- Advertisement -
Beranda blog Halaman 780

Pilkada Serentak 2020 Ditengah Pandemi Covid-19, Partisipasi Pemilih Diperkirakan Menurun

Pengamat Sosial dan Politik, DR. I Made Pria Dharsana, SH. M. Hum

BADUNG – Pantaubali.com – Partisipasi pemilih dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2020 diperkirakan akan menurun di Bali. Hal tersebut disebabkan karena, pelaksanaan Pilkada serentak kemungkinan masih akan terjadi ditengah kondisi pandemi Covid-19. Nantinya bisa saja para pemilih akan lebih memilih mengurungkan diri untuk pergi ke TPS, karena pertimbangan kesehatan.

“Partisipasi kemungkinan akan menurun. Jika dilihat dalam kondisi normal saja partisipasi bisa mencapai diantara 70 sampai 75 persen. Apa lagi ditambah masyarakat dihadapkan pada pandemi Covid-19 seperti saat ini,” jelas salah satu pengamat Sosial dan Politik di Provinsi Bali, DR. I Made Pria Dharsana, SH. M. Hum saat ditemui belum lama ini di Badung.

Melihat tingkat kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan tinggi. Tentu masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya bisa saja akan lebih banyak.

“Masyarakat akan cenderung mementingkan kesehatan pribadi dan keluarganya ditengah kondisi saat ini,” ujarnya.

Melihat kemungkinan dasar pertimbangan kesehatan.Tentu menjadi pertimbangan dan kerja keras bagi penyelengara pemilu dalam upaya meningkatkatan partisipasi pemilih ditengah pandemi Covid-19 nantinya.

“Harus melihat perkembangan dari pandemi ini juga, jika nanti pandemi misal dari bulan Agustus sampai September nanti tidak juga melandai atau turun.Setidaknya harus dipakai dasar pertimbangan juga dengan Gugus tugas Covid-19.Setidaknya tidak mesti Pilkada dilakukan serentak, atau bisa dilakukan dibeberapa daerah saja terlebih dahulu,” paparnya.

Jangan sampai Politik lebih didorong atau diutamakan ketimbang kesehatan atau keselamatan masyarakat atau warga.

“Saya kira para politisi dan pemerintah harus memperhitungkan hal-hal seperti itu. Atau bisa lebih bijaksana lagi,”ucapnya.

Dengan demikian dirinya menambahkan, kepala daerah atau walikota terpilih nantinya akan memiliki ligitemasi yang lebih kuat lagi dalam kondisi saat ini.

Per Minggu, Total Jumlah Kumulatif Pasien Positif 1.849 orang di Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Pemerintah Provinsi Bali, melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah kumulatif pasien positif 1.849 orang bertambah 52 orang WNI, terdiri dari 2 orang PMI dan 50 orang Transmisi Lokal. Jumlah pasien yang telah sembuh sejumlah 967 orang bertambah 30 orang WNI, terdiri dari 30 orang Transmisi Lokal.

Sedangkan untuk jumlah pasien meninggal berejumlah 20 orang 18 orang WNI dan 2 orang WNA.Jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 862 orang yang berada di 14 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Gran Mega dan BPK Pering, itu disampaikan, Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Minggu,(5/7) di Denpasar.

“Jika dilihat jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara komulatif sejumlah 1.477 Orang,” jelasnya.

Melihat kondisi tersebut berarti masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan atau melakukan upaya-upaya pencegahan COVID-19, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, physical distancing dan lainnya. Sembari Dirinya kembali menekan, melihat meningkatnya kasus transmisi lokal, maka masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini.

Pemprov Bali Gelar Upacara Yadnya Pamahayu Jagat

KARANGASEM – Pantaubali.com – Bertepatan dengan Purnama Kasa, 5 Juli 2020, bertempat di Pura Agung Besakih, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menggelar Upacara Yadnya Pamahayu Jagat dan Penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Bali. Upacara diikuti oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Ny. Putri Suastini Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan Ny. Tjokorda Putri Hariyani Sukawati, Sekda Prov. Bali Dewa Made Indra, DPRD Bali, tokoh-tokoh Agama serta anggota Forkopimda se-Bali.

Usai persembahyangan, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan munculnya wabah COVID-19 saat ini, merupakan salah satu jenis Gering, yang cakupan penularannya mendunia dengan tingkat infeksi yang tinggi sehingga disebut Gering Agung (Pandemi COVID-19). Ia menambahkan wabah sebagai penanda adanya ketidakharmonisan/ ketidak-seimbangan alam beserta isinya pada tingkatan berbahaya akibat ulah manusia yang tidak melaksanakan tata kehidupan berdasar nilai-nilai kearifan lokal. “Bahwa hidup harus menyatu dengan alam, yaitu manusia adalah alam itu sendiri, manusia harus seirama dengan alam, hidup yang menghidupi, urip yang menguripi. Hidup harus menghormati alam, alam ibarat orang tua, oleh karena itu hidup harus mengasihi alam,” kata Gubernur asal desa tua bernama Desa Sembiran, Buleleng ini.

Gubernur Koster mengatakan pandemi COVID-19 mesti dimaknai secara positif sebagai proses alam, dari situasi negatif-berbahaya untuk mencapai kondisi di titik nol, sebagai pondasi menuju suatu keseimbangan baru yang akan menjadi tatanan kehidupan baru secara holistik dalam Era Baru.

Pandemi COVID-19 di Bali telah menimbulkan dampak luas dalam berbagai bidang kehidupan kesehatan, sosial, dan ekonomi termasuk pariwisata, yang telah dirasakan oleh masyarakat sejak pandemi ini muncul empat bulan lalu. Selama pandemi berlangsung, seluruh masyarakat tidak dapat melaksanakan aktivitas secara normal; bekerja dari rumah, belajar dari rumah, berdoa di rumah, tidak boleh berkerumun, dan berbagai pembatasan aktivitas lainnya di luar rumah.

Untuk menangani pandemi COVID-19, sesuai arahan dan kebijakan Pemerintah Pusat, TNI/Polri, Kejaksaan, Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, Majelis Desa Adat, Majelis Keagamaan, Desa Adat, Desa/Kelurahan, dan seluruh komponen masyarakat telah solid bergerak dengan bergotong-royong, yang dilaksanakan secara niskala dan sakala sehingga mencapai hasil yang baik dalam mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19. Hasil yang baik tersebut ditandai dengan terkendalinya muncul kasus positif baru, tingkat kesembuhan yang tinggi, dan jumlah yang meninggal relatif kecil.

“Oleh karena itu, kita harus terus berupaya dengan sebaik-baiknya menangani COVID-19, seraya dalam waktu bersamaan kita mesti mulai melakukan aktivitas demi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Aktivitas ini harus dilakukan secara bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru untuk Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19,” kata Gubernur yang mantan anggota DPR tiga periode ini.

Tiga Tahapan—-subjudul

Tahapan untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat di Bali dibagi menjadi tiga tahap. Tahap Pertama, melaksanakan aktivitas secara terbatas dan selektif hanya untuk lingkup lokal masyarakat Bali, mulai tanggal 9 Juli 2020 yang bertepatan dengan hari baik, pada hari Kamis Umanis Sinta. Untuk Tahap Prtama ini, sesuai arahan Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, pelaksanaan Tatanan Kehidupan Era Baru, yang diijinkan terbatas hanya pada sektor: a) kesehatan; b) kantor pemerintahan; c) adat dan agama; d) keuangan, perindustrian, perdagangan, logistik, transportasi, koperasi, UMKM, pasar tradisional, pasar modern, restoran, dan warung; e) pertanian, perkebunan, kelautan/perikanan, dan peternakan; dan f) jasa dan konstruksi. Sedangkan untuk sektor pendidikan dan Sektor Pariwisata belum diberlakukan. Untuk Sektor Pendidikan menunggu kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahap Kedua, melaksanakan aktivitas secara lebih luas, termasuk sektor pariwisata,namun hanya terbatas untuk wisatawan Nusantara, mulai tanggal 31 Juli 2020 yang bertepatan dengan hari Jumat, Pon, Kulantir.

Tahap Ketiga, melaksanakan aktivitas secara lebih luas sektor pariwisata termasuk untuk wisatawan mancanegara, mulai tanggal 11 September 2020 yang bertepatan hari Jumat, Kliwon, Sungsang, Sugihan Bali; kurun waktu 42 hari (abulan pitung dina) dari Tahap Kedua tanggal 31 Juli 2020.

Gubernur Koster mengatakan tiga tahapan tersebut merupakan suatu ancang-ancang yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar, baik, dan sukses atas izin, restu, tuntunan, serta perlindungan Ida Bhatara Bhatari Sasuhunan sami, Leluhur, Lelangit, dan Guru-guru Suci. “Untuk itu kita berserah diri sepenuhnya dan setulusnya, seraya memohon kepada Beliau agar berkenan memberikan anugerah yang terbaik untuk kita semua,” ujarnya.

Menurut Gubernur, Upacara Yadnya Pamahayu Jagat yang dihaturkan pada hari ini merupakan aled rasa bakti dan suksmaning manah atas anugerah Beliau sehingga penanganan COVID-19 di Provinsi Bali telah berjalan dengan baik. “Melalui Upacara Yadnya Pamahayu Jagatini pula, kita memohon izin, restu, tuntunan, serta pelindungan Ida Bhatara Bhatari Sasuhunan sami agar Beliau berkenan memberikan anugerah yang terbaik sehingga Tiga Tahapan itu dapat berjalan dengan lancar dan sukses dengan penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Bali,” jelasnya.

Agar semua tahapan tersebut berjalan sesuai harapan dan restu Beliau, secara sakala, Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru yang mengatur ketentuan dalam berbagai sektor kehidupan. Surat Edaran ini sudah ditandatangani oleh Gubernur pada pagi hari sebelum berangkat ke Pura Besakih.

“Saya memohon kepada seluruh krama Bali agar melaksanakan aktivitas dalam tiga tahapan tersebut dengan menerapkan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru secara tertib, disiplin, dan dengan rasa penuh tanggung jawab, seperti: selalu memakai masker/pelindung wajah, menjaga jarak, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta menjaga daya tahan tubuh,” pintanya.

Gubernur juga memohon kepada krama Bali agar dalam beraktivitas selalu mematuhi himbauan, arahan, dan kebijakan Pemerintah Pusat, TNI/Polri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Majelis Desa Adat, dan Majelis Keagamaan, sehingga bisa produktif dan aman COVID-19.

“Saya perlu menegaskan bahwa harapan ini bisa terwujud hanya berkat restu Beliau secara niskala, dan secara sakala harus ada kesamaan rasa, kesadaran kolektif, kebersamaan gerak dan soliditas seluruh komponen masyarakat Bali,” ujarnya.

Pada kesempatan ini Gubernur juga mengucapkan terimakasih kepada tenaga medis, TNI/Polri, Kejaksaan, Bupati/Walikota, Majelis Desa Adat, Majelis Keagamaan, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa/Kelurahan, media Pers, dan seluruh komponen masyarakat yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi, tanpa lelah dalam penanganan COVID-19 di Provinsi Bali.

“Marilah Kita terus bergerak dengan penuh soliditas, kebersamaan, serta semangat gotong-royong demi gumi Bali yang kita cintai bersama,” pungkasnya.

Webinar Dekranas Bincang Sore, Ny Putri Koster Dorong IKM Bali Gunakan Platform Digital

DENPASAR – Pantaubali.com – Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster bersama 500 orang peserta lainnya dari seluruh Indonesia berkesempatan untuk mengikuti web seminar (Webinar) yang digagas oleh Dewan Kerajinan Nasional dalam acara Bincang Sore yang mengambil tema ‘Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Kerajinan, Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Melalui Platfrom Digital’, pada Sabtu (4/7) sore.

Di sela-sela kegiatan menyimak seminar dari para narasumber, Ny Putri Koster menyampaikan kepada awak media bahwa seminar yang menghadirkan beberapa narasumber ini memberikan inspirasi tersendiri baginya, yang merupakan Ketua Dekranasda Provinsi Bali. Menurutnya, di masa pandemi ini, seluruh Industri Kecil Menengah (IKM) di Bali banyak yang mengalami penurunan pendapatan maupun produksi, baik dari industri fashion maupun perhiasan, juga termasuk karya seni murni seperti para pelukis Bali yang tidak bisa mengikuti pameran.

Untuk itu, dalam menghadapi kondisi di masa pandemi ini yang hampir semua IKM di berbagai daerah mengandalkan platform digital, maka Bali juga harus melakukan hal tersebut, agar bisa terus berkembang dan berproduksi.

“Saya dengan Kepala Disperidag Provinsi Bali sudah melakukan diskusi bagaimana cara kita untuk membuat suatu karya seperti mendorong para IKM agar bisa tampil dalam dunia digital ini, misalnya saja membuat pameran lukisan digital karena para pelukis sudah tidak bisa untuk pameran saat pandemi. Nah, hal-hal seperti ini sedang kita bahas, dan secepatnya semoga kita bisa realisasikan sehingga bisa mengakomodasi para IKM kita untuk memamerkan produknya dalam dunia digital,” ujar Ny Putri Koster yang dikenal sebagai pelaku seni multitalenta.

Di samping itu, ia juga menyampaikan bahwa salah satu yang harus dijaga para IKM dalam promosi di dunia digital adalah kualitas produk. Menurutnya, ketika costumer membeli produk yang dilihat fotonya bagus di ranah online, namun saat produknya datang ternyata kualitasnya tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan foto yang dipajang, maka akan mengecewakan konsumen. Untuk itu, menjaga kepercayaan masyarakat sangat penting saat bergerak dalam promosi digital. “Jadi saya minta, para IKM Bali tetap mempertahankan kualitasnya, sehingga semakin banyak costumer yang percaya dengan produk tersebut. Dengan demikian, IKM akan semakin berkembang maju,” katanya.

Sebelumnya, acara Webinar dibuka oleh Ketua Umum Dekranas Ny Wury Mar’uf Amin yang sekaligus menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme para peserta yang berasal dari Dekranasda dari berbagai daerah, anggota Ikatan Kerajinan Masyarakat binaan Dekranasda serta para peserta lainnya yang telah mengikuti Webinar ini.

Lebih lanjut, Ny Wury Mar’uf Amin memyampaikan bahwa kerajinan sebagai subbagian ekonomi kreatif yang berperan meningkatkan daya saing Indonesia seperti batik, tenun, kayu, dan lainnya. Di mana potensi kerajinan ini tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia, tentu kualitasnya tidak diragukan lagi dan acapkali bisa bersaing dengan dunia internasional.

Namun, adanya Covid-19 ini tentu berdampak luas pada semua sektor termasuk industri kecil menengah (IKM). Dari data dinas perindustrian semua provinsi di Indonesia, terdapat 1 juta lebih IKM dengan 34,2 juta tenaga kerja yang terdampak akibat pandemi ini. Kalau dilihat dari estimasi kerugian sekitar Rp 18,29 triliun. Dari IKM yang ada, sekitar 15,93 persen kerajinan dan 54,14 persen pangan. Sedangkan estimasi kerugian untuk kerajinan sekitar Rp 700 miliar.

Dampak Covid-19 telah mengakibatkan omzet penjualan menurun, turunnya daya beli masyarakat, kesulitan bahan baku, proses produksi menurun sekitar 50 persen, termasuk juga giliran waktu kerja dan kesulitan membayar kredit usaha.

Dengan berbagai dampak yang dialami IKM di Indonedia, maka ia berharap Webinar ini dapat membantu para IKM untuk beradaptasi dengan tatanan baru dan meningkatkan omzet, yakni menggunakan platform digital untuk pemasaran. Untuk mendukung hal tersebut, ia menyampaikan bahwa pada tanggal 14 Mei 2020, Presiden Jokowi telah meluncurkan program ‘Bangga Buatan Indonesia’. Gerakan nasional ini bertujuan untuk mendukung partisipasi masyarakat akan dampak Covid-19. Di mana memasuki era New Normal dapat mengubah pola belanja masyarakat yang tadinya konvensional beralih ke digital. Untuk itu, ia berharap para perajin sektor kerajinan harus ikut dalam kampanye tersebut.

Dalam seminar yang dihadiri oleh Ketua Harian Dekranas Ny Tri Tito Karnavian, juga menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu : Samuel Wattimena yang merupakan perancang busana, Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenkraf Josua Simanjuntak, serta Kepala Kebijakan Publik dan Pemerintah Shopee Indonesia Radityo Triatmojo.

Dialog Dini Hari,Unjuk Gigi di Media Online

DENPASAR – Pantaubali.com – Antida Music Production berkolaborasi dengan estmovie menggelar acara pertunjukkan musik online melalui live streaming. Acara ini menampilkan band ternama Bali Dialog Dini Hari di episode perdananya. Gelar konser online ini akan ditayangkan melalui Kanal Youtube Dialog Dini Hari pada Sabtu (4/7) (kemarin) pukul 20.00 Wita.

Pandemi Covid-19 memaksa seluruh sektor berpikir lebih kreatif, termasuk dunia seni dan musik. Berbagai kegiatan pertunjukan, konser, dan festival harus dibatalkan dan ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dalam situasi seperti ini, orang-orang dituntut untuk mampu beradaptasi dan merangkul “kenormalan baru”.

Sektor kesenian menjadi salah satu yang tidak boleh luput dari perhatian kita. Di samping sektor kesehatan yang tentunya merupakan prioritas utama saat ini, sektor kesenian seperti musik juga dapat berperan memberikan hiburan kepada masyarakat. Bagaimanapun juga manusia perlu hiburan ditengah situasi penuh tekanan seperti sekarang.

“Musik adalah healing. Pada situasi seperti ini tidak saja harus sehat secara jasmani tapi mental juga harus sehat. Musik adalah sebuah terapi yang dapat membantu untuk rileks di masa-masa yang penuh kekhwatiran dan kecemasan. Melalui musik yang kami ciptakan ini, kami ingin menghibur mereka yang tetap di rumah saja,“ jelas Dadang SH Pranoto, vokalis Dialog Dini Hari.

Dalam pertunjukan online yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 50 menit, Dialog Dini Hari yang terdiri dari Dadang SH Pranoto (vokal dan gitar), Brozio Orah (bass), dan Deny Surya (drum) akan membawakan delapan lagu yang melantunkan melodi blues, folk dan ballad. Lagu-lagu yang akan mereka bawakan di antaranya Pralaya, Pelangi, Pohon Tua, Cahaya Perkasa, Hyena, Lengkung Langit dan dua lagu yang belum lama ini dirilis, yaitu Garis Depan dan Kulminasi II. Sederetan lagu tersebut diharapkan dapat menghibur hati penonton yang tetap di rumah saja.

Kreativitas tidak berbatas. Krisis akan memacu untuk lebih intens berkreasi. Antida Music Productions selalu berupaya menjembatani dan menjadi wadah atau ruang berkreasi bagi para musisi.

“Kita tetap bisa berkarya dengan menggunakan teknologi yang ada. Walau diselenggarakan melalui online, kita akan tetap menggarap pertunjukan musik ini dengan profesional tanpa mengurangi konteks sebuah pertunjukan. Baik dari tata panggung, setting sound serta lighting yang optimal. Yang membedakan hanya penonton yang tidak hadir secara langsung di acara. Penonton bisa menikmati pertunjukan musik ini dari rumah melalui layar komputer, laptop, maupun ponsel,“ ujar Anom Darsana selaku pendiri dari Antida Music Productions.

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tidak tinggal diam dalam situasi seperti ini. Dukungan pemerintah kepada para pelaku industri kreatif terus bergulir dengan mewadahi para kreator, seniman, dan musisi di seluruh Indonesia untuk tetap menggali kreativitas walau dalam situasi pandemi Covid-19.

“Kemenparekraf melalui Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif selalu berupaya mendukung para penggiat kreatif. Kami memahami kegiatan-kegiatan kini dilaksanakan melalui media online. Walau demikian bagi para pekerja kreatif yang harus hadir di tempat untuk mempersiapkan acara, kami menghimbau wajib melaksanakan seluruh protokol kenormalan baru dengan memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan keamanan seluruh musisi dan kru. Protokol tersebut di antaranya menjaga jarak, selalu menggunakan masker, dan menjaga kebersihan,” tutup Yuana Rochma Astuti, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif – Kemenparekraf.

Pertunjukan musik online ini nantinya akan disajikan secara apik melalui framing visual oleh estmovie. Dibawah naungan Erick Est, sutradara film kawakan di Bali, estmovie akan menyuguhkan sebuah pertunjukan yang mampu dinikmati dimanapun oleh khalayak masyarakat.

“Jaman ini adalah jaman visual, dan sekarang semua menuju kesana. Mungkin suatu saat tidak ada lagi konser di luar dan semuanya akan konser melalui live streaming dengan menggunakan aplikasi media sosial apapun. Jadi, sudah saatnya kita bersiap dan menerima kondisi dengan kemajuan yang begitu pesat. Baik di bidang teknologi maupun visual. Namun, tentunya kita semua berharap keadaan akan segera pulih seperti semula, dan itu hanya sebuah harapan,” ungkap Erick Est, director estmovie.

Dengan adanya pertunjukan musik online ini, diharapkan dapat memberi semangat kepada penggiat seni untuk terus berkarya sekaligus dapat menghibur masyarakat di rumah.

Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19, Puskesmas Ditutup di Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Adanya informasi salah satu tenaga Tenkes di Puskesmas Tabanan 3 terpapar positif Covid-19 dengan kondisi tanpa gejala belum lama ini. Kondisi tersebut tentunya semakin menambah deret panjang orang terpapar Covid-19 di daerah lumbung Padi ini.

Terkait hal tersebut Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Tabanan, I Putu Dian Setiawan saat di konfirmasi via WA, Sabtu,(4/6) sore tadi membenarkan hal tersebut.Yang saat ini menurut Dirinya Tenkes tersebut telah diisolasi di Bapelkes Denpasar.

“Benar, ada Tenkes di Puskesmas Tabanan 3 di laporkan, Jumat 3 Juli 2020 terpapar positif Covid-19 dengan kondisi tanpa gejala. Yang saat ini telah di isolasi di Bapelkes Denpasar yang merupakan OTG dari pasien transmisi lokal di Jalan KS Tubun (Klaster RS swasta),” jelasanya.

Trassing kedekatan terhadap pasien positif juga sudah dilakukan dan dengan jumlah berdasar data sebanyak 7 orang kemarin (Jumat,(3/7) sudah dilakukan swab dan masih menunggu hasil. Selanjutnya, 50 orang akan dilakukan swab hari Senin nanti. Jadi, total semua saat ini ada sebanyak 57 orang.

“Salah satu Tenkes kita terpapar covid-19 tersebut, sudah dilakukan trassing di sekitar lingkungan kerja dan tempat tinggal yang bersangkutan juga,” ujarnya.

Per laporan Jumat,(3/7) ada 3 orang Tenkes dari 2 RS pemerintah dan 1 puskesmas yang terpapar, 2 orang dari Kerambitan dan 1 orang dari Kecamatan Tabanan.Menurut sepengetahuan dirinya, sesuai data laporan Satgas kesehatan kemarin puskesmas tersebut telah di tutup.

Hasil Rapid Tes Puluhan Wartawan Di Bali Negatif

DENPASAR – Pantaubali.com – Puluhan wartawan melakukan rapid test yang difasilitasi Diskominfos Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali di Wantilan Kertha Sabha Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Sabtu (4/7).

“Kami dari pihak Diskominfos memfasitasinya mengingat para wartawan ini mobilitasnya sangat tinggi sehingga test rapid ini sangat penting dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan bersama,” kata Kadis Diskominfos Provinsi Bali, Gede Pramana.

Ada 6 petugas dari Labkes Provinsi Bali yang melakukan rapid test yang dipimpin Nyoman Kenyem.

Gede Pramana mengatakan lega dan bersyukur, hasil pemeriksaan semuanya nonreaktif.

Ia mengimbau kepada masyarakat khususnya para wartawan, untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menghindari kerumunan.

“Sebentar lagi kita akan menuju penerapan tatanan kehidupan era baru masyarakat Bali yang produktif dan aman covid-19. Jadi masyarakat wajib disiplin protokol kesehatan,” pesannya.

Para wartawan yang mengikuti rapid test mengaku lega. Mereka mengucapkan terimakasih telah difasilitasi test rapid ini.

Salah seorang wartawan, Komang Suparta dari LKBN Antara mengatakan, kegiatan rapid tes ini sangat bagus.

“Terimakasih sudah difasilitasi rapid test dan hasilnya semua negatif. Kami akan terus mengikuti imbauan pemerintah untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Sementara, Agus Hendra dari Pos Bali menilai, rapid test ini upaya dari Pemprov Bali melakukan screening awal, memastikan tidak ada klaster baru dari pekerja pers.

“Jika sampai pekerja pers positif, hak publik mendapatkan berita tentu terganggu. Selain itu, kegiatan rapid test ini sangat membantu para wartawan,” kata Agus Hendra.

Ditengah Pandemi, Dialog Dini Hari Relis EP Bertajuk Setara

DENPASAR – Pantaubali.com – Pandemi 2020 menyisakan satu kenangan spesial untuk Dialog Dini Hari. Band asal Bali ini, merilis EP baru sebagai monumen pengingat akan peristiwa ini. Judulnya Setara. EP ini berisi empat buah lagu, dua di antaranya sudah dilepas terlebih dulu sebagai single, Kulminasi II dan Garis Depan.

Setara dirilis pada Jumat, 3 Juli 2020, menyertakan dua lagu lagi, Pemelukmu dan Atas Nama Cinta.

EP ini dibangun oleh sisa-sisa bensin yang masih besar, paska Dialog Dini Hari merilis album penuh Parahidup di penghujung 2019 lalu.

“Kami nggak bisa diam orangnya, ide-ide mengalir terus,” kata Pohontua, gitaris dan vokalis Dialog Dini Hari. Band ini juga diperkuat oleh Brozio Orah (bas, synthesizer dan vokal) dan Putu Deny Surya (drums).

Pandemi yang mengharuskan hidup menjadi pelan, justru jadi pengalaman baru bagi tiga orang personil Dialog Dini Hari. Mereka memaksimalkan studio rumah masing-masing untuk merekam dan mengerjakan Setara. “Awalnya, hanya rilis single saja, tapi kemudian keterusan menggarap beberapa lagu lain. Akhirnya jadilah Setara ini,” lanjut Pohontua.

Secara konsep utuh, Setara adalah refleksi kolektif Dialog Dini Hari akan keadaan yang menghampiri kemanusiaan.

“Sebagai seorang penulis, aku mencoba merangkum tatanan baru manusia. Ada hal-hal signifikan yang bisa dilihat di depan mata, bagaimana orang bahu-membahu, bagaimana semua lini berjalan dengan sangat dinamis,” jelasnya tentang ide dasar yang menjadi napas dominan Setara.

Ia meneruskan, “Mungkin terlihat biasa saja, tapi ada hal-hal baru yang bisa kita pegang bahwa manusia diingatkan untuk kembali ke dasar, sesuatu yang sebenarnya ada di dalam diri kita. Bahwa manusia tetap bergantung kepada yang lainnya.”

Empat lagu di Setara mencerminkan ide ini.

Secara teknis, ada sebuah percobaan baru juga dilakukan. Brozio Orah, mengambil peran vokal utama di lagu Pemelukmu. “Pemelukmu adalah lagu lama sebenarnya. Di Parahidup, dia sudah mulai bernyanyi. Dan dia adalah penyanyi yang bagus. Ketika menggarap lagu ini, dengan bongkar pasang aransemen yang kita buat, kami sepakat bahwa versi yang akhirnya kami rilis menampilkan vokalnya,” jelas Pohontua.

Selain itu, di lagu Atas Nama Cinta, Dialog Dini Hari juga mengundang Lyta Lautner dari Soulfood dan Bonita dari Bonita and the Hus Band untuk mengisi vokal latar. Bonita merekam suaranya di rumahnya di Salatiga, Jawa Tengah.

Pola rekaman jarak jauh, memang menjadi solusi selama pandemi. Hasrat berkarya juga tidak bisa dibendung begitu tantangan jarak bisa dicarikan solusi. Setara menghidupi momen ini. Meski kemudian, metodenya bisa jadi tidak lagi diulang oleh Dialog Dini Hari.

“Band bekerja bagaikan tim, mulai dari konsep sampai produksi teknis. Ini sekali sajalah, selama pandemi. Kondisinya memang mengharuskan kami beradaptasi. Hasilnya, memang tidak kalah dengan biasanya. Tapi sebagai sebuah tim, rasanya kami harus bekerja, diskusi, berargumen, hal-hal begitu merupakan landasan proses kreasi Dialog Dini Hari. Setelah ini selesai, kami akan kembali ke studio dan melakukan hal sebagaimana biasanya,” tutup Pohontua.

Dan di situlah kemudian Setara, sebagai sebuah monumen, punya kemasan yang komplit.

Setara akan dirilis di berbagai platform digital dan versi fisiknya yang melibatkan paket bundle dengan kaos eksklusif sudah tersedia di www.dialogdinihari.com dan beberapa rekanan retailer fisik. Seluruh desain visual digarap oleh ilustrator asal Jakarta, Cempaka Surakusumah.

Menuju Bali Era Normal Sertifikasi Protokol Kesehatan dan Pencegahan Covid-19 Mulai Dilakukan

verifikasi penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 di Griya Royal Santrian Resort, tanjung Benoa

BADUNG – Pantaubali.com – Pariwisata menjadi sektor paling terpuruk sejak pandemic Covid-19 melanda dunia dengan hebatnya. Dampak itu dirasakan oleh sektor pariwisata di seluruh dunia, tak terkecuali Bali yang sebagian besar ekonominya bergantung dari sektor ini. Setelah lebih dari tiga bulan sektor ini tidak di buka di Bali, Pemprov Bali akhirnya berencana membuka pada tanggal 5 Juli mendatang.

Berbagai langkah persiapan normal baru pun dilakukan termasuk sertifikasi pariwisata yang di dalamnya mencakup penerapan standar protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19.

“Saat ini pemerintah melalui Dinas Pariwisata Provinsi Bali bekerja sama dengan asosiasi pariwisata telah membentuk tim verifikasi untuk terjun ke usaha pariwisata dan mengecek penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19,” demikian dijelaskan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa saat ditemui dalam memantau jalannya verifikasi penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 di Griya Royal Santrian Resort, tanjung Benoa, Badung, Jumat (3/7).

Putu Astawa menjelaskan, Pemprov Bali melalui Dinas Pariwisata telah menggandeng asosiasi-asosiasi pariwisata seperti PHRI, ASITA ataupun PAWIBA untuk membentuk tim verifikator. “Jadi nanti untuk assessment di hotel dan restoran pemerintah menggandeng PHRI, begitu juga untuk travel digandeng ASITA. Kita kolaborasi agar target oktober ini semua usaha pariwisata di Bali sudah tersertifikasi,” imbuhnya.

Untuk proses assessment sendiri, sudah ditetapkan berbagai indicator yang sesuai dengan standar CHS (Cleanliness, Health, Safety) yang ditetapkan oleh WHO. “Jadi protokol kedatangan, pelayanan serta kebersihan tempat usaha harus memenuhi semua indicator ini,” harapnya. Putu Astawa menegaskan tujuan dari seertifikasi ini agar sektor pariwisata tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19. “Kami ingin meminimalisir kemungkinan karyawan maupun pengunjung terinfeksi virus ini,” tambahnya.

Selain itu, sertifikat ini juga bisa menjadi modal kepercayaan bagi wisatawan maupun travel agent di luar negeri bahwa Bali benar-benar siap dan sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan wisatawan.

Untuk tim verifikator atau assessor sendiri, kadis Astawa mengaku sudah dilakukan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu, baik dari tim dari Dinas Kesehatan maupun Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bali. “Kami mempersiapkan SDM-SDM kami dengan sungguh-sungguh agar bisa memverifikasi dengan tepat sasaran. Karena tim verifikator selain mengecek ke lapangan juga bertugas untuk memberikan pemahaman kepada pegawai usaha pariwisata agar benar-benar memahami masalah protokol kesehatan dan pencegahan tersebut,” jelasnya.

Teknis assessment sendiri pihaknya mengaku juga bekerja sama dengan pemerintah kab/kota. Ia mengaku untuk Resort, dan Hotel bintang lima diverifikasi oleh tim provinsi, sementara untuk homestay, hotel bintang 3 dan DTW diverifikasi oleh tim kab/kota. “Ini diperlukan pemahanan bersama sebelumnya dari semua tim, sehingga sudah kita lakukan TOT sebelumnya,” jelasnya.

Sementara untuk sertifikat sendiri nanti bisa diunduh di website dispardaprovbali.go.id setelah dinyatakan lulus oleh tim verifikator. “Bagi mereka yang sudah mengantongi sertifikat ini bisa dijadikan modal untuk menggaet wisatawan dan travel agent di luar negeri serta bisa membangun kepercayaan dan confident dalam mengelola usaha pariwisatanya,” tandasnya.
Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan ini langkah yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas pariwisata Bali. “Saya mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pariwisata Prov Bali untuk memulihkan pariwisata kita pasca Covid-19” jelasnya. Ia mengaku dari hasil webminar pariwisata yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata, sebagian masyarakat dunia sudah rindu berwisata ke Bali, bahkan dari 50 destinasi yang paling ingin dikunjungi pasca Covid-19, Bali masuk ke nomor 20 besar.

“Berdasarkan polling, 80% penduduk Eropa sudah rindu ke Bali, 90% warga Australia sudah menunggu pariwisata Bali dibuka. Maka sertifikasi ini adalah langkah penting untuk menjawab kerinduan wisatawan tersebut,” imbuhnya.

Selain itu, Bali juga menambah indicator dalam penerapan protokol Covid-19 selain CHS itu sendiri. “Kami menambahkan contactless ke dalam indicator kami. Jadi wisatawan dan karyawan meminilasir kontak fisik dengan salah satu caranya adalah cashless,” imbuhnya.

Ia berharap melalui ini sektor pariwisata di Bali bisa bangkit kembali, serta jumlah masyarakat yang terinfeksi COvid-19 melalui transmisi lokal bisa berkurang. “Kami berharap semua berjalan lancar dan astungkara Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberkati. 5 Juli nanti aka nada persembahyangan bersama dipimpin oleh Gubernur Bali untku membuka pariwisata kita, dan oktober nanti jika keadaan bisa dikendalikan pariwisata internasional akan dibuka, karena dalam waktu dekat Eropa juga akan membuka perbatasan mereka. Kami harap semua berjalan lancar,” tandasnya.

Sementara itu, Ricky Putra General Manager Royal Santrian Resort menyatakan pihaknya sangat siap menjalan protokol new normal ini. Indicator-indikator yang ditetapkan sudah diterapkan di hotel tersebut. Selain itu karyawan hotelnya juga sudah dilatih untuk menerapkan protokol-protokol Covid-19

Bali Era Baru, Pertamina Dituntut Siapkan Program Penggunaan BBM Ramah Lingkungan

Audiensi PT. Pertamina Wilayah Bali di Kantor Gubernur Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Pandemi Covid-19 yang mulai merebak semenjak Maret 2020 telah meredupkan geliat pariwisata di Bali. Memang, sektor pariwisata masih memerlukan waktu untuk pulih seperti sediakala. Namun demikian, pemerintah telah memberikan signal untuk ancang-ancang mempersiapkan pariwisata era baru dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19.

Gayung bersambut, Pemerintah Provinsi Bali dengan momentum ini berupaya mewujudkan Bali Era Baru, dengan mendorong animo masyarakat untuk Work From Bali. Mengajak masyarakat khususnya wisatawan untuk bekerja sambil berlibur dari Bali, dengan suasana yang ramah lingkungan, bebas kantong plastik, dan udara bersih rendah emisi.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) pada saat menerima audiensi PT. Pertamina Wilayah Bali di Kantor Gubernur Bali (26/6) yang lalu menyambut baik gagasan dan program yang akan dilaksanakan oleh PT. Pertamina terkait pemanfaatan energi ramah lingkungan.

“Potensi Bali menjadi destinasi ramah lingkungan sangat besar. Sebelumnya Bali sudah berhasil menerapkan Program Bebas Kantong Plastik. Regulasinya berupa Pergub juga sudah ditetapkan,” ujarnya seraya berharap momentum ini dapat didukung oleh seluruh perusahaan yang beroperasi di wilayah Bali.

Region Manager Sales Retail Region V, I Ketut Permadi Aryakumara menyatakan kesiapannya untuk mengambil peran aktif dalam mendukung rencana Pemprov Bali tersebut.

“Kami akan menyiapkan program agar masyarakat dapat merasakan dampak positif penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan rencana pemerintah Bali agar dapat mengedukasi dan mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan melalui pengurangan emisi gas karbon,” ujar Ketut Permadi.

Ditambahkannya, momentum Upacara Pamahayu Jagat yang akan dilaksanakan pada Purnama Kasa (5/7) diharapkannya akan menjadi titik tolak penerapan kehidupan era baru masyarakat Bali disaat menghadapi pandemi Covid-19.

“Sebagai hari baik dalam adat masyarakat Bali, saya harapkan ini merupakan momentum untuk menjadi lebih baik lagi, dalam segala aspek. Termasuk yang utama adalah lebih menghargai dan memberikan lebih bagi lingkungan yang menjadi daya tarik destinasi tersendiri bagi Bali dan penghidupan masyarakatnya,” pungkasnya.