program Happy Digital Cities tentu diharapkan, agar ada lebih banyak orang saling berkolaborasi guna mengembangkan sinergitas Teknologi-Budaya ini, sehingga melahirkan calon-calon urban designer yang lebih baik di masa depan,” jelasnya.

Yang bergabung nantinya dalam program ini harus memiliki latar belakang atau keahlian yang khusus. Mengingat perencanaan tata kota merupakan sebuah studi multidisiplin yang memerlukan kolaborasi dari berbagai bidang ilmu.

“Program ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah selaku stakeholder perencana atau urban designer. Selain itu, pihak swasta, misalnya pihak pengembang, dan perencana tata kota juga bisa menjadi end user program Happy Digital Cities,” tutupnya.