- Advertisement -
Beranda blog Halaman 653

Ny Putri Koster: PKB Adalah Ajang Eksklusif IKM, Tonjolkan Produk-produk Primer

DENPASAR – Pantaubali.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali, Ny Putri Suastini Koster menekankan Pesta Kesenian Bali (PKB) adalah bergengsi yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian dan warisan budaya Bali. Kerajinan sebagai salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan, sehingga harus benar-benar menampilkan produk yang berkualitas.

“Untuk itu saya minta para perajin dan IKM kita untuk menampilkan produk-produk primer dalam ajang PKB ke-43 mendatang,” demikian disampaikannya saat memberi arahan pada acara Focus Group Discussion Penentuan, Kriteria dan Informasi Produk PKB dengan tema ‘Purna Jiwa: Prananing Wana Kerthi’ bertempat di Ruang Rapat Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Denpasar, Senin (5/3).

Menurutnya, warisan budaya Bali berupa songket, tenun endek serta perhiasan baik emas maupun perak memiliki keunikan dan nilai filosofi sendiri. Dan tentu saja tidak lepas dari kualitas yang sudah terbukti secara turun temurun.

“Jika bukan kita yang melestarikannya, siapa lagi? Jangan rusak produk kita dengan produk luar yang membanjiri Bali,” tegasnya dalam acara yang turut juga dihadiri oleh Kepala Disperindag Prov Bali I Wayan Jarta.

Lebih lanjut, pendamping orang nomor satu di Bali ini juga mengimbau para perajin untuk ikut andil dalam melestarikan warisan budaya tersebut, “Dengan tidak menjual produk tiruan yang berkualitas rendah, itu berarti kita sudah tidak memberikan pilihan masyarakat untuk menikmati produk tersebut. Sehingga dengan sendirinya produk seperti itu akan hilang dari pasaran,” bebernya.

Pada hakikatnya, ia melanjutkan, pameran pada perhelatan PKB selain untuk melestarikan budaya, juga bertujuan untuk mewadahi kreativitas dan inovasi perajin serta menjembatani perajin dengan masyarakat.

“Ini juga ujungnya adalah kesejahteraan perajin. Jadi kami minta turuti pakem yang ada, jika diharuskan menampilkan produk berkualitas ayo ikuti. Silahkan berinovasi dalam model, namun tanpa meninggalkan nilai filosofi dan menurunkan kualitas karya kita,” tegasnya sembari menekankan apapun tema PKB, namun karya seni harus tetap dalam koridor.

Selanjutnya, ia juga mengatakan akan terus mengevaluasi pelaksanaan pameran dalam PKB, sehingga kesalahan-kesalahan atau apapun yang keluar dari koridor yang berlaku bisa segera dibenahi.

“Ini juga demi kebaikan kita bersama, sehingga kita harus bergerak, pemerintah melalui Gubernur Bali Wayan Koster sudah mengeluarkan peraturan, tugas kita mengimplementasikan dengan tepat. Karena bagaimanapun ini bertujuan demi kualitas kesenian dan warisan budaya kita,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag I Wayan Jarta sebelumnya melaporkan jika pameran kerajinan dalam PKB mendatang akan dilaksanakan secara hybrid yaitu online dan offline, mengingat pandemi Covid-19 masih melanda. Akan tetapi, ia meyakinkan pelaksanaan pameran kali ini akan lebih menarik karena sesuai dengan harapan Ketua Dekranasda Bali yang ingin menampilkan pameran yang berkualitas dan menonjolkan sisi keseniannya.

Adapun beberapa kategori peserta pameran PKB kali ini seperti yang dijabarkannya meliputi produk kerajinan kain tenun lembaran, perhiasan emas dan perak, tedung, bambu dan anyaman, logam, mebel, tas, sandal, dompet atau sejenisnya serta produk seperti dupa, fashion, usada dan produk spa serta pangan olahan. Untuk mengikuti pameran kali ini adapun beberapa persyaratan peserta adalah memiliki QRIS Bank BPD Bali, peserta mampu memasarkan produknya secara online dengan menggunakan aplikasi balimall.id, serta wajib menggunakan paper bag yang ramah lingkungan.

Senada dengan Ny Putri Koster, ia berharap para perajin dalam pameran PKB kali ini bisa menampilkan produk-produk mereka yang berkualitas serta tidak tergiur menampilkan produk tiruan yang bisa merugikan perajin sendiri.

Tekan Pembuangan Sampah ke TPA,Tabanan Bentuk Bank Sampah

TABANAN- Pantaubali.com – Dalam upaya menekan volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sembung di Desa Mandung, Kecamatan Kerambitan,Tabanan.Dinas Lingkungan Hidup berkolaborasi dengan lembaga non-profit Sungai Watch membentuk bank sampah.

Salah satu solusi dilakukan mengalakan bank sampah di desa-desa salah satunya dilakukan di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri belum lama ini (Jumat, (26/3).Adapun target nantinya pada 2023 sekitar 70 persen desa di Tabanan memiliki bank sampah.

Tabanan memiliki 133 desa hasil dari bank sampah di desa akan disalurkan ke bank sampah induk nantinya.

“Di bank sampah induk akan dilakukan pencacahan, sementara ini di Tabanan baru ada satu saja,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan I Made Subagia disela kesempatan tersebut.

Dalam kesemapat yang sama Perbekel Desa Nyitdah Dewa Putu Alit Artha menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Misalnya soal pengangkutan sampah dengan adanya kontribusi dari masyarakat untuk pengangkutan.

“Jika kontribusi tidak lancar, ada masalah lagi,” ujarnya.

Dengan adanya program bank sampah setidaknya, volume sampah dari masyarakat bisa dikurangi sehingga lebih sedikit yang dibawa ke TPA Sembung.

“Di TPA juga ada masalah daya tampung,” cetusnya.

Selain melakukan pemilahan sampah, masyarakat juga diimbau tidak membuang sampah di aliran sungai yang nantinya bermuara di laut. Program manajer Sungai Watch Nola Monica mengatakan, akibatnya setiap tahun selalu ada sampah menumpuk di pantai.

“Misalkan di pantai Kuta dan Kedonganan,” katanya.

Dirinya menbahkan, saat ini Sungai Watch sedang memasang 32 jaring sungai di wilayah Badung dan Tabanan dan diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah sampai ke laut.

Kemarin Malam,Asap Hitam Selimuti Ruang Dinas Pertanian Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Kemarin asap tebal menyelimuti saah satu ruang di ruangan dinas pertanian bidang prasarana dan sarana Tabanan tepatnya di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.Timbulnya asap tebal tersebut diperkirakan akibat api dupa yang disebabkan kelalian selesai mebanten.Kejadian tersebut terjadi pada Minggu,(4/4) malam pukul 20.20 Wita.

Terkait kejadian tersebut seijin Kapolres Tabanan, Kasubbag Humas Polres Tabanan Iptu I Nyoman Subagia dalam keterangan relisnya, Senin,(5/4),pada hari Minggu ,4 April 2021 sekira pukul 20.20 wIta saksi Walker jaga malam datang kekantor ketika tiba di kantor saksi sudah melihat ada asap dan sumber asap berasal dari ruang bidang prasarana dan sarana Tabanan dinas Pertanian,Tabanan.

Kemudian saksi langsung menghubungi Kepala kepagawaian dinas Pertanian Komang Artha Kusuma selanjutnya yang bersangkutan menghubungi Damkar,Tabanan.

“Api dapat dipadamkan setelah 2 unit damkar dikerahkan adapun barang yang terbakar satu buah komputer, berkas dan dua buah lemari besi tempat penyimpanan berkas,” jelasnya.

Dirinya menambahkan,timbulnya asap tebal tersebut diperkirakan akibat api dupa yang disebabkan kelalian saat selesai mebanten.

Ini Kata Bupati Tabanan, di Lomba Mixologi Arak Bali Kemarin

Tabanan – Pantaubali.com – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, bersama Wakil Bupati, I Made Edi Wirawan menghadiri lomba mixologi arak Bali sekaligus mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh DPC PDI Perjuangan Tabanan, di Taman Satwa Tegeh Angseri (TASTA), Desa Angseri, Baturiti, Tabanan, Sabtu (3/4).

Kegiatan ini sebagai wujud implementasi Peraturan Gubernur Bali No : 1 Tahun 2020 tentang tata kelola minuman fermentasi dan atau distilasi khas Bali, yang bertujuan untuk menggaungkan produk kopi Bali dan Arak Bali ke pasar internasional, terutama target pariwisata.

Kegiatan dilakukan secara serentak pada Sabtu, 3 April 2021 di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali sebagai bentuk keprihatinan terhadap petani lokal arak Bali, serta melibatkan para ahli mixologi atau ahli meracik minuman dibawah koordinasi ABI dan IFBEC.

“Ini bagus sekali, selain melaksanakan lomba sekaligus kita memperkenalkan, bahwa di Kabupaten Tabanan khususnya di Desa Angseri, memiliki taman satwa yang sudah sangat bagus sekali. Ini sangat bagus sekali,” katanya.

Dalam kondisi saat ini dimana masih bergelut dengan situasi pandemi, Ia berharap kegiatan ini menjadi salah satu pekerjaan alternative nantinya bagi khususnya generasi muda di Tabanan dalam menggeliatkan perekonomian. Disamping itu juga, sebagai edukasi maupun sosialisasi kepada masyarakat agar arak Bali dimanfaatkan dengan baik dan sebagai titik awal munculnya ruang-ruang usaha baru.

Sehingga akan sangat berdampak pada para petani yang khusunya bergerak dibidang pembuatan arak Bali ini dan petani terkait lainnya. Apalagi arak merupakan minuman khas Bali apabila dimanfaatkan dengan baik, dicampur dengan berbagai olahan lainnya, seperti kopi dan lain-lain, maka akan sangat menguntungkan bagi usaha dan para petani yang bergerak di bidang tersebut.

Kedepannya kegitan seperti ini bisa disosialisasikan oleh Pemkab sebagai salah satu program Kabupaten. Karena menurutnya, sebagus-bagusnya kegiatan yang dibuat kalau tanpa campur tangan Pemerintah, dampak dan manfaatnya akan sangat sedikit sekali bagi masyarakat.

“Maka dari itu, Saya ajak khusus Pak Wakil, Pak Sekda, para Asisten dan OPD terkait di Tabanan, tujuannya adalah nanti di saat pelaksanaan HUT Kota Tabanan mendatang, kita akan laksanakan kegiatan serupa yang kita akan lombakan juga. Sehingga kegiatan ini secara intens dilakukan di Tabanan,” jelasnya.

Selanjutnya, Ketua Panitia Kegiatan, I Wayan Sudiana, mengatakan, tingginya antusiasme masyarakat untuk mengikuti lomba ini, sehingga tidak bisa diakomodasi semuanya oleh pihaknya. Pihaknya membatasi peserta hanya 15 orang peserta sebagai upaya mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi ini.

Adapun kiteria lomba juga lumayan ketat, yakni wajib menggunakan arak Bali yang sudah memiliki BPOM dan pita bea cukai, tidak boleh menggunakan bahan plastik sekali pakai dan peserta wajib menggunakan aksara Bali dalam menulis racikan, serta wajib menggunakan busana adat Bali, pun wajib mematuhi protokol kesehatan.

“Bersama-sama dengan ABI dan IFBEC, dengan diadakannya lomba ini kami ingin mempromosikan Arak Bali menjadi spirit ketujuh Dunia, yaitu sejajar dengan Wisky, Brandy, Rum, Vodka, Tequila serta Gin. Ini salah satu target mulia yang memerlukan kerja keras untuk menjadikan Arak Bali menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkasnya.

Kualitas Diakui Dunia, Ketua TP PKK Bali Dorong Pemanfaatan Garam Tejakula untuk Pasar Lokal

BULELENG – Pantaubali.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster mengharapkan garam berkualitas tinggi yang diproduksi petani lokal Bali, bisa dinikmati lebih banyak masyarakat, dan bukan hanya untuk lebih banyak diekspor keluar negeri.

“Garam kita luar biasa, orang luar negeri tahu benar kualitas garam kita, tapi kenapa malah yang kita konsumsi ialah garam yang kurang berkualitas?,” ujar Ny Putri Koster mempertanyakan, di sela kunjungannya ke tempat produksi garam ‘piramid’ di Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng pada Minggu (4/4) pagi.

Ny Putri Koster menyebut, bagus sekali jika garam lokal berkualitas Bali bisa menembus pasar ekspor, yang pastinya dihargai tinggi.

“Namun lebih baik lagi jika masyarakat kita juga menikmati dan mendapatkan manfaat garam sehat kita,” katanya.

Pendamping orang nomor satu di Bali ini beranggapan bahwa Bali yang wilayahnya kecil, dianugerahi potensi yang luar biasa termasuk dari hasil garam yang diperoleh dari lautnya. Namun sayangnya, garam yang begitu termasyur karena berkualitas wahid di dunia malah terbentur regulasi di negara sendiri.

“Kita negara kepulauan malah impor garam, ini kan aneh? Garam kita ini sehat dan berkualitas, jadi sudah sepantasnya dimanfaatkan masyarakat kita. Ini sudah dibiarkan sejak zaman Orde Baru, untuk itu perlu pemimpin tegas dan berani yang bisa mengupayakan tata kelola hal tersebut,” ujar Ny Putri Koster.

Wanita yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini lantas menyinggung minuman tradisional arak yang dulunya masuk daftar investasi negatif, bahkan perajinnya dan pedagangnya dikejar pihak berwajib.

“Sekarang dengan keberanian tegas Pak Gubernur, bisa dibuat regulasi dan tata kelolanya, sehingga sudah mulai bergeliat perajin kita. Presiden pun sudah membuat regulasi baru untuk investasinya,” jelasnya.

Produsen garam setempat Made Wijana mengaku selama ini pemasaran garam khas Tejakula tersebut terbentur regulasi yang mengharuskan garam yang beredar punya kadar yodium minimal 40 ppm.

“Sedangkan untuk pasar luar justru tidak menghendaki demikian, karena yang disukai garam dengan rasa lebih alami. Para chef pun lebih suka garam kita, karena lebih mudah mengatur kadar rasanya dalam masakan,” kata Wijana.

Wijana juga menuturkan, sebelum menembus pasar tradisional garam produksi petani lokal dihargai sangat rendah terlebih adanya aturan garam beryodium. Dengan adanya upaya untuk ekspor, petani kini cukup menikmati hasil dari jerih payahnya.

“Kita inginnya memberdayakan petani lokal, sayangnya lagi-lagi untuk pasar lokal terbentur regulasi. Padahal kita inginnya diedarkan juga untuk pasar lokal,” harap Wijana.

Pada akhir kunjungan, selain melihat dan berbincang langsung dengan petani garam lokal, Ny Putri Koster juga menyerahkan secara simbolis bantuan berupa beras masing-masing 15 kg dan bingkisan kepada petani.

Sementara itu, mengutip dari laman Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Buleleng, disebutkan bahwa garam istimewa ini hanya ditemukan di Buleleng. Teknik produksinya pun berbeda dengan produksi garam lainnya. Tidak seperti garam pada umumnya yang menggunakan petak tambak. Teknik spesial ini disebut dengan teknik “palungan” yang menggunakan kayu kelapa.

Proses produksinya yaitu dengan meratakan tanah yang dicampur air laut menggunakan tulud di tambak garamnya. Setelah mengering, lapisan permukaan tanah bagian atas dikeruk dan dinaikkan ke atas alat bernama tinjung. Air yang menetes dari dalam tinjung selanjutnya dijemur di dalam palung hingga garam mengkristal dan menghasilkan bentuk seperti piramid.

Belakangan, teknik tersebut dimodifikasi dengan teknologi green house atau rumah kaca. Caranya dengan melarutkan garam palungan yang sudah jadi dengan air tawar. Lalu larutan garam tersebut kemudian dimasukkan ke dalam green house atau rumah kaca untuk proses pengeringan. Jika cuaca cerah, dalam rentang 2-3 hari, garam piramid sudah bisa di panen. Atau bisa berlangsung hingga 1 bulan jika cuaca tidak mendukung. Dikarenakan proses pembuatannya yang sangat alami, maka garam piramid ini memang tidak mengandung bahan pemutih, pengawet, atau bahan kimia lainnya.

Per Hari ini, Terconfirmasi Covid-19 Tercatat 255 orang di Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Berdasarkan data tercatat pertambahan kasus per hari ini, (Minggu,(4/4) terkonfirmasi sebanyak 255 orang (223 orang melalui Transmisi Lokal, 28 PPDN dan 4 PPLN),sembuh sebanyak 231 orang, dan 4 orang Meninggal Dunia.

Jumlah kasus secara kumulatif untuk terkonfirmasi tercatat 40.573 orang,sembuh 37.813 orang (93,20%), dan Meninggal Dunia 1.162 orang (2,86%) sedangkan Kasus Aktif per hari ini menjadi 1.598 orang (3,94%).

Dalam data juga tertulis untuk SE Nomor 07 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Desa/ Kelurahan Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, Surat Edaran ini mulai berlaku pada hari Selasa (Anggara Pon, Warigadean), tanggal 23 Maret 2021 sampai dengan ada pemberitahuan lebih lanjut. Hal ini merupakan upaya preventif pemerintah dalam menanggulangi meluasnya penyebaran virus Covid-19 di masyarakat.

Beberapa hal yang diatur antara lain, kegiatan di restoran/rumah makan/warung dan sejenisnya untuk layanan di tempat dilaksanakan maksimal 50% dari kapasitas normal, yang semula jam operasional dibatasi sampai dengan pukul 21.00 Wita dilonggarkan dan dapat beroperasi sampai dengan pukul 22.00 Wita, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara lebih ketat.

Masyarakat juga diharapkan agar selalu Disiplin melaksanakan 6M,Memakai Masker Standar dengan benar,Menjaga Jarak,Mencuci Tangan,Mengurangi Bepergian,Meningkatkan Imun, dan Mentaati Aturan serta dihimbau untuk tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bupati Suwirta Tinjau Alat Conveyor Di Kusamba

KLUNGKUNG – Pantaubali.com – Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan pemkab Klungkung I Ketut Suadnyana dan Camat Dawan I Dewa Gede Widiantara, meninjau Kinerja Alat Conveyor bertempat di TOSS Karangdadi Kusamba pada Minggu (4/4/2021).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Pemkab Klungkung I Ketut Suadnyana menyatakan bahwa alat pemilah sampah tersebut merupakan bantuan CSR dari Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI). Dengan menggunakan alat tersebut dapat menghasilkan residu 10-20%, sedangkan apabila melakukan proses secara manual dapat menghasilkan kurang lebih 30% Residu.

I Ketut Suadnyana menyampaikan Keunggulan dari alat ini, adalah pemilahan jauh lebih cepat, dan sampah dapat dipilah dengan baik, dari Segi Kesehatan Petugas juga lebih terjamin.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan bahwa dengan adanya alat ini, campuran sampah anorganik  pada sampah organik yang diolah menjadi Pupuk Kompos menjadi berkurang.

Bupati Suwirta mengharapkan agar TOSS Center dapat menjadi tempat pengolahan sampah dan tempat edukasi serta menjadi tempat untuk menyelesaikan permasalahan  sampah di Kabupaten Klungkung.

“Mudah-mudahan dengan adanya alat Conveyor ini, dapat meringankan pekerjaan petugas pemilah sampah di TOSS Center,” ujar Bupati Suwirta.

Bupati Suwirta menambahkan Alat ini juga dapat membantu petugas untuk bekerja dengan baik dan focus, karena sedikit saja petugas lengah, maka plastic akan ikut masuk ke dalam sampah organik.

Terkait kesehatan petugas yang bekerja di Toss Center, Bupati Suwirta menugaskan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Pemkab Klungkung agar dapat menjaga kesehatan Petugas yang bekerja di TOSS Center Kusamba ini, dan kepada petugas, Bupati Suwirta berpesan agar tetap melaksanakan Protokol Kesehatan COVID-19 saat berada berada di tempat bekerja maupun di rumah masing-masing.

Bupati Suwirta juga mengharapkan dengan adanya alat seperti ini, pekerja harus bekerja dengan serius, fokus dan terstruktur. sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih ringan dibanding dengan cara manual.

Bupati Suwirta mengapresiasi jasa dan semangat petugas pemilah sampah, sehingga dengan adanya mereka diharapkan Kabupaten Klungkung dapat terbebas dari sampah anorganik dan sampah organik dapat diolah dengan baik. (Humasklk/Cok)

Ny Putri Koster Turut ‘Ngelilit Sate’ di Bali Moela, Tejakula

 

BULELENG – Pantaubali.com  – Ketua TP PKK Bali Ny Putri Suastini Koster berkesempatan mencoba langsung pembuatan sate lilit khas Bali, di Dapur Bali Moela, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng pada Minggu (4/4) siang.

Pendamping orang nomor satu di Bali tersebut mengaku terkesan dengan tata cara pengolahan masakan khas Bali, yang keseluruhannya masih menggunakan cara tradisional seperti memanfaatkan arang, kayu bakar serta rempah-rempah lokal yang tidak ditambahkan penguat rasa.

Ny Putri Koster mengajak semua warga untuk bersyukur bahwa Bali punya kekayaan di ranah kuliner lewat aneka rupa racikan bumbu. Bumbu yang diracik tak hanya menambah kelezatan masakan khas Bali, namun juga punya manfaat bagi kesehatan tubuh. “Kita harus bersyukur bahwa bumbu Bali lengkap ternyata banyak mengandung zat-zat yang baik bagi tubuh, bahkan juga untuk pengobatan serkalipun,” katanya, mengingatkan.

Sementara itu, Gede Yudiawan, owner Dapur Bali Moela menyebutkan, bumbu Bali atau juga disebut basa genep, termasuk bumbu rajang, bumbu wangen dan yang lain, sebenarnya telah dibuat dengan cermat oleh nenek moyang orang Bali untuk tujuan pengobatan, karena sebagian besar terdiri atas rempah-rempah alami. “Bumbu Bali secara ilmiah terbukti mengandung zat yang menyehatkan,” ucapnya, menjelaskan.

Namun demikian, Yudiawan yang juga seorang Jero Mangku merangkap chef tersebut, mengungkapkan, saat ini sebagian besar manfaatnya berkurang karena mulai memasukkan unsur asing ke dalam bumbu Bali seperti MSG, tanaman dengan pestisida dan lain sebagainya. Akibatnya, peran basa genep sebagai obat sekaligus penyedap, menjadi cukup berkurang.

“Beberapa bahan utama bumbu Bali seperti kunyit atau lengkuas terbukti memiliki khasiat antibiotik dan antiseptik,” ujar Yudiawan dengan menambahkan, dalam proses menyembelih hewan piaraan orang Bali juga selalu meletakkan lengkuas di wadah darahnya untuk tujuan mematikan virus.

Per Kemarin,Tercatat 141 orang Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Berdasarkan data per kemarin (Sabtu,(3/4) tercatat pertambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 141 orang (113 orang melalui Transmisi Lokal dan 28 PPDN),Sembuh sebanyak 179 orang, dan 5 orang Meninggal Dunia.

Jumlah kasus secara kumulatif,terkonfirmasi 40.318 orang,Sembuh 37.582 orang (93,21%),Meninggal Dunia 1.158 orang (2,87%) dan Kasus Aktif per hari ini menjadi 1.578 orang (3,91%).

SE Nomor 07 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Desa/ Kelurahan Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, Surat Edaran ini mulai berlaku pada hari Selasa (Anggara Pon, Warigadean), tanggal 23 Maret 2021 sampai dengan ada pemberitahuan lebih lanjut. Hal ini merupakan upaya preventif pemerintah dalam menanggulangi meluasnya penyebaran virus Covid-19 di masyarakat.

Beberapa hal yang diatur antara lain, kegiatan di restoran/rumah makan/warung dan sejenisnya untuk layanan di tempat dilaksanakan maksimal 50% dari kapasitas normal, yang semula jam operasional dibatasi sampai dengan pukul 21.00 Wita dilonggarkan dan dapat beroperasi sampai dengan pukul 22.00 Wita, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara lebih ketat.

Masyarakat juga diharapkan agar selalu Disiplin melaksanakan 6M,Memakai Masker Standar dengan benar,Menjaga Jarak,Mencuci Tangan,Mengurangi Bepergian,Meningkatkan Imun, dan,Mentaati Atura serta dihimbau untuk tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan aturan yang berlaku.

Wagub Cok Ace : Vaksinasi Tiga Kawasan Zona Hijau Dekati Seratus Persen

DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyebut capaian vaksinasi di tiga kawasan yang ditetapkan sebagai zona hijau yaitu Ubud, Sanur dan Nusa Dua sudah mendekati seratus persen. Saat ini vaksinasi di tiga kawasan tersebut digenjot secara agresif hingga ditarget rampung pekan depan. Informasi tersebut disampaikan Wagub Cok Ace saat memantau pelaksanaan vaksinasi tahap ke-2 bagi pekerja industri keuangan dan perbankan yang dilaksanakan di Kantor Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali di Jalan Raya Puputan Niti Mandala Denpasar, Sabtu (3/4).

Lebih jauh Wagub Cok Ace mengurai, dari tiga kawasan zona hijau, capaian vaksinasi kawasan Ubud telah tuntas seratus persen. Hanya saja untuk kawasan inti Ubud yang awalnya dialokasikan 46 ribu dosis vaksin, hanya terpakai 32.400 karena ada warga Ubud yang telah terdaftar di tempat mereka bekerja seperti kantor pemerintahan atau hotel.

“Sehingga kelebihan vaksin kita distribusikan ke wilayah sekitar Ubud seperti Desa Mas, Singakerta dan Lodtunduh. Jadi cakupan vaksinasi kawasan Ubud menjadi lebih luas dan ini tentunya lebih baik,” ujarnya.

Sedangkan untuk dua kawasan hijau lainnya yaitu Sanur, ia mendapat laporan bahwa realisasinya telah mencapai 93 persen dan ditarget rampung pada Minggu (4/4). Untuk kawasan Nusa Dua yang cakupannya paling luas dan target vaksinasi tercatat sebanyak 86 ribu orang, saat ini telah terealisasi sebanyak 67 ribu orang dan ditarget rampung 9 April 2021.

Terkait capaian vaksinasi pada tiga kawasan hijau yang sudah sesuai target dan tahapan, Guru Besar ISI Denpasar ini menyampaikan apresiasi atas semangat yang ditunjukkan warga serta dukungan dari berbagai komponen. Ditambahkan olehnya, lancarnya proses vaksinasi ini akan berkorelasi dengan rencana pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara yang diharapkan bisa sesuai jadwal yaitu bulan Juli 2021.

Terkait dengan rencana pembukaan Bali untuk wisman, sehari sebelumnya yaitu pada Jumat (2/4/2021), Wagub Cok Ace didampingi Sekda Dewa Made Indra, Kadis Pariwisata Putu Astawa dan Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mengikuti rakor virtual rencana pembukaan Bali untuk wisman yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan RI. Wagub yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali ini menambahkan, rakor akan rutin digelar setiap dua minggu untuk mengevaluasi perkembangan penanganan Covid-19 di Daerah Bali, termasuk program vaksinasi yang tengah berjalan. Pada kesempatan itu, Wagub Cok Ace kembali mengingatkan agar masyarakat jangan lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, sekalipun telah memperoleh vaksinasi.

Masih dalam arahannya, Penglingsir Puri Ubud ini juga mengapresiasi semangat jajaran perbankan dalam mendukung suksesnya program vaksinasi. Karena bagaimanapun, para pekerja perbankan termasuk dalam kelompok pelayan publik yang dalam tugasnya sering berinteraksi dengan masyarakat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali guna mempercepat proses vaksinasi bagi pekerja industri jasa keuangan dan perbankan. Ia menyebut, total jumlah pekerja perbankan di Bali mencapai 25 ribu dan saat ini yang telah memperoleh vaksinasi tercatat sebanyak 2.800 orang. Menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin, ia mohon dukungan Pemprov Bali agar proses vaksinasi bagi tenaga perbankan bisa dipercepat.

Sementara itu, Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma selaku tuan rumah menyampaikan terima kasih atas dukungan Wagub Cok Ace dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho sehingga vaksinasi bagi tenaga perbankan dapat dilakukan secara bertahap. Vaksinasi tahap ke-2 kali ini diikuti 500 peserta, 300 orang diantaranya merupakan karyawan BPD Bali, sementara 200 lainnya berasal dari perbankan lainnya.