PANTAUBALI.COM, TABANAN – Cuaca ekstrem yang melanda Bali, termasuk Kabupaten Tabanan, pada awal 2025 berdampak signifikan terhadap sektor pertanian. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan banyak tanaman padi di sejumlah subak rebah karena tidak mampu menahan tekanan cuaca buruk.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia mengatakan, pihaknya sempat mendapat laporan padi rebah akibat cuaca buruk beberapa waktu lalu.
Seperti di Subak Bengkel, Kecamatan Kediri kurang lebih 3 hektare akibat air irigasi yang meluap. Selain itu di beberapa titik di Subak Anyar, Desa Surabrata, Kecamatan Selemadeg Barat.
Untuk itu, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi potensi kerugian yang dialami petani akibat kondisi ini.
“Kami telah melakukan berbagai upaya untuk menangani dampak padi rebah yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan Program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta menjalin koordinasi lebih lanjut dengan Bulog,” jelasnya, Jumat (28/2/2025).
Ia menyebut, langkah ini bertujuan untuk mengurangi kerugian petani, seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya, ketika banyak petani gagal panen akibat kejadian serupa.
Dinas Pertanian juga sudah menurunkan tim untuk melakukan penilaian terhadap dampak cuaca buruk terhadap pertanian serta pendampingan terhadap petani untuk mengolah hasil panennya nanti.
“Kami melakukan evaluasi untuk memastikan apakah kondisi ini merupakan akibat dari faktor cuaca ekstrem, sehingga dapat ditindaklanjuti melalui bantuan CPP,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan akan segera berkoordinasi dengan Bulog Bali serta Dinas Pertanian Provinsi Bali guna membahas mekanisme penyerapan gabah petani yang terdampak.
“Kami ingin memastikan bahwa petani tidak mengalami kerugian besar akibat kondisi ini. Maka dari itu, kami akan bekerja sama dengan Bulog dan pemerintah provinsi untuk mencari solusi terbaik dalam penyerapan hasil panen,” ungkap Subagia.
Sementara itu, Pekaseh sekaligus petani di Subak Koto, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan I Gusti Nyoman Manuadi, mengungkapkan, cuaca buruk yang terjadi sejak awal tahun telah menyebabkan banyak tanaman padi roboh, sehingga menyulitkan proses panen.
“Kami menghadapi kendala dalam proses panen. Selain itu, kualitas gabah juga menurun karena sebagian besar mulai bertunas akibat terkena air dalam waktu lama,” ujarnya.
Diharapkan dengan adanya langkah antisipatif dari pemerintah, para petani dapat memperoleh solusi yang meringankan dampak cuaca ekstrem terhadap hasil pertanian mereka. (ana)