PANTAUBALI.COM – Generasi sandwich, sebuah istilah yang menggambarkan individu yang terjepit di antara tanggung jawab finansial untuk orang tua, diri sendiri, dan anak-anak, seringkali dihadapkan pada tekanan ekonomi dan psikologis yang besar. Impian merdeka secara finansial pun menjadi tantangan berat bagi mereka. Namun, benarkah generasi sandwich masih memiliki peluang untuk mencapai kebebasan finansial?
Mengapa Generasi Sandwich Menghadapi Beban Berat?
Generasi sandwich sering kali harus mengatur keuangan dengan hati-hati, karena mereka tidak hanya memikul beban tanggungan diri sendiri, tetapi juga orang tua yang sudah tidak produktif serta anak-anak yang masih memerlukan dukungan pendidikan. Tekanan ini sering membuat mereka rentan secara ekonomi dan mental.
1. Kunci Kebebasan Finansial: Edukasi dan Kemandirian
Menurut Aidil Akbar Madjid, seorang perencana keuangan dan Co-Founder Purwantara, generasi sandwich tetap bisa mencapai kebebasan finansial, dengan syarat keluarga di atas dan di bawah mereka juga mandiri.
Salah satu langkah awal yang bisa diambil adalah mendidik anak sejak dini mengenai pentingnya mengelola keuangan. “Banyak orang tua zaman dulu enggan mengajarkan anak cara mengelola uang karena takut dianggap materialistis. Akibatnya, anak-anak justru tumbuh menjadi generasi stroberi yang mudah rapuh,” ujar Aidil kepada Kompas.com.
Aidil menambahkan, jika memungkinkan, generasi sandwich juga bisa membantu orang tua memulai usaha kecil agar mereka menjadi lebih mandiri secara finansial, meskipun awalnya mungkin terasa sulit.
2. Strategi Mengelola Keuangan untuk Generasi Sandwich
Aidil menekankan pentingnya memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Generasi sandwich, menurutnya, cenderung mudah terjebak dalam pengeluaran untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Langkah pertama adalah membuat prioritas keuangan yang jelas. Setelah itu, menabung dan investasi juga menjadi bagian penting dalam rencana keuangan mereka.
Aidil merekomendasikan agar generasi sandwich menabung minimal 15-20 persen dari total penghasilan. Selain itu, mereka juga bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi, dimulai dengan produk-produk investasi berisiko rendah seperti emas, atau jika lebih berani, obligasi pemerintah, reksa dana saham, hingga cryptocurrency.
3. Alokasi Keuangan Ideal untuk Generasi Sandwich
Sementara itu, Pripta Hapsari Ghozie, seorang perencana keuangan lainnya, menyarankan alokasi keuangan ideal bagi generasi sandwich sebagai berikut:
– Biaya hidup dan tanggungan keluarga: maksimal 70 persen dari gaji.
– Kesenangan pribadi: 10 persen dari gaji.
– Dana darurat dan investasi: 20 persen dari gaji.
Ia juga mengingatkan untuk selalu menghindari pinjaman online ilegal, disiplin menambah penghasilan, serta menjaga pola hidup hemat.
Dengan strategi yang tepat, generasi sandwich masih memiliki harapan untuk meraih kebebasan finansial di tengah segala tantangan yang dihadapi. Kuncinya adalah disiplin, perencanaan yang matang, serta keberanian untuk mengambil langkah-langkah finansial yang bijaksana. (sm)