Sejumlah Pengurus Anak Ranting PDIP di Kecamatan Kediri Tiba-Tiba Mengundurkan Diri Menjelang Pencoblosan, Ternyata ini Alasannya

Lambang PDIP (foto: DPC PDIP Lampung Selatan)
Lambang PDIP (foto: DPC PDIP Lampung Selatan)

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Tabanan mengalami gunjingan menjelang pencoblosan Pilkada pada 27 November 2024 mendatang.

Hal itu dikarenakan, sejumlah pengurus internal partai dengan lambang banteng itu di tingkat anak ranting yang ada di desa di wilayah Kecamatan Kediri tiba-tiba mengundurkan diri.

Dari informasi yang diperoleh, ada dua pengurus anak ranting DPC PDIP Tabanan yang mengundurkan diri, yaitu anak ranting Desa Pandak Bandung dan Desa Belalang.

Pengunduran diri itu dipicu akibat banyaknya aspirasi anak ranting yang tidak diakomodir PDIP  Tabanan, tokoh-tokoh di Kecamatan Kediri dikesampingkan, hingga penggantian saksi di tingkat TPS secara sepihak tanpa alasan yang jelas.

Wakil Ketua DPC PDIP Tabanan I Made Edi Wirawan membenarkan pengunduran dua pengurus anak ranting PDIP di Kecamatan Kediri.

Baca Juga:  Akibat Hujan Deras, Dua Insiden Pohon Tumbang Terjadi di Tabanan

“Ya benar (mengundurkan diri). Namun saya tidak tahu persis pertimbangan mereka mengundurkan diri,” ujarnya dikonfirmasi Minggu (24/11/2024).

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Anak Ranting Desa Pandak Bandung Kediri Anak Agung Made Adi juga tidak menampik bahwa dirinya telah mengundurkan diri sebagai Ketua Anak Ranting PDIP.

“Saya Ketua Anak ranting per hari ini sudah mengundurkan diri,” ucapnya Minggu malam (24/11/2024).

Ia mengaku, ada beberapa alasan mendasar dirinya memilih mengundurkan diri setelah mengabdi selama 25 tahun sebagai kader PDIP Tabanan.

Baca Juga:  DPRD Tabanan Dukung Kenaikan UMP 6,5 Persen

Pertama, karena situasi PDIP Tabanan yang sudah tidak kondusif lagi. Kedua, yang paling mendasar adalah tidak adanya tokoh dari Kecamatan Kediri yang dipakai oleh PDIP Tabanan saat ini. Dengan dua alasan tersebut menimbulkan ketidakpuasan dalam dirinya.

“Kediri ini kan jumlah pemilih terbesar di Kabupaten Tabanan. Namun, sejumlah tokoh-tokoh di Kediri banyak yang tidak digunakan. Misalnya bapak I Made Edi Wirawan yang notabene mendampingi I Komang Gede Sanjaya selama 3,5 tahun pada periode pertama justru tidak dipakai lagi,” jelasnya.

Baca Juga:  DPRD Tabanan Dukung Penerapan UU Opsen Pajak Ranmor untuk Tingkatkan PAD

“Artinya semua tokoh Kediri tidak ada yang dipakai, padahal aspirasi sudah kami sampaikan. Ya bisa dikatakan tokoh-tokoh kami di Kediri bisa dianggap atau dilihat sebelah mata,” lanjutnya.

Selain itu, adanya sejumlah saksi pemungutan suara PDIP Tabanan di Kecamatan Kediri diganti secara sepihak dan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas menjelang pencoblosan.

“Saya tidak habis pikir semua saksi-saki yang ada di anak ranting yang bertugas saat pemungutan suara diganti mendadak. Alasan karena apa saya tidak tahu,” pungkasnya. (ana)