DENPASAR – Pantaubali.com – Sebagai daerah destinasi pariwisata, Bali memperoleh manfaat ekonomi yang besar dari sektor ini. Namun, di sisi lain masih terjadi ketimpangan penerimaan manfaat di masyarakat, misalnya antara daerah kota (urban) dengan desa.
Di samping itu, Bali juga menghadapi tantangan akibat faktor lingkungan dan budaya yang mengalami tekanan.Persoalan ini akhirnya mengakibatkan penurunan nilai kebahagiaan. Untuk menjawab tantangan ini, tentu Bali membutuhkan sebuah sinergi yang baik antara pengembangan teknologi pintar dan kearifan lokal.
Melihat kondisi tersebut apresiasi kepada Unity In Diversity (UID) campus yang telah mengadakan advisory online meeting untuk program Happy Digital Cities. Tentu program ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi masyarakat Bali akan tetapi bagi dunia juga,itu disampaikan,Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam Webinar Online Advisory Meeting Happy Digital City yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom, di Ruang Vidcon, Diskominfos Prov Bali, Senin (13/7) malam di Renon, Kota Denpasar.
“Program Happy Digital Cities tentu diharapkan, agar ada lebih banyak orang saling berkolaborasi guna mengembangkan sinergitas Teknologi-Budaya ini, sehingga melahirkan calon-calon urban designer yang lebih baik di masa depan,” jelasnya.
Yang bergabung nantinya dalam program ini harus memiliki latar belakang atau keahlian yang khusus. Mengingat perencanaan tata kota merupakan sebuah studi multidisiplin yang memerlukan kolaborasi dari berbagai bidang ilmu.
“Program ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah selaku stakeholder perencana atau urban designer. Selain itu, pihak swasta, misalnya pihak pengembang, dan perencana tata kota juga bisa menjadi end user program Happy Digital Cities,” tutupnya.