- Advertisement -
Beranda blog Halaman 777

Perkembangan Penanggulangan Covid-19 Gugus Tugas Pemprov Bali, 13 Juli 2020

DENPASAR – Pantaubali.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali menyampaikan perkembangan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Provinsi Bali per Senin (13/7), Jumlah kumulatif pasien positif 2.257 orang (bertambah 62 orang WNI dengan rincian 60 orang Transmisi Lokal dan 2 orang Imported Case (Indonesia)).

Adapun Jumlah pasien yang telah sembuh sampai hari ini sejumlah 1.508 orang (bertambah 97 orang WNI dengan rincian 1 orang PMI, 2 orang Imported Case (Indonesia) dan 94 orang Transmisi Lokal)

Jumlah pasien yang meninggal untuk hari ini tidak ada. Sehingga secara kumulatif sampai hari ini berjumlah 27 orang (25 orang WNI dan 2 orang WNA).

Pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 722 orang yang berada di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering)

Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara komulatif sejumlah 1.875 Orang. Hal ini berarti masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan atau melakukan upaya-upaya pencegahan COVID-19, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, physical distancing dan lainnya. Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini.

Sambut New Normal, Tabanan Aman Dan Kondusif

TABANAN – Pantaubali.com – Tatanan kehidupan baru atau new normal di Bali dimulai sejak Kamis tanggal 9 Juli 2020 lalu. Seiring pembelakuan new normal tersebut, pemerintah kabupaten Tabanan juga memberlakukan Tabanan Aman dan Produktif.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan, Senin (13 Juli 2020).

“Tabanan Aman dan Produktif artinya masyarakat Tabanan tetap menjalankan protokol kesehatan pecegahan Covid-19 seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, jaga jarak, tidak berkerumun. Jadi masyarakat aman dari paparan Covid 19. Sedangkan produktif, masyarakat tetap bisa beraktifitas seperti biasa sehingga roda ekonomi bisa tetap berputar,” jelasnya.

Tagline Tabanan Aman dan Produktif inilah yang terus disosialiasikan yang maknanya hampir sama dengan new normal. “Tabanan Aman dan Produktif ini akan terus kami sosialiasikan sampai masyarakat. Terutama di tempat tempat yang melibatkan banyak orang seperti pasar – pasar tradisional,” tandasnya.

Ia yang juga sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Tabanan ini menambahkan Tabanan Aman dan Produktif ini nantinya akan dilaunching oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryasatuti. “Ibu Bupati akan melauncing Tabanan Aman dan Produktif ini pada awal Agustus 2020 ,” pungkasnya.

Demi Menuntun Anak-anak Ny. Putri Koster Ajak Orang Tua Belajar Teknologi

Ny. Putri Koster dalam acara webminar Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI)

DENPASAR – Pantaubali.com – Orang tua dari zaman ke zaman selalu dituntut untuk terus mendidik anak mereka sesuai dengan perkembangan terkini. Bergitu juga di era informasi 4.0 yang serba mengandalkan teknologi ini, maka orang tua juga dituntut untuk selalu mempelajari teknologi agar mampu mengimbangi dan menuntun anak-anak mereka.

Demikian disampaikan Ny. Putri Koster dalam acara webminar yang diselenggarakan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) pada Minggu (12/7), di Denpasar.

Dalam acara yang menghadirkan pembicara Prof. IBG Yudha Triguna, MS, seorang dosen dan Guru Besar Universitas Hindu Indonesia (UNHI) tersebut, pendamping orang nomor satu di Bali itu juga mengatakan jika saat ini anak-anak telah mengenal gadget saat masih dalam kandungan.

“Bayangkan saat kandungan orang tua sudah mengenalkan gajet dengan mendengarkan musik, baru lahir juga sudah kenal gajet dan beranjak besar dengan gajet,” jelasnya kepada para peserta seminar.

Sehingga menurutnya anak-anak pada masa ini sangat gampang mempelajari teknologi. Untuk mengimbangi hal itu serta mengontrol, tentu orang tua juga harus mempelajari teknologi dengan cermat.

Berikutnya, ia mengatakan selain begitu pentingnya teknologi, namun para orang tua juga tidak boleh melupakan disiplin dan etika sebagai pondasi yang kuat karakter anak. “Karena bagaimanapun pentingnya teknologi, jika si anak tidak bisa bijaksana menggunakannya, maka akan berbahaya. Etika itulah akar dari kehidupan anak-anak kita, dan sebagai orang tua kita harus merawat akar tersebut,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ny. Putri Koster juga mengharapkan agar para orang tua menjadikan anak-anak sebagai teman, dan mengkomunikasikan segala hal dengan komunikasi dua arah secara logis.

“Ini bukan saatnya kita mengajarkan anak-anak dengan ancaman atau tahayul-tahayul, mereka sudah pintar, dan menurut perkembangan zaman segala hal harus ada penjelasan logisnya,” terangnya.

Akan tetapi, meskipun saat ini perkembangan teknologi begitu pesat, namun tidak boleh melupakan akar budaya sebagai orang Bali. Dia menjabarkan bahwa hal tersebut bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti istilah khas masyarakat Bali.

“Kita bisa sebut ninik, biyang, pekak dan lain-lain. Tidak perlu mengadopsi istilah luar,” sebutnya.

Bahkan hal tersebut telah menjadi konsen Gubernur Koster dalam melestarikan adat dengan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Pergub Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

Ny. Putri Koster juga mengajak para orang tua milenial untuk selalu mengajarkan kepercayaan diri dalam artian positif kepada anak-anaknya. “Jangan sampai ada kata-kata yang menghilangkan kepercayaan diri anak-anak, seperti kamu bodoh atau kamu tidak bisa. Terus kembangkan bakat dan kepercayaan diri mereka,” ujarnya mengingatkan.

Karena ia meyakini, jika sudah ada kepercayaan diri dari keluarga, maka anak-anak akan mempunyai kepercayaan diri dalam pergaulan dan mengaplikasikan nilai-nilai agama lebih baik lagi.

Sementara Prof IBG Yudha Triguna, MS sepakat dengan Ny. Putri Koster bahwa dalam mendidik anak di era milenial ini memang perlu pendekatan secara logis serta komunikasi dua arah.

Di samping itu ia juga menekankan bahwa orang tua milenial harus mengajarkan anak-anaknya untuk berpikir kritis serta bisa mencari solusi akan setiap permasalahan yang dihadapi.

“Anak-anak sekarang harus diajarkan untuk selalu berpikir kritis dan menangkap peluang yang ada di sekitarnya,” imbuhnya.

Dalam hal mengajar di rumah, pada era ini menurutnya orang tua sudah harus meninggalkan sistem lama. Orang tua harus mampu ciptakan kondisi yang dinamis dan strategis dalam mengkomunikasikan segala hal dengan anak-anak. “Jangan selalu posisikan orang tua di atas dalam mengajar anak anak. Sejatinya kita bisa sejajar dan mempelajari suatu hal bersama,” ujarnya.

Orang tua juga diharapkan bisa mengajarkan untuk menata keperluan anak sejak dini serta pupuk sikap pemimpin. Karena kelak kedua hal tersebut akan diperlukan dalam lingkungannya.

Penanggulangan Covid-19 Gugus Tugas Pemprov Bali Minggu, 12 Juli 2020

DENPASAR – Pantaubali.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali menyampaikan perkembangan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Provinsi Bali per Minggu (12/7), jumlah pasien positif bertambah 48 orang WNI, terdiri dari 47 Transmisi Lokal, 1 PPDN. Secara kumulatif total pasien positif berjumlah 2.195 orang.

Adapun jumlah pasien yang telah sembuh sampai saat ini sejumlah 1.411. Hari ini bertambah 57 orang, terdiri dari 56 Transmisi Lokal,dan 1 PPDN.

Jumlah pasien yang meninggal untuk hari ini tidak ada. Sehingga secara kumulatif sampai hari ini berjumlah 27 orang (25 orang WNI dan 2 orang WNA).

Pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) berjumlah 757 oranh, terdiri dari 755 WNI dan 2 WNA yang dirawat di 14 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Gran Mega dan BPK Pering.

Sambut New Normal, Sekda I Gede Susila Tinjau Kesiapan DTW Tanah Lot

TABANAN – Pantaubali.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan I Gede Susila berkunjung ke DTW Tanah Lot dan Pasar Tradisional Beraban, Kediri, untuk meninjau kesiapan prosedur protocol kesehatan Covid-19 dalam rangka pelaksanaan penerapan New Normal atau Tatanan Kehidupan Era Baru, Minggu (12/7).

Saat peninjauan, Sekda I Gede Susila bersama dengan WakaPolres I Made Krisna Mahardika, perwakilan Dandim, OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Camat Kediri dan Manajer Badan Pengelola DTW Tanah Lot, melihat secara langsung kesiapan DTW Tanah Lot dan Pasar Tradisional Beraban.

Dalam fase New Normal yang telah diterapkan mulai tanggal 9 Juli 2020, Pemkab Tabanan tidak mau gegabah dalam membuka DTW dan pasar tradisional secara penuh, mengingat pandemic Covid-19 terutamanya melalui transmisi lokal masih menjadi bayang-bayang yang bisa kapan saja menyerang masyarakat.

Untuk itu, Pemkab Tabanan bersama jajaran memastikan bahwa prosedur protocol kesehatan, khususnya disetiap DTW dan Pasar Tradisional, telah sesuai dengan anjuran Pemerintah untuk mencegah penularan pandemic Covid-19, bahkan memutus mata rantainya.

Pada kesempatan tersebut Sekda I Gede Susila menyarankan agar wajib menyiapkan sarana prasarana protocol kesehatan Covid-19, seperti tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, masker, hand sanitizer dan lain sebagainya. Karena hal ini ditegaskan memang wajib harus diterapkan guna mewujudkan masyarakat Tabanan yang produktif.

Disamping itu, tempat duduk untuk bersantai di Dtw Tanah Lot dan Pasar Beraban  juga tidak luput dari pantauannya. Ia meminta agar pihak Badan Pengelola agar memberikan sekat pada tempat duduk sesuai dengan standar protocol kesehatan Covid-19. Ditegaskannya hal ini berlaku di seluruh DTW yang ada di Kabupaten Tabanan, begitupun dengan pasar tradisional.

“Media-media yang akan sering dikunjungi oleh pengunjung ini, usahakan agar jangan sampai bersentuhan antara satu dengan yang lain. Karena disitulah yang paling rentan dengan klaster penyebarannya (Covid-19),” terang I Gede Susila.

Selain itu, Ia juga menghimbau agar DTW dan pasar tradisional dijaga kebersihannya. Karena menurutnya kebersihan adalah salah satu factor yang sangat penting dalam pencegahan penularan pandemic global ini.

Wakapolres WakaPolres I Made Krisna Mahardika menambahkan bahwa protocol kesehatan harus diterapkan secara serius dan sungguh-sungguh di setiap DTW. “Yang kita perhatikan dari awal tadi masuk, untuk petugas di loket pada saat memberikan ataupun menerima tiket harus menyemprotkan hand sanitizer pada pengunjung,” ujarnya.

Ia juga menyarankan, senada dengan Sekda I Gede Susila agar kebersihan harus betul-betul dijaga. “Minimal pembersihan sarana prasarana dan kelengkapan lainnya dibersihkan secara rutin, minimal sehari 2 kali. Baik saat buka maupun saat tutup, mungkin di pertengahan pada saat sedang istirahat rajin harus menyiapkan desinfektan,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa penyemprotan desinfektan itu sangat penting dilakukan untuk meminimalisir penyebaran Virus ini. Ia pun menjelaskan cara mudah pembuatan desinfektan. “Yang paling mudah itu dengan cairan bayclin dicampur dengan komposisi air bisa digunakan juga sebagai desinfektan,” imbuhnya. @humastabanan

Wagub Cok Ace Buka Lomba Layangan Virtual Libatkan 380 Rare Angon

DENPASAR – Pantaubali.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) membuka lomba layangan virtual season 2.0 celepuk vs kupu-kupu vs celepuk di Beach Club Restaurant Puri Santrian Sanur, Minggu (12/7/2020). Lomba layangan diikuti 380 peserta yang tak hanya berasal dari Daerah Bali, tapi juga melibatkan peserta dari Lombok dan Sulawesi.

Dalam sambutan singkatnya, Wagub Cok Ace mengapresiasi ide kreatif penggagas lomba laying-layang virtual yang digelar di tengah pandemi Covid-19 ini. Selain mengakomodir aspirasi dan penyaluran hobi para rare angon (sebutan bagi pemain laying-layang), menurutnya kegiatan ini menjadi momentum yang baik bagi dunia pariwisata untuk mulai bangkit dari keterpurukan.

Guru besar ISI Denpasar ini berharap, event semacam ini dijadikan momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa Bali telah siap memasuki tatanan kehidupan era baru dengan menerapkan protokol kesehatan pada berbagai sektor, termasuk pariwisata. Ia berharap, ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan di objek wisata dan sarana akomodasi terus diunggah di media sosial sehingga dunia luar tahu bahwa Bali sangat konsen terhadap penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Mari kita tunjukkan pada dunia luar bahwa Bali dengan pesona keindahan alamnya siap menerima wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ujar penglingsir Puri Ubud ini. Lebih dari itu, kegiatan yang melibatkan peserta dari luar daerah ini diharapkan menjadi media untuk membangun jejaring antar destinasi.

Masih dalam sambutannya, pengemar mobil antik ini menginformasikan bahwa Pemprov Bali secara resmi telah mencanangkan mulai diberlakukannya tatanan kehidupan era baru yang produktif dan aman Covid-19. Skema tatanan kehidupan era baru ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai pada tanggal 9 Juli 2020 untuk aktivitas lokal, lanjut pada 31 Juli 2020 untuk wisatawan domestik dan pada 11 September 2020, Bali akan dibuka bagi wisatawan manca negara.

“Khusus untuk aktivitas lokal, seringkali asumsi kita hanya pada kegiatan ekonomi seperti pasar dan UMKM, padahal aktivitas lokal yan dimaksud dalam skema ini juga termasuk sektor pariwisata dengan sasaran masyarakat lokal Bali,” terangnya.

Menurut Cok Ace, potensi wisatawan lokal sejatinya tak kalah dengan wisatatawan nusantara yang datang dari luar Daerah Bali dan manca negara. “Baru-baru ini, kawasan wisata Kintamani dipadati masyarakat lokal yang sudah sangat ingin berwisata,” sebutnya. Selama ini, tambah Cok Ace, potensi wisatawan lokal cenderung terabaikan dan pelaku pariwisata cenderung lebih fokus pada wisatawan nusantara dan manca negara. “Sambil menunggu kedatangan wisatawan nusantara dan mancanegara, potensi wisatawan lokal harus menjadi perhatian untuk kita garap di tengah situasi pandemi yang belum sepenuhnya berakhir. Istilahnya deglobalisasi, dari kita dan untuk kita,” urainya.

Apresiasi terhadap kegiatan ini juga diutarakan oleh Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang menyampaikan sambutan secara daring. Ia salut dengan kreativitas yang ditunjukkan penggagas lomba layingan virtual ini. Menurutnya, penyelenggaraan lomba layang-layang ini menjadi media bagi para rare angon untuk mengembangkan kreasi. “Meskipun kita masih harus berjuang melawan pandemi, kreativitas tak boleh mati,” pungkasnya.

Kadek Suprapta Meranggi selaku penggagas acara menyampaikan, lomba layang-layang virtual ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para rare angon. Pria yang lebih dikenal dengan nama Deck Sotto ini menginformasikan bahwa ini merupakan kali kedua pelaksanaan lomba layang-layang virtual tahun ini. Lomba season 1.0 yang mengusung tema Rare Angon vs Covid-19 dilaksanakan 31 Mei 2020 dengan jumlah peserta sebanyak 155.

Sukses digelar pada sesi pertama, pihaknya menerima banyak permintaan agar kegiatan serupa digelar kembali. Memenuhi pemintaan tersebut, ia memutuskan untuk mengelar lomba season 2 dengan tema Celepuk vs Kupu-Kupu yang diikuti 380 peserta. Sebagai penggemar layang-layang, Deck Sotto mengaku harus memutar otak agar tradisi ini tidak punah dan tetap bisa dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang mensyaratkan pemberlakuan protokol kesehatan. “Pada situasi normal, seyogyanya lomba dilaksanakan di lapangan dengan banyak orang. Di tengah situasi pandemi, hal itu tak memungkinkan untuk dilaksanakan. Akhirnya saya menggagas lomba secara virtual,” urainya.

Menurutnya, lomba ini bukan semata media penyaluran hobi bagi para rare angon. Lebih dari itu, ajang ini membawa dampak positif bagi sektor perekonomian yang saat ini berada pada titik nadir. “Teman-teman pekerja yang dirumahkan banyak mendapat job sebagai pembuat layang-layang, ini tentunya sangat mengembirakan,” ucapnya sembari menyebut lomba layang-layang virtual yang digelar di Bali ini adalah yang pertama dan satu-satunya di dunia. Sementara itu, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Sidartha menyampaikan apresiasi dan mengaku bangga menjadi bagian dari kegiatan ini.

Pembukaan lomba layang-layang virtual ditandai dengan penaikan layang-layang secara simbolis oleh Wagub Cok Ace yang diikuti sejumlah tamu undangan. Acara pembukaan juga dimeriahkan fashion show bertema layang-layang yang digelar di tepi pantai.

Pulihkan Ekonomi Bali, Gubernur Resmikan Tatanan Kehidupan Era Baru di Pantai Pandawa

BADUNG – Pantaubali.com – Guna memulihkan kembali denyut roda perekonomian Bali yang sempat melemah selama tiga bulan lebih akibat pandemi Covid-19, Gubernur Wayan Koster telah mempersiapkan langkah strategis penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru dalam tiga tahapan.

Tahapan pertama Tatanan Kehidupan Era Baru telah dimulai pada Kamis (9/7) lalu yang ditandai dengan pelepasan rombongan mobil kuno “Road to Penerapan Tata Kehidupan Era Baru Provinsi Bali” oleh Gubernur Koster di halaman Kantor Gubernur Bali, Denpasar. Kegiatan ini pula dibarengi dengan kunjungan pada sejumlah objek.

Kemudian disusul pada Sabtu (11/7), Gubernur Koster didampingi Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) meresmikan diberlakukannya Tatanan Kehidupan Era Baru di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Badung. Selain itu, pada kesempatan ini juga dilaksanakan penerapan digitalisasi kawasan wisata pantai Pandawa berbasis Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).

Dijelaskan Gubernur Koster, penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru ini mengingat masyarakat Bali sudah cukup lama aktivitasnya dibatasi akibat pandemi Covid-19, hingga berdampak pada perekonomian masyarakat. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengambil langkah untuk melaksanakan Tatanan Kehidupan Era Baru d itengah pandemi.

“Untuk diketahui pelaksanaan Tatanan Era Baru terbagi dalam tiga tahap. Yakni tahap pertama tanggal 9 Juli untuk masyarakat lokal. Selanjutnya tahap kedua nanti tanggal 31 Juli aktivitas diperluas untuk sektor pariwisata untuk wisatawan Nusantara. Jika semua berjalan lancar, tahap ketiga tanggal 11 September 2020 akan dibuka untuk wisatawan mancanegara,” jelas Gubernur Koster.

Dikatakan Gubernur asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini, 52% perekonomian masyarakat Bali bergantung pada aktivitas pariwisata. Sehingga dengan adanya pandemi Covid-19 ini, masyarakat Bali sangat merasakan dampaknya.

“Sebagian besar kehidupan perekonomian di Bali ditopang oleh pariwisata. Karena situasi ini, pariwisata di Bali tidak bisa beraktivitas sama sekali. Sehingga kita merasakan dampaknya sangat luar biasa terhadap keseluruhan kehidupan perekonomian yang ada di Bali yang berkaitan dengan kepariwisataan,” ujarnya.

Oleh karena itu, sebagai Gubernur Bali yang juga sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, pihaknya lantas mengambil kebijakan penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru. Kebijakan ini pun telah menjadi kesepakatan semua bupati/walikota se-Bali serta berbagai pihak yang menjadi bagian dari GTPP Covid-19 Bali dan juga kabupaten/kota. Yang kemudian secara bersama-sama diputuskan penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru untuk masyarakat produktif dan aman Covid-19 secara bertahap, selektif dan terbatas.

“Pertama adalah tetap kita menangani Covid 19 ini dengan sebaik-baiknya agar masyarakat kita sehat dan aman dari covid-19. Yang kedua adalah bersamaan dengan penanganan covid-19 ini juga kita harus berani memulai aktivitas perekonomian. Kita tidak mungkin seterusnya akan menjalani sesuatu yang tidak ada kepastiannya, jadi karena itu pilihannya adalah dua-duanya kita jalankan secara bersama-sama. Penanganan konflik sebagai bagian dari pada upaya kita menangani kesehatan masyarakat agar bebas dan aman dari Covid-19 dengan sebaik-baiknya dengan semua pihak bersamaan dengan itu juga kita memulai aktivitas perekonomian di Provinsi Bali ini,” jelasnya dengan rinci.

Untuk mengawali penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru akan bisa terlaksana dengan baik sesuai tujuan, Gubernur Koster memulai pelaksanaanya secara sekala-niskala. Hal ini sesuai dengan keyakinan dan tradisi kearifan lokal masyarakat Bali.

“Tahapan ini diawali dengan upacara yadnya Pemahayu Jagat pada tanggal 5 Juli yang lalu di Penataran Pura Besakih bertepatan dengan Purnama Kasa. Hari baik yang kita pilih pada saat itu adalah untuk mengucapkan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Memohon tuntunan dan bimbingan Beliau agar penanganan Covid-19 di provinsi Bali dapat kita jalankan dengan relatif baik. Kasus di Provinsi Bali dapat kita kendalikan, yang sembuh bisa terus kita tingkatkan dan dengan doa kita semua agar yang meninggal ini tidak lagi bertambah. Itu yang kita jalankan secara niskala. Kemudian setelah itu kita melaksanakan tahapan yang pertama yang dimulai pada tanggal 9 Juli,” terangnya.

Selanjutnya Gubernur Koster berharap, dengan dibukanya pantai Pandawa akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Mengingat sebenarnya sudah banyak wisatawan yang ingin datang ke Bali. Hanya saja memang masih ada keterbatasan yang belum bisa dijalankan karena masih berlaku aturan yang belum memungkinkan perjalanan khususnya dari luar negeri.

“Saya kira pemerintah akan memulai tahapan itu dalam beberapa minggu yang akan datang ini, kemudian kita berharap tahapan pertama yang kita mulai tanggal 9 Juli ini berlangsung dengan baik, dengan lancar diikuti oleh masyarakat yang berperilaku tertib, disiplin di dalam melaksanakan protokol Tatanan Kehidupan Era Baru ini. Jika ini berjalan dengan baik, kita akan masuk ke tahapan yang kedua tanggal 31 Juli 2020 ini untuk memulai dengan sektor pariwisata dengan membuka wisatawan Nusantara, kemudian kita berharap ini juga bisa berjalan dengan baik, disiplin diikuti oleh semua pihak yang terkait sehingga kita akan melanjutkan ke tahap yang ketiga pada tanggal 11 September 2020 untuk pariwisata yang melibatkan wisatawan mancanegara. Dan ini sudah kita persiapkan dengan sebaik-baiknya melalui terbitnya Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali,” ungkap Koster.

Pada kesempatan ini, Gubernur Koster menyampaikan rasa bahagia atas pelaksanaan penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru sekaligus juga dilakukan digitalisasi kawasan pantai Pandawa berbasis QRIS sebagai penanda pelaksanaan Bali Era Baru.

“Jujur saja, saya baru pertama kali ke sini. Biasanya saya hanya mendengar dari omongan saja, ternyata tempatnya bagus. Untuk pengembangan kawasan ini sebagai destinasi pariwisata, tentu saja pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten akan mendukung dengan sebaik-baiknya agar kawasan ini ke depan dapat berkembang dengan baik. Tentu dengan menerapkan kearifan lokal yang kita miliki agar semua tertata dengan baik. Bersama-sama masyarakat yang ada di sini agar kita semua menyadari sepenuhnya ini adalah tempat untuk melakukan aktivitas usaha yang telah memberikan sumber penghidupan, memberikan rezeki untuk kita semua sebagai anugerah dari Beliau. Oleh karena itu jangan hanya kita asyik menggali suatu pendapatan di sini, tapi juga kita harus mengiringi dengan satu aktivitas upacara keagamaan yang sesuai dengan kearifan lokal kita. Ini adalah pantai, maka juga sangat penting dilaksanakan upacara yadnya yang berkaitan dengan segara agar tempat ini betul-betul secara niskala dan sekala memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yang ada di sini,” tutupnya.

Sementara Bendesa Adat Kutuh Jro Nyoman Mesir dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gubernur Bali beserta Wakil Gubernur Bali yang dikatakannya merupakan kali pertama seorang Gubernur dan Wakil Gubernur Bali datang ke Pantai Pandawa sejak dibuka pada 2012 silam.

“Dengan hadirnya Bapak Gubernur mudah-mudahan pantai Pandawa menjadi destinasi wisata terbaik di dunia. Kawasan pantai Pandawa ini adalah asli ciptaan masyarakat desa bersama para penglingsir-penglingsir, tokoh masyarakat di Kutuh,” tuturnya.

Untuk itu, ia berharap Gubernur Bali bisa terus memberikan dukungan agar objek wisata Pantai Pandawa bisa terus ditata dan dikembangkan untuk menjdi lebih baik lagi.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyampaikan peresmian Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru dan Digitalisasi Kawasan Wisata Pantai Pandawa berbasis QRIS ini sebagai agenda kedua yang telah dilaksanakan. Dipilihnya Pantai Pandawa untuk penerapan tersebut karena merupakan objek wisata yang dikelola oleh desa adat dan sangat siap dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru ini digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan dan wajib dimasukkan pada semua bidang kehidupan termasuk sektor pariwisata. Dalam Surat Edaran Gubernur Nomor 3355 Tahun 2020, semua yang ada transaksinya diminta untuk menerapkan pembayaran nontunai. Ini merupakan kelebihan yang dimiliki Bali sebagai destinasi wisata dunia. Pembayaran nontunai menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang cepat, mudah murah dan aman serta transparan,” jelasnya.

Selain itu juga, QRIS sebagai instrumen pembayaran juga menjadi solusi untuk membangkitkan sektor pariwisata dalam mendukung Tatanan Kehidupan Era Baru karena tidak akan ada kontak fisik dalam interaksi. “Cara pembayaran menggunakan QRIS ini relatif cepat, mudah, murah, aman, dan handal, cukup dengan satu kode QR untuk pembayaran berbagai jenis aplikasi seperti linkaja, gopay, ovo, dan shoppeepay. Di kawasan wisata Pantai Pandawa ini, nantinya pembayaran menggunakan QRIS dapat dilakukan ketika melakukan transaksi penyewaan payung, penyewaan kano, toko oleh oleh dan warung makan,” terangnya

Peresmian Penerapan Tatanan Kehidupan Era Baru ditandai dengan pemotongan pita oleh Gubernur Koster didampingi Wakil Gubernur Bali, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, tokoh masyarakat Desa Kutuh, serta Forkopimda yang hadir. Terakhir, undangan dan masyarakat disuguhkan atraksi 20 paralayang yang menghiasi langit pantai Pandawa.

Belasan Tenkes Klinik di Pupuan, Menunggu Test Swab

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr I Nyoman Suratmika

TABANAN – Pantaubali.com – Pasca salah satu klinik swasta di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan ditutup sementara pada Kamis lalu akibat belasan Tenkes di klinik tersebut sempat kontek langsung dengan salah satu pasien positif Covid-19.Yang mengakibatkan 12 orang tenkes harus menjalani karantina mandiri saat ini, itu disampaikan,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan,dr. I Nyoman Suratmika, seijin juru bicara GTPP, I Putu Dian Setiawan, saat dikonfirmasi, Sabtu,(11/7) di Kabupaten Tabanan,Provinsi Bali.

“Tenkes sempat kotak dengan pasien, akan tetapi belum bisa dikatakan tenkes tersebut terpapar Covid-19, karena pelaksanaan test swab belum dilakukan.Rencana dilakukan Senin minggu depan,” jelasnya.

Sejauh ini hasil tracing contact terhadap keluarga dan masyarakat tercatat sebanyak 30 orang.

“Ya, anak-anak dan keluarga dekatnya sebagian telah ditracing juga,”ujarnya.

Guna mengantisipasi kejadian yang sama, tentu kedepan pasien maupun petugas harus tetap menggunakan APD.

“Dalam kondisi saat ini, kita tidak pernah mengetahui siapa saja yang terpapar dan mana yang tidak.Maka APD wajib tetap digunakan,” cetusnya.

Menurut Dia, surat edaran telah diberikan baik kepada seluruh organisasi profesi maupun pelayaan kesehatan dalam kaitan peningkatan protokol kesehatan.

Ketua TP PKK Bali Edukasi Bahaya dan Pencegahan Covid-19 di Buleleng

Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster Sosialisasi Bahaya Virus Covid 19

BULELENG – Pantaubali.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster secara berkesinambungan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya Virus Corona (Covid-19), yang menyebabkan gangguan pada pernapasan hingga dapat menyebabkan penderitanya meninggal dunia.

“Seluruh masyarakat Bali diminta untuk lebih waspada dan disiplin menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan, apalagi saat ini tatanan kehidupan era baru sudah mulai aktif,” hal ini disampaikan Ny Putri Koster saat menyerahkan bantuan sembako kepada warga Banjar Suka-Duka Batur, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, Sabtu (11/7).

Pada kesempatan ini, Ny Putri Koster juga mengedukasi masyarakat untuk tidak takut kembali produktif. Namun agar tetap aman dari Covid-19 hendaknya senantiasa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau tidak pernah meninggalkan hand sanitizer yang berbasis alkohol jika bepergian keluar rumah, dan menggunakan masker dengan baik (menutup hidung hingga dagu) serta menerapkan etika batuk/ bersin. Selain itu, usahakan mengkonsumsi gizi seimbang (memasak daging hingga matang), rajin berolahraga, cukup istirahat dan menghindari stres.

Ny Putri Koster mengingatkan pentingnya menggunakan masker dalam berkegiatan, mengingat saat ini warga sudah kembali bebas untuk beraktivitas. “Kondisi ini mengharuskan kita lebih waspada terhadap diri kita sendiri, terutama bagi pemilik penyakit bawaan dalam tubuh. Dan yang lanjut usia, usahakan untuk tidak keluar rumah karena memiliki sifat lebih rentan untuk menerima virus bagi tubuhnya,” tegas Ny Putri Koster.

Pada Sabtu kali ini, sebanyak 77 kepala keluarga di Banjar Suka-Duka Batur, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng menerima paket berisi 2 bungkus minyak, 1 gula pasir, dan 10 kg beras. Selain itu, juga diserahkan 1000 masker, kalender dan leaflet bagi warga.

Plt Ketua TP PKK Buleleng Ny Wardhany Sutjidra menambahkan, tatanan kehidupan era baru sudah dimulai namun penerapan protokol kesehatan sangat penting karena penularan Covid-19 melalui cairan erosol/ droplets (cairan yang keluar dari mulut dan hidung) sangat cepat bereaksi. “Sehingga untuk tetap terhindar dari penularan Covid-19 maka kita semua wajib membersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun, makan yang cukup, minum air yang banyak dan olah raga serta memotong kuku secara rutin menjadi hal utama yang harus diperhatikan dengan khusus,” ujar Ny Wardhany Sutjidra.

Kepala Desa Anturan Ketut Suka mengucapkan rasa terima kasih atas perhatian dan bantuan sembako yang diberikan, dan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warganya.

Hingga saat ini, sudah sebanyak 410 ton beras dan 103.000 masker yang disalurkan oleh TP PKK kepada warga terdampak Covid-19, yang tidak masuk ke dalam daftar penerima bantuan dari pemerintah.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian Tim Penggerak PKK sehingga gotong royong di tengah masyarakat dapat kembali dibangun dan diaktifkan, karena semuanya adalah warga Bali yang senasib sepenanggungan.

“Selain itu, segenap aktivitas dan tanggung jawab yang dimiliki harus dilakukan dengan senang hati serta tulus iklas, sehingga kita semua akan bekerja tanpa beban dan imun tubuh akan meningkat. Dengan demikian, virus tidak akan mudah masuk ke dalam tubuh kita,” kata Ny Putri Koster.

DPRD Tabanan Resah Protokol Kesehatan Lemah Di Pasar Tradisional

Salah Satu Pasar Tradisional Di Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Dewan perwakilan rakyat Tabanan sebut penerapan protokol kesehatan dibeberapa pasar tradisional masih sangat-sangat lemah. Pemerintah dinilai hanya berbicara masalah ekonomi saja, sedangkan mengesampingkan masalah kesehatannya.Sebagian pedagang terlihat masih mengabaikan protokol kesehatan saat berinteraksi ditengah pasar.

“Terkadang masyarakat masih saling “talah-tolih”, itu dia tidak kenapa-kenapa (tidak kena virus Covid-19). Itulah yang terkadang masih terjadi,” jelas,Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, I Made Dirga,kemarin(Jumat,(10/7) saat ditemui diruang kerjanya di Tabanan.

Pemerintah harus lebih tegas lagi, agar penerapan protokol kesehatan benar-benar diterapkan dengan baik di tengah pasar.

“Dari pada Pemerintah kewalahan kedepan, ya lebih baik Pemerintah kewalahan dalam penangan terlebih dahulu,” ujarnya.

Jika perlu dalam penerapan aturan terkait protokol kesehatan di pasar bisa diterapkan dengan sanksi.

“Dalam hal ini setidaknya pihak Kepolisian atau pihak terkait lainnya, bisa melakukan apa yang telah menjadi aturan-aturan nantinya,”sebutnya

Selain itu, jika bisa di pasar agar dirancang atau diatur pintu masuk atau keluarnya agar tidak terlalu krodit.

“Jika bisa jangan terlalu ada banyak pintu masuk atau pintu keluar di pasar itu,” cetusnya.

Dalam kondisi saat ini tentu kita harus bekerjasama baik dengan Muspika dan Muspida tentu tidak bisa sepenuhnya ditangani oleh pemerintah saja.

“Bagaiamana, di pusat maupun Provinsi telah melakukan kerjasama tentu di daerah kita harus bisa melakukan hal tersebut juga,” tutupnya.