- Advertisement -
Beranda blog Halaman 213

Tabanan Bangun Tapal Batas di 3 Titik, Siapkan Anggaran Rp12 Miliar 

Kepala Dinas PUPRPKP Tabanan Made Dedy Darmasaputra.
Kepala Dinas PUPRPKP Tabanan Made Dedy Darmasaputra.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan sedang merancang pembangunan tapal batas di tiga titik pintu masuk Kabupaten Tabanan.

Tiga titik tersebut yakni di sebelah Timur perbatasan Kabupaten Tabanan dengan Kabupaten Badung.

Kemudian, di sebelah barat perbatasan Kabupaten Tabanan dengan Kabupaten Jembrana serta di sebelah Utara perbatasan Kabupaten Tabanan dengan Kabupaten Buleleng.

Ketiga tapal batas ini rencananya akan rampung dikerjakan pada bulan Desember 2024 dengan anggaran yang disiapkan mencapai Rp12 miliar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) I Made Dedy Darmasaputra menjelaskan, pihaknya saat ini tengah mengurus perizinan di Bali Jalan Nasional untuk pembangunan tapal batas.

“Tahapan yang sedang kami kerjakan saat ini adalah menunggu tandatangan dari Balai Jalan Nasional untuk turunnya rekomendasi,” ujarnya dikonfirmasi Selasa (9/7/2024).

Ia menjelaskan, proses perizinan diperlukan karena proyek pembangunan tiga titik tapal batas ini menggunakan bahu jalan Nasional.

Sehingga dengan adanya rekomendasi ini, pihaknya bisa melakukan koordinasi selama proyek berlangsung dengan stakeholder terkait, seperti Dinas Perhubungan dan Kepolisian.

“Selama proyek berlangsung tidak ada penutupan jalan atau pengalihan arus lalu lintas maka proyek hanya akan dikerjakan pada malam hari, sehingga tidak menggangu mobilitas masyarakat di jalan raya,” ucapnya.

Meskipun sedang menunggu proses rekomendasi, tetapi beberapa tahap pengerjaan teknis dari proses pembangunan tapal batas ini sudah dilakukan.

Seperti sosialisasi kepada masyarakat di sekitar proyek, pengukuran ulang sampai finishing pengukuran hingga proses pembongkaran awal.

Sedangkan untuk proses lainnya, seperti tender hingga pelelangan sudah dilakukan. Bahkan, sudah ada vendor yang akan mengerjakan proyek tersebut.

“Prosesnya sudah kami lakukan sejak bulan Mei lalu, vendornya sudah ada, sehingga proses awal seperti pengukuran dan pembongkaran awal sudah dilakukan,” lanjutnya. (ana)

Koper Misterius Dicurigai Berisi Bom Gemparkan Warga Desa Panarungan

Koper dicurigai berisikan bom tergletak di depan Pintu masuk Puri Penarungan, Banjar Dauh peken, Desa Penarungan, Mangwi, Badung, Selasa (9/7/2024).
Koper dicurigai berisikan bom tergletak di depan Pintu masuk Puri Penarungan, Banjar Dauh peken, Desa Penarungan, Mangwi, Badung, Selasa (9/7/2024).

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Sebuah koper yang dicurigai berisikan bom tergletak di depan Pintu masuk Puri Penarungan, Banjar Dauh peken, Desa Penarungan, Kecamatan Mangwi, Kabupaten Badung, Selasa (9/7/2024).

Koper kain berwarna abu-abu tersebut berada di atas trotoar pinggir jalan, tanpa pemilik, penemuan ini menggemparkan warga sekitar hingga turunnya tim Jibom sekitar pukul 08.00 WITA.

Kasi Humas Polres Badung Ipda I Putu Sukarma menerangkan, koper tersebut sudah ada di lokasi tersebut sejak kemarin malam dan dilihat oleh seseorang sepulang tour mengantarkan tamu.

“Tadi pagi saksi lainnya yang sedang berolahraga melihat koper. Lalu menanyakan bibi dari saksi yang baru pulang dari tour apakah ada koper yang tertinggal, dan dikatakan tidak ada,” jelasnya

Setelah dikonfirmasi kepada keponakannya itu, lalu dilaporkan ke anggota polsek Mengwi yang sedang PH pagi di simpang penarungan.

“Wetelah itu tim jibom datang dan memeriksa koper tersebut, namun dari hasil pemeriksaan nihil adanya tanda-tanda bom,” terangnya.

Dari tim jibom melaksanakan penanganan dengan menggunakan bomb suit dan kemudian melakukam x-ray terhadap korper yang dicurigai

“Hasil x-ray tidak ditemukan bahan peledak atau bom, lalu setelah koper dibuka dengan manual tidak ditemukan benda mecurigakan. Setelah penanganan selesai dilaksanakan, unit jibom menyerahkan koper kepada Polsek Mengwi,” paparnya. (jas)

Waspada, 17 Ribu Bakteri Bersarang di Seprai Anda!

PANTAUBALI.COM – Dilansir dari penelitian terbaru oleh perusahaan kasur Amerisleep, setelah satu minggu tidur dengan menggunakan sarung bantal yang sama, sarung bantal mengandung 17.000 kali lebih banyak bakteri daripada yang ditemukan pada dudukan toilet.

Bakteri yang ditemukan pada sarung bantal termasuk jenis yang dapat menyebabkan infeksi, seperti bakteri penyebab pneumonia, serta bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan resistensi terhadap antibiotik.

Bahkan, bakteri yang biasanya menyebabkan keracunan makanan juga ditemukan pada tempat tidur.

Untuk menjaga sarung bantal tetap bersih dan bebas bakteri, disarankan untuk mengganti atau mencucinya lebih sering.

Meskipun panduan umum menyarankan mencuci seprai dan sarung bantal seminggu sekali, sebenarnya lebih baik jika kita mencucinya lebih sering.

Jika Anda berkeringat saat tidur, memiliki rambut atau kulit berminyak, atau bahkan tidur dengan makeup. Sebaiknya mencuci sarung bantal lebih sering.

Ingatlah bahwa 56 jam penggunaan (delapan jam per hari selama tujuh hari) sudah cukup untuk memerlukan pencucian bersama dengan seprai.

Menggunakan air hangat dan bahan pemutih yang sesuai dapat membersihkan seprai dengan baik.

Meskipun penelitian Amerisleep tidak menyebutkan bagaimana jenis kain yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Sebaiknya mencuci semua jenis sarung bantal dengan volume yang sama.

Sanggar Seni Bade Mas Duta Kabupaten Badung Tampilkan Pagelaran Gamelan Inovatif di PKB ke-46

Pagelaran Gamelan Inovatif duta Kabupaten Badung di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46
Pagelaran Gamelan Inovatif duta Kabupaten Badung di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Sanggar Seni Bade Mas dari Banjar Baler Pasar, Desa Darmasaba, tampil sebagai Duta Kabupaten Badung dalam Pagelaran Gamelan Inovatif di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, Minggu (7/7/2024)

Pertunjukan ini dipersiapkan selama kurang lebih tiga bulan dan menampilkan empat garapan dengan judul berbeda. Dengan 21 personil yang terdiri dari dua gerong dan penabuh, mereka memukau penonton dengan penampilan yang memukau.

Penampilan pertama berjudul “Jiwa Mukti” menggambarkan perjalanan hidup manusia seperti lautan tak bertepi, tanpa batas waktu. Hembusan nafas setiap detik menggambarkan kemandirian dalam kehidupan.

Garapan ini mengangkat proses tujuan hidup manusia menuju “Moksha” dengan konsep dari Bapak Wayan Mulyadi, dikenal juga sebagai “Pakyan Mul,” jelas I Made Adi Suyoga Adnyana, salah satu komposer.

Garapan kedua, “Gema Abyakta Dakara,” berpijak pada intelektual seniman karawitan pendahulu dalam menciptakan karya. Menawarkan beberapa konsep dari pemikiran unggul pendahulu, memberikan acuan dasar untuk mengembangkan konsep-konsep gegebug yang diaplikasikan.

“Perpaduan gegebug selonding dan pola kekendangan palegongan menjadi inti sari referensi dalam pengembangan karya ini,” tambah Suyoga.

Garapan ketiga, oleh komposer Putu Diky Wahyu Arjaya, mengajak pendengar untuk larut dalam nuansa yang menggambarkan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

“Sundih Asih” berisi melodi yang dijalin demi menggambarkan kelembutan kasih sayang ibu dan ketegasan ayah, serta dinamika yang menggambarkan rasa terima kasih anak kepada orang tua.

Garapan terakhir, “Kenang-kunang,” dikomposeri oleh I Wayan Eka Widiadi Sucipta, menggambarkan manusia yang memiliki keunggulan masing-masing seperti kunang-kunang yang memiliki cahayanya sendiri.

“Kenang-kunang menceritakan bagaimana seseorang bisa memberikan rasa hormat kepada orang lain,” tambah Eka.

Keempat garapan pemuda Badung tersebut tampil memukau di Panggung Ksirarnawa, memberikan kesan baik terutama bagi Ketua Sanggar Bade Mas, Made Suanta.

“Semoga ke depannya pemerintah tetap menyediakan ruang bagi anak-anak muda untuk melestarikan dan berinovasi dalam kesenian Bali,” tutup Suanta. (jas)

Tampilkan Prosesi ‘Melukat’, Sanggar Asti Pradnyaswari Wakili Badung di PKB

Pempilan prosesi Melukat dari duta Kabupaten Badung dalam Pesta Kesenian Bali.
Pempilan prosesi Melukat dari duta Kabupaten Badung dalam Pesta Kesenian Bali.

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Sanggar Asti Pradnyaswari menjadi Duta Kabupaten Badung dalam Pergelaran Kolosal Berbasis Tradisi di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI, di Panggung Terbuka Ardha Chandra, Art Centre, Denpasar, Sabtu (6/7/2024)

Menampilkan prosesi melukat, Sanggar yang berasal dari Banjar Ancak, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan ini sukses memukau penonton. ‘melukat’ yang merupakan pencapaian pembersihan jiwa dan melepas aura-aura buruk dari dalam tubuh. Dalam penampilan yang spektakuler tersebut.

Setidaknya sekitar 150 seniman turut andil dalam pementasan, yang terdiri dari komposisi penari kurang lebih 90 orang dan sisanya dari seniman tabuh.

Penata Seni Sanggar Asti Pradnyaswari I Ketut Gede Narmada menjelaskan, pihaknya membawakan ‘Papaklesa’ yang benang merahnya berarti pembersihan atau di Bali dikenal dengan istilah ‘melukat’.

“Melalui air yang berasal dari alam, dapat membersihkan jiwa dan hal-hal negatif dalam diri. Oleh karena itu kita harus peduli dengan alam, lingkungan dan sesama, sesuai dengan konsep tri hita karana,” ungkapnya.

Sementara itu, Pimpinan Sanggar Asti Pradnyaswari I Wayan Sudiksa menuturkan, persiapan yang dilakukan hanyalah sekitar dua bulan. Meskipun persiapan cukup mepet karena padatnya kesibukan dari masing-masing anggota sanggar, namun hal tersebut tak menyurutkan semangat untuk memberikan penampilan yang terbaik.

“Ini juga sebagai ucapan terimakasih kepada Pemkab Badung yang sudah memberi kita kesempatan luar biasa tampil dan berkreativitas. Semoga karya ini dapat memberikan nuansa baru kepada masyarakat,” tuturnya.

Sedangkan, Ketua Listibiya Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Artawan mengapresiasi pertunjukan kolosal berbasis tradisi yang dimainkan oleh Sanggar Asti Pradnyaswari sebagai Duta Kabupaten Badung.

“Selain itu penampilan para penari serta penabuh juga sangat mendukung. Jadi secara keseluruhan penampilan pertunjukan kolosal yang dihasilkan pada tahun ini sangatlah memukau,” pujinya.

Di sisi lain, ia turut memuji pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang menurutnya dalam setiap tahun, terus mengalami peningkatan. Peningkatan itu ungkapnya tak terlepas dari upaya Dinas Kebudayaan Provinsi serta Dinas Kebudayaan dari masing-masing Kabupaten/Kota se-Bali untuk selalu berbenah dalam menyiapkan dan membina seniman-seniman terbaiknya.

“Begitu pun kami di Badung diberikan kewenangan khusus melalui Dinas Kebudayaan dan Bapak Bupati Badung untuk menyeleksi siapa saja seniman, sekaa dan sanggar yang layak untuk tampil di PKB. Karena ini adalah panggung dan ajang yang sangat bergensi, puncak karir dari seorang seniman di Bali yaitu tampil dalam ajang ini,” tandasnya. (jas)

Bupati Tabanan Hadiri Penyampaian Hasil Pemeriksaan Keuangan Negara

Bupati Tabanan saat menghadiri Penyampaian Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Seminar Nasional yang diadakan oleh BPK  RI.
Penyampaian Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Seminar Nasional yang diadakan oleh BPK  RI

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya menghadiri Penyampaian Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Seminar Nasional yang diadakan oleh BPK  RI yang bertempat di Cendrawasih Room – Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Senin (8/7/2024).

Pertemuan tersebut dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo dan dihadiri oleh Pimpinan Lembaga Negara, Pimpinan Kementerian, Pimpinan Lembaga Pemerintah non Kementerian, Kepala Daerah, Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota, Sekertaris Jenderal Kementerian/Lembaga, dan Direktur Utama BUMN.

Dalam kegiatan tersebut, Bupati Sanjaya didampingi oleh Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dan Inspektur Tabanan serta Kepala Perangkat Daerah terkait.

Bupati Sanjaya mengucap syukur dan menekankan pentingnya transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.

“Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan, bahwa pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Sebagai Kepala Daerah, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan di daerah kami,” ujar Sanjaya.

Kehadiran Bupati Sanjaya dan Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dalam kegiatan ini mencerminkan komitmen mereka terhadap pengelolaan keuangan yang baik.

Eksekutif dan Legislatif Tabanan tersebut sepakat, bahwa transparansi dan akuntabilitas adalah kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah dan hal ini harus dipahami betul oleh seluruh jajaran di lingkungan Pemkab Tabanan.

Selain itu, pertemuan ini juga dimaknai Sanjaya sebagai sarana untuk saling bertukar informasi dan pengalaman antar daerah, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan di seluruh Indonesia.

“Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini, pengelolaan keuangan negara dapat terus ditingkatkan dan memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan nasional,” imbuhnya.

Bupati Sanjaya juga menambahkan, hasil pemeriksaan dan rekomendasi dari BPK-RI akan segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan.

Serta akan dikaji dengan seksama setiap rekomendasi yang diberikan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki pengelolaan keuangan di daerah. (rls)

Duta Badung Tampilkan Enam Busana Pakem Badung di PKB ke-46

Penampilan busana pakem duta kabupaten badung di Pesta Kesenian Bali ke-46.
Penampilan busana pakem duta kabupaten badung di Pesta Kesenian Bali ke-46.

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Duta Kabupaten Badung menampilkan busana terbaiknya, yang bertemakan “Dharma Cakra Wastra” pada serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 tahun 2024, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center Denpasar, Sabtu (6/7/2024).

Sebanyak enam jenis busana adat yakni, Busana Mepeed, Busana Ke Pura Anak-Anak, Busana Menek Kelih, Busana Kerja Adat, Busana Mepandes dan Busana Pawiwahan, yang ditampilkan dalam parade (Ustawa) tersebut.

Koordinator Tim Penata Busana Kerja Adat dan ke Pura, I Gusti Ngurah Agung Sasmitra Wiguna mengatakan, pengangkatan tema tahun ini adalah Dharma Cakra Wastra dan menggunakan pakem yang sudah ada di Badung.

“Dengan tema ini kami berharap, pakem busana di Badung akan terus berlanjut tanpa mengubah sedikit pakemnya, namun yang bisa diubah adalah materinya, seperti kain yang digunakan,” ucap Sasmitra Wiguna.

Selanjutnya dijelaskan, material tenun di Bali bisa terus berlanjut tanpa harus menghilangkan ciri khas dan untuk proses pengerjaan busana, membutuhkan waktu yang lama serta perlu banyak hal yang perlu dipersiapkan.

“Untuk busana adat ke pura dan adat kerja prosesnya sekitar dua bulan, dikarenakan proses menenun kain itu butuh waktu lama. Sedangkan untuk payas agung prosesnya sampai tiga bulan, dikarenakan banyak hal yang harus dipersiapkan seperti, aksesoris, bunga, wastra, dan prada,” jelasnya.

Ni Nyoman Budawati selaku Penata Busana Kawya Gaya Bebadungan mengungkapkan, ciri khas di Kabupaten Badung dan menjadi pembeda antara kabupaten lainnya adalah selendang Brahmara.

“Dalam selendang Brahmara ini mencerminkan riasan Kabupaten Badung yang diambil dalam riasan khas Puri Mengwi. Selain selendang Brahmara, juga terletak pada kain kamen yang menggunakan motif bun kacang, yang menandakan kita di Kabupaten Badung memiliki Puri yang sangat terkenal dan tersohor pada masanya yaitu Puri mengwi,” ungkapnya

Nama Kawya yang diambil dari julukan lain dari Puri Mengwi, yang diperuntukkan untuk laki-laki yang menggunakan udeng sebagai ciri khasnya. Dan ciri khas untuk perempuan diberi nama pusung tanduk gaya Mengwi.

Sementara itu, I Wayan Awi Marwida selaku Penata MUA Kabupaten Badung mengungkapkan, rasa senangnya akan diberikannya kesempatan untuk berkarya dan juga mengembangkan lagi tradisi yang sudah ada khususnya di Kabupaten Badung.

Sementara itu, Perwakilan DWP Kabupaten Badung mengapresiasi penampilan dari Duta Kabupaten Badung serta menyampaiakan agar terus berkreatifitas dan tampil maksimal.

“Bagi para desainer, selalu tampil maksimal dan kedepannya agar lebih ditingkatkan lagi serta tetap berkreatifitas. Saya sangat apresiasi terhadap penampilan Duta Badung hari ini,” ucapnya. (jas)

Diskop UKMP Badung Beri Pelatihan Desain Mode untuk UMKM

Pelatihan Desain Mode untuk UMKM Badung dengan tema 'Kreatif Mendesain Busana Casual Endek', Senin (8/7/2024).
Pelatihan Desain Mode untuk UMKM Badung dengan tema 'Kreatif Mendesain Busana Casual Endek', Senin (8/7/2024).

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, menggelar Pelatihan Desain Mode untuk UMKM Badung dengan tema ‘Kreatif Mendesain Busana Casual Endek’, Senin (8/7/2024).

Dibuka oleh Kadiskop UKMP Badung Made Widiana, acara tersebut melibatkan tiga puluh peserta dari kalangan UMKM yang bergerak di sektor fashion.

Acara digelar selama lima hari mulai tanggal 8 hingga 12 Juli 2024, serta sebelas poin yang dipaparkan. Kesebelas poin tersebut yakni pengetahuan dasar dalam mendesain, proporsi figure fashion, pengetahuan tentang macam-macam busana dan gaya busana, pengetahuan tren mode dan penerapannya.

Selanjutnya, pengembangan konsep dengan membuat moodboard, pengembangan konsep menjadi desain busana casual, perancangan koleksi desain, membuat detail dalam desain busana, perancangan gambar kerja desain, pemanfaatan material endek untuk desain busana tiga dimensi, dan finalisasi desain.

Kabid UMKM dan Kewirausahaan Made Wirya Santosa menerangkan, pelatihan ini bertujuan untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif dan inovatif yang dituangkan melalui desain busana casual endek dengan memperhatikan tren terkini

“Tujuan lainnya untuk mengembangkan usaha di bidang fashion melalui peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang komprehensif dalam industri mode,” ujarnya.

Di bagian lain, Kadiskop UKMP Made Widiana saat membuka pelatihan tersebut mengungkapkan, pihaknya memberikan perhatian kepada sektor UKM karena sangat tahan uji, terbukti pada saat Covid-19

“Kalau dari sumber pendanaan, ini berasal dari dana insentif fiskal tahun 2024,” tegasnya.

Berikutnya terkait dengan mode, Made Widiana mengungkapkan, desain dan mode menjadi penentu bisnis fashion. Karena itu, saat ini kita dibanjiri mode dan desain-desain baik lokal, Nusantara, maupun luar negeri.

“Karena itu, kita tak boleh tinggal diam, kita harus tetap berusaha meningkatkan kualitas produk termasuk mode maupun desain fashion sehingga produk lokal tetap bisa bersaing bahkan memenangkan persaingan,” ungkapnya.

Namun, Khusus untuk endek, dengan adanya modifikasi serta modernisasi menjadikan pemakaiannya sangat meningkat. Sehingga memiliki posisi tawar dan nilai jual yang lebih tinggi.

“Jika produk endek berkembang dengan baik, tentu saja bisa berkolaborasi dengan penenun lokal sehingga keduanya sama-sama bisa berkembang,” tegasnya.

Hadir pada acara tersebut Kabid UMKM dan Kewirausahaan Diskop UKMP yang juga Ketua Panitia Pelaksana Made Wirya Santosa.

Selain itu, hadir juga para pelatih dan narasumber dari Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, utusan Bappeda Badung, Inspektorat, Bagian Ekonomi, utusan dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), utusan dari Dinas Perinaker, serta 30 peserta. (jas)

Sanggar Seni Majalanggu Duta Badung Persembahkan ‘Arja Cupak’

PANTAUBALI.COM,DENPASAR – Dalam Pergelaran Revitalisasi Kesenian Klasik di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46, Sanggar Seni Majalanggu, Banjar/Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Duta Kabupaten Badung menampilkan Arja yang dipentaskan di Kalangan Angsoka Art Center Denpasar, Sabtu (6/7/2024).

Berjudul “Arja Cupak”, pementasan ini sangat mendalam yang sarat akan pesan moral selaras dengan tema PKB tahun ini “Jana Kerthi Paramaguna Wikrama” yang berarti harkat martabat manusia unggul.

Ketua Sanggar Seni Majalanggu I Made Agus Adi Santika Yasa menerangkan, Arja Cupak ini menggambarkan proses dari Cupak di dalam mencapai kesadaran dirinya untuk menjadi yang lebih baik.

“Dalam cerita ini, diceritakan Cupak akan memerangi Garuda Agung di Kerajaan Gobag Wesi, yang mana secara filosofi Cupak itu mengalahkan kesombongannya, sedangkan Garuda simbol dari kesombongan. Dalam cerita akhirnya Cupak menang di dalam peperangan, atas kemenangannya dia juga perang melawan dirinya sendiri, kebodohannya, kesombongannya,” tuturnya

Lebih lanjut diturturkan, persiapan yang dilakukan dalam Pergelaran Revitalisasi Kesenian Klasik, kurang lebih tiga bulan dengan melibatkan 27 penabuh dan pemain sepuluh orang.

“ saya sampaikant apresiasi kepada pemerintah karena sebagai seniman, kami selalu diberikan ruang dan wadah berkesenian di Taman Budaya, apalagi antusias masyarakat Bali untuk menyaksikan pementasan sangat luar biasa sehingga menjadi semangat bagi para seniman,” terangnya.

I Made Agus Adi Santika Yasa yang kerap dipanggil Agus Cupak berharap, dalam PKB berikutnya pemerintah bisa lebih memperhatikan tempat rias yang disediakan di Taman Budaya, agar lebih representatif.

“Ruang rias yang kami gunakan sekarang itu terasa terlalu kecil dan kurang memadai. Mungkin kedepannya bisa diperbaiki, bagaimana biar seniman juga nyaman melakukan kegiatannya dan keadaan juga bisa nyaman. Serta selalu menampilkan kesenian-kesenian klasik tradisi, supaya tidak serta-merta nanti dilupakan oleh masyarakat,” harapnya.

Selanjutnya, dalam mempersembahkan “Arja Cupak” yang diiringi Tabuh Solo. Tabuh ini berpijak dari sebuah hasrat dengan tekad yang imajinatif, Maestro I Wayan Lotring melahirkan berbagai karya yang monumental, salah satu karya seni karawitan yang diciptakan oleh sang maestro merupakan bentuk sajian komposisi musik baru yaitu Tabuh Solo.

Mencoba menawarkan formulasi sajian musik baru, diluar norma dari Gamelan Palegongan yang berlaku pada zamanya, karya ini terinspirasi ketika pada tahun 1926 sekaa palegongan Kuta diundang ke Keraton Solo untuk mementaskan sebuah pertunjukan.

Sepulangnya dari Solo, I Wayan Lotring tertarik pada gaya menabuh orang Jawa di Keraton. Hal tersebut menjadi landasan utama terciptanya karya seni karawitan Tabuh Solo ini.

Ornamenasi yang terbalut padu padan pola ritme, dengan kelincahan melodi, dan bentuk permainan Keklenyongan Gamelan Jawa yang dimasukkan ke dalam Gamelan Palegongan menjadikan ciri khas karakter karya I Wayan Lotring yang berjudul Solo.

“Karya ini kami revitalisasi kembali sebagai bentuk pelestarian kesenian klasik, dari pengabdiannya melalui berkesenian patut kita teladani, kejeniusannya patut kita segani, agar terciptanya generasi yang unggul dalam harkat martabat dan berbudaya,” pungkas Agus Cupak. (jas)

Warga Kelurahan Jimbaran hingga Pelaku UMKM Antusias Ikuti Brewing Passion dan Kelas Barista

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Jimbaran menggelar Brewing Passion dan Kelas Barista di Lotus Food Service, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada 8-12 Juli 2024.

Pelatihan diikuti oleh 50 peserta, yang merupakan warga Kelurahan Jimbaran dari 14 lingkungan banjar serta pelaku usaha UMKM yang bergerak di bidang industri kopi di wilayah Kelurahan Jimbaran.

Adapun kegiatan pelatihan dibuka secara langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, Senin (8/7/2024). Sekaligus menyerahkan bantuan sebesar Rp30 juta.

Acara dipandu langsung oleh Yande J Wirawan yang merupakan pemenang Asean Top 5 Lead ABCT 2024 di Thailand.

Ketua LPM Kelurahan Jimbaran I Made Dharmayasa menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari bulan bakti gotong royong.

Program ini adalah hasil kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Badung yang diajukan melalui Kelurahan Jimbaran dan didukung oleh beberapa sponsor dari wilayah Jimbaran.

“Ini adalah program pemberdayaan yang rencananya akan kami laksanakan rutin ke depannya. Saat ini, terdapat empat kelas pelatihan, yaitu Coffee Knowledge, Sensory Practice, Barista Basic Knowledge Espresso, dan Milk Texturing Technique and Latte Art,” ujar Dharmayasa.

Ia menambahkan, tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas SDM Jimbaran agar mampu bersaing di tingkat lokal maupun internasional.

Dalam kesempatan yang sama, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa memberikan apresiasi kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Jimbaran atas inisiatif mereka dalam menggelar kegiatan ‘Brewing Passion dan Kelas Barista’.

“Saya lihat ini sangat luar biasa dan saya terus terang memberikan apresiasi karena LPM sudah menginisiasi sekaligus memfasilitasi kegiatan untuk memberikan ruang kepada anak-anak muda di Jimbaran untuk menjadi entrepreneur muda, khususnya terkait dengan barista,” ujarnya.

Adi Arnawa menekankan pentingnya memanfaatkan potensi pasar yang besar di Badung, tidak hanya dari wisatawan, tetapi juga dari investor yang datang ke wilayah tersebut.

Potensi ini harus terus digalakkan, terutama dalam menghadapi tantangan hilirisasi. Serta dapat diperluas ke daerah lain, terutama di wilayah pariwisata.

“Kalau kita bicara hilirisasi, semua prosesnya kita buat di Badung, mulai dari produksi, SDM dari Badung semua, ekosistem ekonomi akan terbangun di Badung. Dampaknya tidak hanya ke masyarakat tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayahnya,” pungkasnya,” katanya. (ana)