
PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tabanan terus mengakselerasi pemutakhiran data kependudukan berbasis desa presisi, menyusul target penyelesaian yang ditetapkan hingga akhir Juni 2025.
Senin (23/6/2025), Tim Monitoring Data Desa Presisi kembali melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Kecamatan Baturiti, sebagai bagian dari upaya percepatan pendataan melalui aplikasi OpenSID.
Kegiatan yang dipimpin oleh Kabid Layanan EGov, I Gede Wayan Siswantara, bersama Jafung Diskominfo I Wayan Muliana serta tiga tenaga ahli IT Sutrisna Wibawa, Yudi Pradnyana, dan Chandra Wiguna ini diikuti 48 peserta. Mereka terdiri dari Kepala Wilayah (Kawil) dan operator desa dari 12 desa se-Kecamatan Baturiti.
Camat Baturiti, Sayu Made Parwati, membuka kegiatan secara resmi. Hadir pula Plt. Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Tabanan, I Made Surya Dharma, yang turut menjadi narasumber.
Dalam sambutannya, Camat Sayu Made Parwati menegaskan pentingnya peran Kawil sebagai ujung tombak dalam pengumpulan data riil penduduk di masing-masing wilayah.
“Pendataan ini adalah tugas utama para Kawil, karena hanya merekalah yang tahu pasti kondisi riil penduduk di wilayahnya. Tanpa data yang valid, arah kebijakan pembangunan bisa meleset,” tegasnya.
Ia juga mengimbau agar seluruh pihak desa bekerja secara kolaboratif untuk menjaga akurasi data.
“Jangan kerja sendiri-sendiri. Kerja tim adalah kunci untuk mewujudkan data yang presisi,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid EGov, I Gede Wayan Siswantara, menyampaikan bahwa pelaksanaan Bimtek kali ini difokuskan pada aspek teknis dan solusi atas kendala riil yang ditemui di lapangan.
“Kami tidak ingin hanya omong-omong. Tim kami turun untuk mendampingi langsung, membantu mencari solusi, agar pendataan selesai tepat waktu sebelum batas akhir Juni,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya data kependudukan yang mutakhir sebagai landasan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah.
Plt. Sekdis Dukcapil, I Made Surya Dharma, turut menggarisbawahi pentingnya sinergi antara desa dan Disdukcapil, mengingat kerap terjadi perbedaan antara data desa dan data yang tercatat dalam sistem SIAK.
“Sering kali terjadi selisih data akibat perpindahan penduduk yang langsung ke Disdukcapil tanpa pemberitahuan ke desa. Ini tantangan yang harus kita atasi bersama,” jelasnya.
Ia pun membuka ruang komunikasi seluas-luasnya untuk mendukung desa menyelesaikan kendala yang ada. “Kami siap memfasilitasi. Kuncinya adalah komunikasi dua arah yang terbuka,” ujarnya.