NASIONAL, PANTAUBALI.COM – Citra Indonesia sebagai negara berkembang kembali mendapat sorotan tajam. Dalam laporan Macro Poverty Outlook edisi April 2025 yang dirilis Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan persentase penduduk miskin terbanyak di dunia pada 2024.
Laporan ini menampilkan daftar 10 negara dengan jumlah penduduk miskin tertinggi berdasarkan standar garis kemiskinan Bank Dunia. Rentang persentasenya mencengangkan, mulai dari 34,6 persen hingga 63,4 persen.
Indonesia disebut memiliki 60,3 persen penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini hanya kalah dari tiga negara Afrika: Afrika Selatan (63,4 persen), Namibia (62,5 persen), dan Botswana (61,9 persen). Fakta ini membuat Indonesia masuk jajaran negara dengan kondisi kemiskinan paling parah secara global.
Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan berdasarkan tingkat pendapatan negara. Untuk negara seperti Indonesia, yang diklasifikasikan sebagai negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income), ambang batas kemiskinan adalah 6,85 dolar AS per kapita per hari—setara dengan sekitar Rp 113.234 per hari.
Sebagai catatan, Bank Dunia juga menggunakan dua standar garis kemiskinan lainnya:
- 2,15 dolar AS per kapita per hari (Rp 35.540) – untuk kemiskinan ekstrem.
- 3,65 dolar AS per kapita per hari (Rp 60.336) – untuk negara berpendapatan menengah ke bawah.
Jika penduduk Indonesia tidak mampu memenuhi pengeluaran minimal Rp 113 ribu per hari, maka mereka dikategorikan miskin berdasarkan standar internasional ini.
Daftar 10 Negara dengan Persentase Penduduk Miskin Tertinggi (2024)
Berikut daftar lengkap negara-negara dengan jumlah penduduk miskin terbanyak menurut laporan Bank Dunia:
- Afrika Selatan – 63,4 persen
- Namibia – 62,5 persen
- Botswana – 61,9 persen
- Indonesia – 60,3 persen
- Guatemala – 57,3 persen
- Guinea Khatulistiwa – 57 persen
- Armenia – 51 persen
- Fiji – 50,1 persen
- Georgia – 35,6 persen
- Gabon – 34,6 persen
Temuan ini memunculkan pertanyaan besar tentang efektivitas program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Banyak pihak mendesak agar indikator seperti Indeks Kemiskinan Multidimensi diintegrasikan ke dalam sistem statistik nasional agar strategi penanganan kemiskinan lebih komprehensif dan tepat sasaran. (MAH)