- Advertisement -
Beranda blog Halaman 602

Balai Mediasi dan Libatkan Inspektorat Daerah Penting Dilakukan Agar Permasalahan LPD Tidak Mencuat ke Pengadilan

DENPASAR – Pantaubali.com – Melihat beberapa kasus LPD belum lama ini terseret keranah pengadilan menurut, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Ketut Sumedana, sebenarnya hal tersebut tidak harus terjadi, jika ada balai-balai mediasi selain itu, agar hal serupa tidak terjadi lagi di LPD-LPD lainya di Bali, LPD kedepan juga harus melibatkan Inspektorat Daerah khususnya dalam melakukan audit setiap tahunnya.

“Agar segera membuat balai-balai mediasi agar urusannya tidak sampai mencuat ke pengadilan. Karena, jika ada balai mediasi misal, saat masyarakat mempunyai masalah dapat menyelesaikannya sendiri,” jelasnya kemarin,(Kamis,(17/2) di Denpasar.

Jika dilihat saat ini masalah timbul di tengah masyarakat adalah faktor gengsi, meboya dan cuek terhadap masalah di desa.Maka, harus kembali ke jati diri bagaimana Desa Adat paham terhadap masalah misal, masalah LPD harus melibatkan Inspektorat Daerah dalam melakukan audit setiap tahunnya.

“Jadi, jika ada temuan tidak semua menjadi temuan korupsi bisa saja temuan di tata kelola, atau temuan secara administratif.Karena jika dilihat menangani kasus korupsi tidak mudah biaya tinggi dan mahal,” paparnya.

Seharusnya di setiap Kecamatan setidaknya dapat membentuk tim khusus LPD yang mengerti dengan dunia perbankan sehingga, semua berjalan efektif. Jika dilihat UU Perda No 317 ketika misal, anda tidak melakukan suatu pertanggung jawaban itu ada pidananya.Dengan ancaman hukuman 3 bulan denda sampai Rp 200 sampai Rp 500 juta berlaku di internal LPD jadi, harus dapat dibedakan ancaman UUD Perda dengan UUD korupsi itu sangat beda jauh.

“Kadang penyelesaian Desa Adat terkadang dianggap tidak memenuhi rasa keadilan ya, akhirnya dilaporkan kembali ke penegak hukum. Yang mana, dalam hal ini penegak hukum gak mau tahu tentunya, apakah sudah selesai secara adat atau tidak. Karena, bentuk penyelesaian Desa Adat ini kadang tidak jelas. Maka dari itu, harus dibentuk Perda terkait dengan lembaga desa adat karena pemegang dana cukup besar,” bebernya.

Karena, jika dilihat tidak semua di Desa Adat khususnya tidak mengerti mengenai pertanggung jawaban keuangan. Maka amenurut pendapat Sumedana, LPD di Desa Adat harus selalu didampingi oleh auditor juga.

BI Bali Sebut, Penjualan Ritel Bali Tetap Tumbuh Positif Per Januari 2022

DENPASAR – Pantaubali.com – Kinerja penjualan ritel pada Januari 2022 tumbuh tipis 0,1% (mtm) pasca tingginya permintaan pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun. Pertumbuhan penjualan ritel tersebut didorong oleh meningkatnya penjualan barang pada kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, serta kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

“Masih tingginya kebutuhan akan peralatan IT dan alat komunikasi mendorong tumbuhnya penjualan kelompok ini mencapai 5,0% (mtm). Begitu juga untuk kebutuhan BBM yang tumbuh mencapai 3,5% (mtm) di Januari. Sementara itu, penjualan kelompok barang suku cadang dan aksesori, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami penurunan, masing-masing sebesar -1,7% (mtm) dan -1,3% (mtm),” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Kamis,(17/2) di Renon, Denpasar.

Secara tahunan, kinerja penjualan eceran Bali pada Januari 2022 juga menunjukkan perbaikan dengan tumbuh mencapai 1,3% (yoy). Pertumbuhan tahunan tersebut terutama bersumber dari meningkatnya penjualan untuk kelompok peralatan Informasi dan Komunikasi.

Sembari Trisno menambahkan, Kinerja penjualan eceran tahunan di Bali tersebut selaras dengan kondisi nasional yang juga terus meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) nasional yang tumbuh secara tahunan sebesar 16,0% (yoy), didorong perbaikan kinerja penjualan eceran seluruh kelompok komoditas, terutama Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan tetap tingginya pertumbuhan subkelompok Sandang.

Jalan Tengah Hadirkan “Garis Putih”

BADUNG – Pantaubali.com – Sukses menelurkan mini album “Animo” tahun lalu, kini kuartet rock asal Denpasar, Jalan Tengah kembali hadir dengan deretan komposisi anyarnya yang dirangkum dalam album penuh perdana bertajuk “Garis Putih. Album “Garis Putih” ini telah mereka rilis dengan format cakram padat (CD), juga tersebar secara digital di pelbagai kanal musik digital, 5 Pebruari 2022.

Berisikan 14 nomor, album “Garis Putih’ dibuka dengan intro berjudul “Euforia”. Disusul lima materi lagu yang diambil dari album mini “Animo” yakni “Animo”, “Manusia Serigala”, “Cincin Kayu”, “Friday Night”, dan “Selamat Tinggal”. Sisanya delapan lagu termutakhir berjudul “Warna Warni”, “Get Out”, “Menuju Pelangi”, “Dunia Baru”, “War Game”, “Hening”, “Encourage” serta “Teduh”.

“Album “Garis Putih” telah resmi kami rilis tanggal 5 Pebruari 2022. Perilisan full album perdana Jalan Tengah ini dua versi. Versi CD dan digital melalui platform musik digital,” kata penggebuk drum Jalan Tengah, I Nyoman Gede Indrawan alias Mangde.

Ada alasan tersendiri bagi Jalan Tengah memilih merilis album perdananya tersebut ke dalam bentuk cakram padat. Vokalis sekaligus bassist Jalan Tengah, Bagus Dhanar Dhana alias Om Bags meyakini masih banyak penikmat musik di Indonesia yang suka mengkoleksi karya dalam bentuk fisik

“Selain audio yang menarik, Jalan Tengah mencoba menghadirkan artwork di setiap lagunya. Dimana artwork ini bisa menjadi gambaran dari lagu tersebut. Menurut kami dengan pengkemasan yang kreatif, album fisik akan menjadi sesuatu yang menarik untuk di koleksi,” ucap Bags yang juga personel dari band Netral (NTRL) ini.

Berbicara mengenai judul album “Garis Putih” diambil dari sebutan untuk penggemar Jalan Tengah. Bisa dikatakan, ini adalah bentuk apresiasi Jalan Tengah kepada para penikmat lagu, juga dipersembahkan untuk orang-orang yang mensupport mereka selama ini

“Setelah kami berdiskusi alot, panjang akhirnya kami memilih “Garis Putih” menjadi nama judul album perdana kami. Kebetulan nama “Garis Putih” adalah sebutan teman-teman dan penikmat setia lagu-lagu kami. Mereka yang selama ini selalu mensupport kami. Sedari awal kami belum memiliki karya original, mengcover lagu orang lain. Hingga akhirnya kami dapat mengeluarkan beberapa karya sendiri,” cetus I Made Juliartha alias Made Rembo, vokal dan gitar Jalan Tengah.

Secara garis besar, sambung Mangde, belasan lagu yang ada di album “Garis Putih” memiliki benang merah, meski tema yang diangkat beragam. Tidak jauh-jauh, Jalan Tengah menyoroti kehidupan sehari-hari. Apa yang mereka lakukan, rasakan, dengar dan alami di sekitaran.

“Penulisan materi mengalir secara alami dan begitu dekat dengan keseharian personil. Sehingga lagu-lagu di album “Garis Putih” kami harapkan dapat mewakili perasaan pendengarnya,” sebutnya.

Prihal proses penggarapan album “Garis Putih”, memakan waktu setahun. Ini karena, materi lagu baru dikerjakan jika disimak durasinya lebih panjang dari mini album. Pula dari sisi aransemen lebih matang dengan memasukan instrumen dan isian lainnya. Masuknya terompet di lagu “Encourage”. Koor ala gospel dilagu “Dunia Baru”, aransemen akustik diawal lagu “Teduh” kemudian diakhiri dengan full band.

“Selain mengerjakan audio, kami juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan details artwork dan juga box set yang nantinya akan menjadi merchandise dari Jalan Tengah,” ungkap Agus Budi Apriyanto alias Gus Budi yang akhirnya didapuk menjadi gitaris tetap Jalan Tengah.

Album telah dirilis, Jalan Tengah pun merencanakan promo tour ke sejumlah tempat di Bali dan Jawa.

“Di tour nanti kami akan membawa CD dan juga box set yang sudah kami siapkan. Kami juga sudah merencanakan untuk membuat acara launching “Garis Putih”. Dan, berita baiknya video klip sudah kami siapkan sejak Desember 2021 kemarin. Perilisan video klip akan dilakukan mendekati acara launching album,” jelas Made Rembo.

“Semoga dengan dirilisnya album “Garis Putih” ini bisa memuaskan dahaga bagi para penikmatnya. Dan dengan lagu-lagu terbaru ini bisa menjadi playlist sehari-hari serta mewakili dan menyemangati mereka dalam segala kegiatan,” harap Mangde.

MDA Bali Ingatkan Yowana Bali Taat Prokes Saat Prosesi Nyomya Ogoh-ogoh

KLUNGKUNG – Pantaubali.com – Pasca terbitnya Surat Edaran Nomor 009/SE/MDA-Prov Bali/XII/2021 dan Surat Penegasan MDA Provinsi Bali Nomor 104/MDA-Prov Bali/II/2022, Pasikian Yowana Bali seijin MDA Provinsi Bali, beraudensi dengan Gubernur Bali Wayan Koster.

Dalam audensi yang menelurkan beberapa arahan tersebut, Pasikian Yowana Bali mendapatkan angin segar dukungan untuk melakukan prosesi Nyomya Ogoh-Ogoh sebagai simbol Bhutakala di wewidangan Banjar setempat, meskipun pawai di sekeliling Wewidangan Desa Adat, tidak memungkinkan terkait kasus positif Covid-19 masih tinggi.

Bandesa Agung yang didampingi Prajuru Harian MDA Provinsi Bali saat menerima Pasikian Yowana Bali dan Pasikian Yowana Kabupaten atau Kota Se-Bali,kemarin,(Rabu (16/2) di Puri Den Bencingah Akah Klungkung, menegaskan bahwa Surat Edaran 009 dikeluarkan oleh MDA Provinsi Bali sebagai inisiatif MDA Provinsi Bali, memiliki tujuan utama untuk membuka ruang kreativitas bagi Generasi Muda Bali, sekaligus menjalankan tradisi menyambut Tahun Baru Saka.

“Meskipun Pawai di wewidangan Desa Adat yang lebih luas tidak bisa dilaksanakan, harap agar para Yowana di seluruh Desa Adat di Bali, anak anak yang Pangelingsir cintai, tetap bersemangat melakukan prosesi Nyomya Ogoh-Ogoh di Wewidangan Banjar, apalagi Bapak Gubernur Bali memberikan dukungan untuk kegiatan Lomba Ogoh-Ogoh dan fasilitasi test antigen,” ujarnya.

Disampaikan oleh Perwakilan Pasikian Yowana Bali, hasil audensi Pasikian Yowana Bali yang merupakan lembaga adat Majelis Desa Adat Bali, membuahkan hasil, salah satunya fasilitasi Gubernur Bali untuk menyelenggarakan Lomba Ogoh-Ogoh, sebagai upaya mendukung energi kreativitas Yowana Bali.

Secara lebih rinci, beberapa poin lain yang dilaporkan sebagai hasil audensi antara lain; Gubernur Bali, setelah berkoordinasi dengan Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, menyetujui aspirasi Yowana untuk melaksanakan Nyomya Ogoh-Ogoh terbatas di wewidangan banjar; Kedua prosesi Nyomya dilaksanakan dengan diikuti 25 orang Yowana yang sudah divaksin 2 kali, memakai masker dan swab antigen, Gubernur Bali memberikan fasilitasi berupa penilaian terhadap karya ogoh-ogoh dan memberikan hadiah kepada 3 ogoh-ogoh terbaik di setiap kecamatan di Bali, dan terakhir Gubernur Wayan Koster mengharapkan pelaksanaan prosesi Nyomya Ogoh-Ogoh sebagai simbol Bhutakala dilakukan dengan tertib, disiplin dan penuh rasa tanggungjawab.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Perwakilan Direktorat Intelkam Polda Bali tersebut, Bandesa Agung juga menitipkan agar Yowana Bali didukung semua pihak, termasuk kepolisian, dalam melakukan prosesi sebagaimana yang sudah diarahkan oleh Bapak Gubernur Bali dan menjadi kesepakatan bersama Majelis Desa Adat Provinsi Bali sebagai Pasikian 1.493 Desa Adat di Bali.

Patajuh Bandesa Agung Bidang Hukum dan Wicara Adat, Dr. Dewa Rai dalam penyampaian menjelaskan, terlebih atas terbitnya Intruksi Terbaru Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2022 pada diktum untuk PPKM Level 3 huruf k, yakni kelonggaran boleh beraktivitas dengan kapasitas 50% untuk kegiatan adat, keagamaan dan seni budaya.

“MDA Bali tentu akan mendukung anak-anaknya, yakni Yowana Bali dalam berkreativitas dan melaksanakan tradisi, jangan diragukan,” jelasnya.

Dalam konfirmasi terpisah, Bapak Dr. I Gusti Made Ngurah, Patajuh Bandesa Agung Bidang Seni, Budaya, Adat dan Tradisi menyatakan isi Surat Edaran MDA Provinsi Bali Nomor 009 dan Surat Penegasan MDA Provinsi Bali Nomor 104, sudah sejalan dengan kebijakan Gubernur Bali yang disampaikan saat menerima Pasikian Yowana Bali.

Selanjutnya menurut Gusti Made Ngurah, Yowana Bali harus benar-benar memegang teguh kepercayaan Gubernur Bali dan MDA Provinsi Bali, untuk tertib dan taat prokes.

“Kita harus menjaga Bali bersama-sama, kami percaya kepada para Yowana dimanapun berada dengan pengawasan Bandesa Adat, Kelian Adat atau sebutan lain bersama Prajuru Desa Adat di 1.493 Desa Adat di Bali,” ucapnya

Manggala Harian Pasikian Yowana Bali, Dewa Ardita, menyampaikan ucapan terima kasih mewakili Pasikian Yowana Bali atas arahan dan kepercayaan Bandesa Agung serta Prajuru MDA Provinsi Bali.

Secara langsung, disampaikan juga bahwa informasi tentang teknis penyelenggaraan dan dukungan Gubernur Bali berupa kegiatan Lomba Ogoh-Ogoh serta fasilitasi test antigen, telah disampaikan melalui berbagai media baik Grup Whatsapp, maupun Grup-Grup Media Sosial lain kepada Yowana Desa Adat Se-Bali.

“Kami sangat gembira dan bersemangat dengan dukungan dari Gubernur Bali dan MDA Provinsi Bali,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar, Pasikian Yowana Kabupaten Jembrana dan Pasikian Yowana Kabupaten Karangasem, juga menyampaikan kegembiraan serta antusias terhadap dukungan Gubernur Bali dan MDA Provinsi Bali tersebut.

“Astungkara, kami akan melaksanakan komitmen untuk menjaga tetap tertib, aman dan taat prokes,” tutupnya.

Buka FGD “Bangkitkan Baliku”, Gubernur Koster Sampaikan Konsep Transformasi Ekonomi Kerthi Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Gubernur Bali Wayan Koster, Kamis (17/2) pagi membuka kegiatan Foku Group Discussion (FGD) “Bangkitkan Baliku” yang diselesanggarakan oleh Universitas Trisakti, Universitas Esa Unggul, Universitas Hindu Indonesia melalui virtual dari Kediaman Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengatakan bahwa pembangunan Bali berdasarkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana, menuju Bali Era Baru. Yang mengandung makna Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, Untuk Mewujudkan Kehidupan Krama Bali Yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala-Niskala Menuju Kehidupan Krama dan Gumi Bali Sesuai Dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan konsep Transformasi Ekonomi Kerthi Bali guna menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali guna terwujudnya Bali Berdikari dalam Bidang Ekonomi.

Gubernur Koster menyampaikan, perekonomian Bali saat ini didominasi oleh Sektor Pariwisata (56,78%), Sektor Pertanian (9,24%), Sektor Kelautan/Perikanan(4,21%), Sektor Industri(14.63%), dan Sektor lain (15,14%). Kemudian kontribusi sektor di luar pariwisata relatif kecil, bahkan berpotensi terus mengalami penurunan. Perekonomian Bali di satu pihak, sangat tergantung dan sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal. Di pihak lain, pertumbuhan kapasitas ekonomi Bali kurang berkembang secara optimal.

“Sektor pertanian, sektor kelautan/perikanan dan sektor industri kerajinan, belum diberdayakan secara optimal dan bahkan cenderung bergeser atau beralih ke sektor pariwisata,” jelasnya.

Lebih lanjut, secara eksternal, dunia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi digital. Secara dinamis, masif, dan mengglobal merasuk dalam keseluruhan tatanan kehidupan masyarakat dunia. Untuk itu perlu diakomodasi dan diterapkan dalam memperkuat struktur dan fundamental perekonomian Bali.

“Guna memperkuat struktur dan fundamental perekonomian Bali diperlukan suatu konsep ekonomi yang komprehensif, yaitu Ekonomi Kerthi Bali,” terangnya.

Dijelaskan Gubernur asal Buleleng ini, Ekonomi Kerthi Bali adalah ekonomi untuk mewujudkan Bali Berdikari dalam Bidang Ekonomi, dibangun dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan menerapkan 11 (sebelas) prinsip yakni, Ekonomi yang dibangun atau dikembangkan dari sikap mensyukuri atau memuliakan kekayaan, keunikan, dan keunggulan sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya sebagai anugerah dari Hyang Pencipta, Ekonomi yang dibangun/dikembangkan sesuai potensi sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya, Ekonomi yang dibangun/dikembangkan oleh Krama Bali secara inklusif, kreatif, dan inovatif, Ekonomi yang dibangun/dikembangkan berbasis nilai-nilai tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal Bali, Ekonomi yang dibangun/dikembangkan dengan menjaga ekosistem Alam dan Budaya secara berkelanjutan, Ekonomi yang dibangun atau dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas perekonomian lokal Bali, berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing, Ekonomi yang dibangun atau dikembangkan dengan mengakomodasi penerapan atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi digital, Ekonomi yang memberi manfaat nyata guna meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Balisecara sakala-niskala, Ekonomi yang dibangun/dikembangkan dengan asas gotong-royong, Ekonomi yang dibangun/dikembangkan untuk meningkatkan ketangguhan menghadapi dinamika perkembangan zaman secara lokal, nasional, dan global, Ekonomi yang menumbuhkan spirit jengah dan cinta/bangga sebagai Krama Bali.

“Sektor pertanian dalam arti luas, sektor kelautan/perikanan, dan sektor industri kerajinan rakyat di Bali memiliki potensi besar yang selama ini belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal. Ke depan sektor ini perlu diprioritaskan dan dikelola secara optimal agar mampu meningkatkan kontribusinya terhadap PDRB Bali. Sektor pariwisata sangat rentan terhadap berbagai gejolak yang berkaitan dengan keamanan, bencana alam, dan bencana bukan alam. Sudah waktunya Bali mengembangkan perekonomian yang tidak lagi menggantungkan pada satu kantung sektor pariwisata,” tegasnya.

Dikatakan Gubernur Koster, Bali harus mengambil pilihan mengembangkan perekonomian yang bersumber dari keorisinilan dan keunggulan sumber daya lokal meliputi Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali sebagai sumber daya potensial pada sektor pertanian, kelautan atau perikanan, dan industri kerajinan rakyat. Selanjutnya pengembangan perekonomian Bali hendaknya mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan digital sesuai dengan potensi Krama Bali secara efektif, efisien, produktif, serta bernilai tambah.

“Sektor pariwisata diposisikan sebagai sumber tambahan (bonus/benefit) dalam perekonomian Bali. Sektor pariwisata harus berperan sebagai penarik (lokomotif) untuk bergeraknya sektor pertanian, kelautan atau perikanan, dan industri kerajinan rakyat sehingga secara nyata memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Bali. Diperlukan arah kebijakan, pendekatan, dan prinsip untuk menata serta mengembangkan perekonomian Bali dengan struktur dan fundamental yang berbasis pada sumber daya lokal Bali, lebih berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sementara pembangunan pertanian dalam arti luas termasuk perikanan dan sumber daya kelautan perlu ditata dan dikelola dengan baik dari hulu sampai ke hilir sesuai dengan potensi wilayah. Bali harus mencapai kedaulatan pangan dalam upaya pemenuhan jumlah dan kualitas yang memadai untuk kebutuhan Krama Bali maupun wisatawan, dan berorientasi ekspor. Untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan sudah seharusnya menerapkan sistem pertanian organik menuju Bali Pulau Organik.

“Dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi Bali perlu dibangun atau dikembangkan Industri BrandingBali dari hulu sampai ke hilir, Ekonomi Kreatif berbasis budaya Branding Bali serta Ekonomi digital. Pembangunan atau pengembangan perekonomian Bali dilakukan sesuai dengan potensi wilayah dalam rangka menyeimbangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi antar wilayah se-Bali, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru, dan mengurangi tingkat kemiskinan,” terang Gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.

Untuk memperkuat struktur dan fundamental perekonomian Bali diperlukan pengembangan dan penguatan Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan Koperasi terutama Koperasi Produksi serta Lembaga Perekonomian Adat dalam pengelolaan hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri kerajinan rakyat.

Dengan demikian, Ekonomi Kerthi Bali bertujuan membangun perekonomian Bali yang harmonis terhadap alam beserta isinya serta memberikan manfaat dan nilai tambah berganda secara langsung dan tidak langsung, baik nilai tambah ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, maupun tatanan kehidupan. Nilai tambah masing-masing elemen tersebut di atas akan membentuk lingkaran nilai yang semakin membesar sehingga daya dukung perekonomian Bali semakin meningkat dan berkelanjutan.

“Sehingga Ekonomi Kerthi Bali dapat menjadi Acuan atau pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan perekonomian Bali. Serta dapat di adopsi untuk pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional dan internasional. Astungkara Ekonomi Kerthi Bali akan menjadi arus utama (mainstream) baru pembangunan perekonomian. Paradigma baru pembangunan perekonomian. Memberi manfaat sebesar-besarnya bagikesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan masyarakat. Astungkara juga konsep transformasi Ekonomi Kerthi Bali ini telah dijadikan model transformasi ekonomi berupa Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera yang dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas RI, dan telah berkenan diluncurkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo, pada tanggal 3 Desember 2021 lalu di Bali,” imbuhnya. (Rilis)

Kembali Bandara Bali Layani Penambahan Penerbangan Internasional Singapore Airlines

BADUNG – Pantaubali.com – Sejak dibukanya koridor penerbangan internasional menuju ke Pulau Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, kembali melayani penambahan penerbangan dari Singapura menggunakan maskapai Singapore Airlines tiba pukul 11.50 WITA dan berangkat kembali menuju Singapura pukul 13.00 WITA.

Pada penerbangan tersebut membawa penumpang sebanyak 159 orang dan mengangkut 61 orang penumpang berangkat menuju Singapura.

“Pada hari ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai,Bali kembali melayani penerbangan Internasional atau penerbangan perdana maskapai Singapore Airlines selama pandemi Covid-19, hal ini merupakan salah satu langkah positif meningkatkan trafik penerbangan internasional sejak dibukanya koridor internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali dan sebelumnya telah ada penerbangan dari Narita menuju Bali menggunakan pesawat Garuda Indonesia,” ujar General Manager PT. Angkasa Pura I, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ,Bali Herry A.Y. Sikado di Badung.

PT. Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali telah mempersiapkan tahapan-tahapan yang dilalui para penumpang sesuai dengan protokol kesehatan dan regulasi pemerintah bagi pelaku perjalanan internasional, melalui kolaborasi antara pemangku kepentingan dengan semangat melayani, beroperasinya kembali penerbangan internasional.

“Dari data jumlah penumpang penerbangan Singapore Airlines yang melakukan penerbangan menuju Pulau Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebanyak 159 orang penumpang dan berangkat 61 orang penumpang berangkat, suatu kesempatan awal yang baik bagi Singapore Airlines untuk penerbangan internasional ini,” paparnya.

Terkait pendaratan perdana maskapai Singapore Airlines saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, diberi penyambutan istimewa menggunakan water salute, sebagai bentuk rasa syukur telah kembali didarati penerbangan internasional.

Untuk jadwal penerbangan Herry mengungkapkan, Singapore Airlines direncanakan akan datang dan berangkat reguler setiap harinya, sehingga dapat menambah slot penerbangan internasional nantinya, disamping itu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali mempersiapkan layanan terbaik, melakukan pembenahan agar proses kedatangan maupun keberangkatan lebih lancar.

“Saya berharap dengan bertambahnya jumlah penerbangan menuju Pulau Bali dapat menjawab kebutuhan pengguna jasa dalam ketersediaan rute penerbangan langsung dan sektor aviasi kembali pulih bersamaan dengan sektor pariwisata yang terdampak oleh pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Kasus LPD Belumbang, Kejari Tabanan Diduga Abaikan Penyelesaian Desa Adat

TABANAN – Pantaubali.com -Kejaksaan Negeri (Kejari) Tabanan diduga mengabaikan adanya penyelesaian di tingkat desa adat terkait masalah penyimpangan dana LPD Desa Adat Belumbang, Kecamatan Kerambitan Tabanan.

Sebelum Kejari Tabanan menetapkan tersangka baru, pihak desa adat sudah ada penyelesaian. Begitu juga warga ditersangkakan sudah mengembalikan dana di tahun 2017-2018.

Kasi Intel Kejari Tabanan I Gusti Ngurah Anom menjelaskan, penetapan tersangka baru dalam pengembangan kasus penyimpangan dana LPD Desa Adat Belumbang dikatakan sudah ada dua alat bukti.

“Penetapan tersangka berdasarkan dua alat bukti yang cukup, yakni keterangan saksi dan adanya surat keterangan dari inspektorat (Tabanan, red) berupa surat hasil perhitungan adanya kerugian negara,” terang Gusti Ngurah Anom kepada wartawan di Kantor Kejari Tabanan, Rabu (16/2).

Lanjut dikatakan, pihaknya mengacu di putusan sebelumnya. Di sana, kata Gusti Ngurah Anom bahwa majelis menyatakan adanya keterlibatan keduanya.

“Terlepas dari pengembalian itu, majelis hakim dalam putusan tetap mempertimbangkan pasal 4 (empat) undang-undang tindak pidana korupsi (UU Tipikor),” ujarnya.

Disinggung terkait harapan restorative justice mengingat kasus ini ada kaitan dengan desa adat tim penyidik kejaksaan belum berani memberikan tanggapan.

“Terkait restorative justice kami dari tim penyidik sampai saat ini belum dapat menanggapinya, karena telah terpenuhinya dua alat bukti ditambah dengan adanya pertimbangan putusan majelis hakim sebelumnya di perkara I Wayan Sunarta mantan sekretaris LPD Belumbang,” katanya.

Untuk diketahui sebelumnya, Jro Bendesa Adat Belumbang Waya Sukara ketika ditemui wartawan membenarkan, bahwa masalah penyimpangan di LPD Belumbang sudah ada penyelesaian di tingkat desa adat tahun 2017-2018 sebelum ia menjabat.

“Sebelumnya sudah ada penyelesaian di desa adat. Mereka (ditersangkakan-red) sampai menjual tanah untuk pengembalian uang. Harapan kami sebagai warga adat, jika bisa kasus ini dapat dihentikan,” jelasnya.

Senada dengan apa yang disampaikan Bendesa Adat Belumbang, Ketut Dyana Putera selaku Perbekel Desa Belumbang juga berharap, pengembangan kasus penyimpangan dana LPD Desa Adat Belumbung sedapat mungkin agar bisa dilakukan pengayoman.

“Kami memohon kepada Kejari Tabanan untuk dilakukan pengayoman restorative justice terkait pengembangan kasus penyimpangan dana LPD Desa Adat Belumbung. Kami berharap agar permohonan kami dapat dipertimbangkan dengan dasar sudah ada pengembalian dari pihak warga ditersangkakan. Meski secara hukum pengembalian dana itu tidak menghapus perbuatan pidananya. Dan kami dalam waktu dekat ini bersama Bandesa Adat akan bersurat untuk memohon,” harapnya.

Gubernur Bali, Wayan Koster Resmikan Pompa Hidram Subak Nyampuan Didapingi Pangdam IX Udayana Didampingi Pangdam IX Udayana dan Bupati Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Sonny Aprianto dan Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya meresmikan Bendungan Pompa Hidram di Subak Nyampuan, Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, pada Rahina Purnama Sasih Kesanga, Selasa (Anggara Paing Bala) 15 Pebruari 2022.

Gubernur Bali, Wayan Koster dalam sambutannya menyatakan Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang terkuat dalam pengelolaan sektor pertanian, yang terkenal sebagai produsen beras terbanyak dengan berbagai varian diantaranya beras putih, beras merah, beras hitam maupun beras kuning, serta tentunya dengan mutu yang berkualitas.

Namun dalam perkembangannya, seperti yang dilaporkan oleh Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya bahwa pertanian di Tabanan menghadapi beberapa kendala seperti kekeringan, khususnya pada musim kemarau. Sehingga berimbas pada hasil produksi yang semakin menurun. Hampir seluas 240 Hektare lahan petani mengalami kesulitan air, hanya mampu bercocok tanam padi 1 kali pada periode bulan Oktober Maret, selebihnya hanya menanam komoditi palawija.

Menanggapi hal tersebutlah, Gubernur Bali jebolan ITB ini menyatakan perlunnya sinergi yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten untuk menanggulanginya.

Sehingga keberadaan Pompa Hidram mampu mengatasi permasalahan yang selama ini tidak terpecahkan.

Ini benar benar program riil, bisa menyasar permasalahan dasar pertanian di Tabanan selama ini. Kita semua patut mendukungnya, semoga bisa mengangkat potensi produksi pertanian di daerah ini. Karena itu, Saya memberikan apresiasi yang setinggi- tingginya atas program yang diselenggarakan oleh Pangdam IX Udayana,” jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Dari sekitar 240 Ha lahan yang mengalami kesulitan air, hampir 160 Ha dipastikan akan mendapatkan pasokan air yang cukup dengan keberadaan Pompa Hidram tersebut. Jika selama ini hanya mampu sekali panen dalam waktu setahun, dengan asumsi per 1 Ha menghasilkan 10 ton gabah. Kedepan kata Wayan Koster, peningkatan hasil produksi bisa diraih, apabila para petani mampu bercocok tanam padi 2 kali dalam setahun.

Mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini menyatakan akan memberikan dukungan pendanaan yang bersumber dari APBD, fasilitasi anggaran dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian terkait, maupun pendanaan yang berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR). Karena memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

“Kami bersama Pak Bupati wajib hukumnya mendukung melalui fasilitasi pendanaan yang tentunya langsung menyasar program ini. Nanti coba Kami carikan format agar tidak melalui mekanisme, karena jika melalui APBD tentunya harus lewat tender. Kalau tender tentunya belum bisa dilaksanakan seperti ini oleh anggota Bapak Pangdam. Mungkin Kita bisa manfaatkan pola hibah kepada TNI, sehingga bisa mendukung program ini, mungkin hibah CSR salah satunya, tegas Gubernur Bali yang disambut tepuk tangan.

Dengan keterlibatan TNI dalam menciptakan program pembangunan Pompa Hidram, Gubernur Wayan Koster menyatakan banyak penghematan yang bisa dilakukan, baik itu waktu maupun biaya. Untuk itulah, Gubernur Bali berharap masyarakat setempat bisa memanfaatkan dan memelihara fasilitas tersebut dengan baik.

Jarak antara sumber air dan lahan yang memerlukan pengairan sekitar 2 Km, jika dihitung-hitung dengan memanfaatkan tenaga kerja umum dibiaya baik APBN/APBD tentu biayanya akan sangat besar sekali. Namun ketika program ini dilaksanakan oleh para prajurit TNI, ini sangat efisien, efisiensi waktu, biaya dan tenaga, hingga akhirnya mampu menyelesaikan permasalahan yang begitu luas. Ini luar biasa, kendala lahan 160 Ha dapat teratasi. Sekali lagi kami sampaikan apresiasi, pungkasnya.

Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Sonny Aprianto menjelaska, program yang diprakarsai Kementerian Pertanian RI dengan melibatkan personil TNI, merupakan salah satu bentuk program TNI untuk mengatasi permasalahan rakyat disekitar wilayah yang dinaungi.

Inilah bukti kalau negara itu hadir untuk rakyat dengan mengatasi permasalahan permasalahan yang ada, ujar Mayjen TNI Sonny Aprianto.

Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya dalam laporannya menyampaikan apresiasi atas dukungan dari Gubernur Bali, Wayan Koster dan Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Sonny Aprianto atas terwujudnya Bendungan Pompa Hidram di Subak Nyampuan. Apresiasi secara khusus pula diberikan kepada Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali (Wayan Koster, red) ini, karena berjasa memfasilitasi distribusi pemasaran hasil produksi sektor pertanian di Kabupaten Tabanan yang selama ini juga menjadi kendala para petani.

Astungkara kemarin beberapa kali Saya dipanggil bersama Bapak Sekda, dan Kepala Dinas Pertanian oleh Bapak Gubernur Bali, Kami di Kabupaten Tabanan sangat berbahagia dan berbangga karena selama ini yang menjadi kendala di bidang pertanian Kabupaten Tabanan adalah di sektor pemasaran ini, yang kadang-kadang dipermainkan oleh pihak ketiga untuk harga pemasaran dan harga produksinya. Astungkara Bapak Gubernur kemarin mengajak Kami untuk bertemu dengan beberapa investor salah satu hotel yang memiliki 23 cabang hotel di Bali. Beliau yang memfasilitasi, sehingga harga beras stabilitasnya terjaga. Dalam prosesnya, beras produksi Kabupaten Tabanan akan dibeli oleh investor tersebut melalui Perusda untuk dikonsumsi di setiap hotel dan restaurant. Inilah yang membanggakan Kita buat masyarakat di Kabupaten Tabanan, khususnya yang bergerak di sektor pertanian, pungkas Bupati Tabanan. (Rilis)

Gubernur Bali, Wayan Koster Kawal Terus Pembangunan Bendungan Tamblang dan Ditargetkan Selesai Oktober 2022

BULELENG – Pantaubali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster meninjau progres pembangunan Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng pada, Minggu (Redite Kliwon, Bala) 13 Pebruari 2022 bersama Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali – Penida, I Gusti Putu Wandira, Kadis PUPR/Perkim Bali, Nusakti Yasa Wedha dan Kepala Diskominfo Bali, Gede Pramana.

Pembangunan Bendungan Tamblang merupakan salah satu program prioritas yang terus dikawal oleh Gubernur Bali, Wayan Koster melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam upaya mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali Era Baru.

Bedungan Tamblang memiliki manfaat untuk, 1 Kebutuhan Irigasi 588 Ha, 2 Penyediaan Air Baku sebesar 510 liter/detik,3 Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berkapasitas 0,54 MW dan ke 4 Pengendali Banjir, Konservasi, serta Pariwisata.

Bendungan Tamblang mampu menampung air dengan jumlah mencapai 7,8 juta meter kubik yang akan bisa dimanfaatkan sebagai air baku dengan debit 510 liter/detik, dan akan dimanfaatkan untuk penyediaan air di 4 Kecamatan, seperti,Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, dan Kecamatan Buleleng.

Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali – Penida, I Gusti Putu Wandira dihadapan Gubernur Bali melaporkan bahwa, progres Pembangunan Bendungan Tamblang terdiri dari, Jalan Inspeksi realisasinya sudah 93,176%, Bangunan Fasilitas Umum realisasinya sudah 79,938%; Jalan Akses realisasinya sudah 97,042%; Bangunan Pelimpah realisasinya sudah 96,308%; Bendungan Utama realisasinya sudah 39,895%; Bangunan Pengambilan realisasinya sudah 73,398%; dan Terowongan Pengelak realisasinya sudah 93,787%. Sehingga pembangunan ini ditargetkan selesai pada bulan Oktober Tahun 2022.

Dalam perkembangan pembangunannya, I Gusti Putu Wandira menyampaikan di Bendungan Tamblang ini telah ditemukan peninggalan sejarah berupa terowongan pada Abad ke-11 atau di zaman Raja Anak Wungsu. Sehingga terowongan ini menjadi salah satu bukti kepedulian para leluhur yang sudah memikirkan kesejahteraan masyarakatnya dalam mengelola alam sekitar untuk meningkatkan kebutuhan hidup melalui pengairan.

“Saat ini perjuangan dan cita-cita leluhur di Abad ke-11 tersebut, berhasil diwujudkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster dengan adanya Bendungan Tamblang ini,” kata Gusti Putu Wandira.

Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, Bendungan Tamblang memerlukan anggaran pembangunan untuk pembebasan lahan mencapai Rp 249 miliar, sedangkan pembangunan fisiknya Rp 793 miliar. Jadi kalau ditotal, biaya pembangunan bendungan ini mencapai Rp 1 triliun 40 miliar lebih yang bersumber dari dana APBN.

Sebagai Gubernur Bali yang mendapatkan tugas untuk mewakili Pemerintah Pusat dalam melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap program Kementrian PUPR yang dilaksanakan di Provinsi Bali. Untuk itu, Gubernur Wayan Koster mengharapkan agar pekerjaan pembangunan bendungan ini betul – betul dikerjakan dengan baik, sehingga hasilnya berkualitas, dan target waktunya bisa dipenuhi.

“Astungkara dari hasil pemantauan telah berjalan dengan lancar. Kalau ini sudah selesai, Saya kira masyarakat di Buleleng khususnya di 4 Kecamatan, terutama wilayah paling bawah kebutuhan dasar (air, red) masyarakat di Buleleng sebagian bisa dipenuhi. Sehingga tidak ada lagi kekurangan dan kesulitan air di musim panas,” jelas orang nomor satu di Pemprov Bali ini seraya menegaskan ini merupakan program yang Saya kawal dan perjuangkan melalui Bapak Menteri PUPR, sehingga mendapat anggaran cukup besar di Buleleng. Karena Saya sejak kecil mengetahui (Waktu kecil di Desa Sembiran susah air, sampai mengambil air di pantai untuk dibawa ke atas, red), salah satu kesulitan permasalahan di Buleleng ini adalah penyediaan air bersih untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Gubernur Bali jebolan ITB ini pula menyatakan bahwa alam sudah menuntun ini (Pembangunan Bendungan Tamblang, red) adalah tempat yang tepat untuk membangun bendungan sebagai sumber kehidupan masyarakat dengan mengelola sumber daya air ini, karena di pembangunan Bendungan Tamblang ada terowongan yang diperkirakan sudah ada pada Abad ke-11.

“Jadi tidak ada orang yang bisa hidup tanpa air, semuanya butuh air, Kita harus serius pikirkan kebutuhan air ini dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” tutupnya. (Rilis)

Persiapkan Jajaran Ad-Hoc, Bawaslu Tabanan Berkunjung Ke Kantor Camat Se-Kabupaten Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com -Dengan semakin dekatnya perhelatan Pemilihan Serentak Tahun 2024, Bawaslu Kabupaten Tabanan mulai lakukan persiapan untuk pembentukan jajaran Ad-Hoc tingkat kecamatan (Panwas Kecamatan) dengan mengunjungi seluruh Kantor Camat di Kabupaten Tabanan. Selasa dan Rabu, 15 dan 16 Februari 2022.

Kegiatan tersebut, guna silaturahmi dan berkoordinasi dengan Camat seluruh Kabupaten Tabanan terkait dengan kesiapan Sumber Daya Manusia yang akan diperbantukan pada Panwas Kecamatan Tahun 2024 nanti oleh Kecamatan.

Ketua Bawaslu Kabupaten Tabanan, I Made Rumada ditemui di sela-sela kegiatan menjelaskan, Bawaslu Kabupaten Tabanan pada Pemilihan serentak 2024 nanti akan mulai membentuk jajaran Pengawas di tingkat kecamatan guna mendukung tugas-tugas Pengawasan pada seluruh Kecamatan.

“Tak hanya SDM nya saja, tetapi juga kami akan koordinasi terkait dengan penyediaan gedung kantor yang nanti akan ditempati oleh Panwascam selama bertugas saat perhelatan Pemilu. Sejauh ini, sudah tujuh Kecamatan yang mengatakan siap untuk membantu memfasilitasikan gedung dan staff PNS.” ujarnya.

Selama dua hari tersebut, sudah 7 Kecamatan yang telah disambangi, diantaranya Kecamatan Selemadeg Barat, Baturiti, Selemadeg, Penebel, Marga, Tabanan, dan Kerambitan serta akan dilanjutkan kembali selama dua hari kedepan di Kecamatan Kediri, Selemadeg Timur, serta Kecamatan Pupuan.

“Kita akan terus turun ke seluruh Kecamatan di Kabupaten Tabanan agar nantinya saat perekrutan jajaran Ad-Hoc, di masing-masing Kecamatan telah menyiapkan sarana yang dibutuhkan nantinya,” pungkasnya. (Rilis)