DENPASAR – Pantaubali.com – Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra yang juga selaku Ketua Harian Gugus Tugas (Gustu) Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Bali mengharapkan mahasiswa yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi agen dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19. Harapan itu diutarakannya saat berbicara pada kegiatan Training of Trainers (TOT) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik ‘Desa Adat Tangguh COVID-19’ Universitas Udayana yang dilaksanakan secara daring, Selasa (16/6/2020).
Dalam paparannya, Dewa Indra menyampaikan kronologi masuknya COVID-19 ke Daerah Bali, trend kasus dan upaya penanganan yang telah dilaksanakan Gugus Tugas. Menurut dia, pada bulan-bulan awal, kasus COVID-19 di Daerah Bali didominasi oleh imported case (infeksi yang bersumber dari lokasi di luar suatu wilayah, seperti luar kota atau luar negeri). Mengacu pada fakta di lapangan, kasus imported case COVID-19 di Daerah Bali didominasi oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pada saat itu, ujar Dewa Indra, gugus tugas menerapkan SOP khusus yaitu lokalisir carrier. Pihaknya melakukan pemeriksaan yang sangat ketat terhadap PMI melalui rapid test dan uji SWAB. Mereka yang positif langsung ditangani gugus tugas provinsi, sementara yang negatif dikarantina oleh pemerintah kabupaten/kota. Pemprov Bali juga melibatkan peran aktif desa adat dengan membentuk satgas gotong royong. Upaya tersebut terbukti cukup efektif dan hingga akhir Mei kasus transmisi lokal berhasil dikendalikan.
Namun ia tak menutup mata bahwa memasuki bulan Juni, kasus COVID-19 di Pulau Dewata mengalami dinamika dengan adanya penambahan transmisi lokal. Bahkan, data per 5 Juni 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus transmisi lokal telah melampaui imported case. Oleh sebab itu, Gustu COVID-19 Provinsi Bali melakukan perubahan strategi yaitu dengan menggencarkan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19. “Naiknya angka transmisi lokal ini adalah bukti bahwa ada sebagian masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, menjaga jarak dan menjaga stamina tubuh,” bebernya. Masih terkait dengan kasus transmisi lokal, birokrat kelahiran Buleleng ini menyebut pasar sebagai tempat berisiko dan menjadi klaster baru dalam penyebaran COVID-19.
Mencermati perkembangan tersebut, gugus tugas atas arahan Gubernur Bali mengefektifkan pemberian edukasi tentang protokol kesehatan dengan memperkuat peran desa adat. Penguatan peran desa adat dalam menangkal penyebaran COVID-19 itu terimplementasi dalam penyusunan pararem yang mengatur protokol kesehatan COVID-19. “Subtansi dari pararem itu telah diberikan oleh Majelis Desa Adat, penyusunan di tiap desa adat diharapkan tidak berbenturan dengan awig-awig,” ucapnya. Dengan panduan dari Mejelis Desa Adat, pararem tersebut diharapkan segera rampung dan langsung dapat diterapkan.
Sejalan dengan itu, upaya mempeketat pintu masuk Bali dan lokalisir PMI juga masih tetap dilaksanakan. Gugus tugas juga terus berupaya meningkatkan daya dukung fasilitas kesehatan terkait penanganan pasien COVID-19. Selain memperluas jejaring RS rujukan, penambahan labolatorium uji spesimen swab juga terus dilakukan. Dewa Indra beharap, dalam waktu dekat dua lab tambahan yaitu Labkes Provinsi Bali dan Lab RSBM akan segera dapat melakukan pemeriksaan spesimen SWAB dengan metode PCR. Dua labolatorium ini akan memperkuat fungsi tiga labolatorium uji swab yang telah beroperasi sebelumnya yaitu RS Sanglah, RS PTN UNUD dan Lab. Warmadewa.
Pada bagian lain, Dewa Indra menyambut positif program KKN yang dilaksanakan Universitas Udayana di tengah pandemi COVID-19. Dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan, ia berharap para mahasiswa dapat menjadi agen dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. “Namun saya ingatkan, kalau melakukan edukasi, adik-adik mahasiswa harus bisa memberi contoh. Misalnya masker, tetap dikenakan saat berbicara dengan orang lain. Hand sanitizer juga harus ingat selalu dibawa,” ujarnya. Ia berkeyakinan, dengan jumlah yang cukup banyak, mahasiswa KKN akan jadi kekuatan besar dalam mempercepat penanganan COVID-19 di Daerah Bali.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unud Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP menyampaikan terima kasih kepada Sekda Dewa Indra karena memberikan rekomendasi sehingga KKN ini bisa diselenggarakan. Karena dilaksanakan dalam situasi yang tak biasa, ia berpesan agar KKN kali ini tetap berpedoman pada protokol kesehatan COVID-19, seperti aturan tidak boleh bergerombol. “Lakukan modifikasi, teknisnya bisa diatur oleh para dosen pembimbing lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UNUD I Nyoman Gde Antara menambahkan bahwa pihaknya memutuskan untuk tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi COVID-19. Namun dalam pelaksanaannya, KKN ini tetap menyesuaikan dengan protokol yang diterapkan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. “Di tengah pandemi COVID-19, kami mengupayakan agar proses pendidikan tetap berjalan. Bimbingan dan ujian akhir tetap berjalan, wisuda pun kami laksanakan, meskipun seluruhnya dilakukan secara online,” bebernya. Langkah itu ditempuh agar masa studi mahasiswa tidak molor.
KKN UNUD ke-21 Tahun 2020 yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang ini melibatkan 3.857 mahasiswa. Dipandu 175 DPL, mereka akan disebar ke 85 desa di 5 Kabupaten/Kota se-Bali.