Ny Putri Koster Ajak Semua Elemen Turut Lestarikan Kain Tenun Endek Bali

DENPASAR – Pantaubali.com -Keberadaan Kain Tenun Endek Bali yang merupakan salah satu warisan luhur nenek moyang memiliki ciri khas baik dari segi motif, warna serta kualitasnya. Namun seiring perkembangan zaman, keberadaan kain endek mengalami degradasi dan menghadapi berbagai permasalahan, seperti sulitnya bahan baku benang, pemasaran produk hingga hadirnya produksi massal yang dikerjakan dengan mesin yang banyak beredar di pasaran dengan motif yang mirip dan harga yang lebih murah.

Hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlarut-larut, harus ada upaya baik itu dari pemerintah, stakeholder terkait dan juga masyarakat untuk menjaga kelestarian kain yang kini mulai dilirik industri fashion dunia.

Harapan tersebut disampaikan Ny Putri Koster selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali saat menjadi narasumber disalah satu stasiun TV Daerah di Denpasar, Kamis (18/2).

Lebih jauh dalam arahannya dalam acara yang mengangkat tema ‘Bagaimana Menggaungkan UMKM di Masa Pandemi’, wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menyampaikan bahwasannya Pemprov Bali sesuai dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, memberi perhatian penuh dalam upaya pelestarian serta pengembangan dari Kain Tenun Endek Bali.

Upaya pelestarian Kain Tenun Endek Bali yang telah mengantongi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia ini terus dilakukan. Salah satunya dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali / Kain Tenun Tradisional Bali. Kebijakan ini merupakan bentuk keberpihakan pada produk budaya lokal dari Industri Kecil Menengah (IKM) dan UMKM masyarakat Bali.

Baca Juga:  Komisi II DPRD Tabanan Kembali Cek Tiga SD di Kecamatan Baturiti, Begini Kondisinya

“Agar eksistensi kain ini tetap terjaga, adalah tanggung jawab kita bersama untuk melestarikannya. Sekarang waktunya kita ambil tanggung jawab. Kita pakai kain tenun yang ditenun oleh para perajin kita. Dari kita, untuk kita. Kita pakai kain tenun asli, perajin dan IKM bisa berkreasi dan berproduksi sehingga kesejahteraan akan terwujud,” ujarnya.

Wanita multitalenta ini juga mengajak semua komponen masyarakat untuk membangun kesadaran bersama untuk melestarikan dan mengembangkan warisan adiluhung ini. Salah satu upaya untuk membangun kesadaran sekaligus upaya pelestariannya adalah dengan menggunakan kain tenun endek tersebut yang disesuaikan dengan jenis kegiatan serta tempatnya. Tidak hanya itu, para generasi muda juga perlu diperkenalkan dengan keberadaan dari kain yang kini telah mendunia dengan digunakannya Kain Tenun Endek Bali sebagai bahan koleksi busana 2021 dari Rumah Mode Christian Dior .

Baca Juga:  Sempat Viral Naik Truk, Belasan Anak Punk Diamankan di Simpang Cokroaminoto

“Bagaimana kita mengatakan kalau endek kita berkualitas serta motifnya unik kalau kita tidak memakainya. Kita harus bangun kesadaran bersama untuk melestarikan serta menjaga warisan leluhur,” katanya.

Pada akhir arahannya, istri orang nomor satu di Bali ini juga mengajak pelaku IKM dan UMKM untuk mulai melirik platform digital terlebih pada masa pandemi Covid 19, sehingga dengan demikian pemasaran produk tidak akan mengalami kendala. Dengan hadirnya paltform digital seperti Balimall, produksi para perajin bisa didistribusikan ke tengah masyarakat dan masyarakat juga yakin telah membeli produk yang asli hasil buatan perajin.

Baca Juga:  Rapat dengan Komisi II DPR RI, Pj. Gubernur Bali Paparkan Kesiapan Pilkada Serentak 2024

Sementara itu, Kadis Perindag Provinsi Bali Wayan Jarta yang turut mendampingi Ketua Dekranasda Bali menyampaikan bawa penggunaan Kain Tenun Endek Bali juga merupakan salah satu upaya menggemakan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang bertujuan agar masyarakat Indonesia mencintai dan menggunakan karya anak bangsa, terutama produk UMKM lokal.

Pihaknya juga terus mendorong para perajin serta pelaku IKM dan UMKM untuk terus berinovasi dan bisa mengikuti perkembangan yang ada dan menyesuaikan dengan selera pasar tanpa menghilangkan ciri khas yang dimiliki.