Atasi Kepulan Asap di TPA Mandung, Penyiraman Titik Api Dilakukan 3 Kali Sehari

Kepulan asap tebal di TPA Mandung.
Kepulan asap tebal di TPA Mandung.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Hingga kini titik api di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, ternyata belum sepenuhnya pada usai terbakar hebat pada Oktober 2023 lalu.

Sejak tiga pekan belakangan, kepulan asap kembali membumbung di sekitar tumpukan sampah TPA yang luasnya mencapai 2,7 hektare tersebut. Kondisi ini pun menganggu warga sekitar yang bermukim di sekiar lokasi.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Mandung, I Wayan Atmaja, menjelaskan pihaknya terus melakukan upaya pendinginan dengan menyiram air ke titik-titik api.

Baca Juga:  Trans Siswa Tabanan Akan Kembali Beroperasi Mei 2025, 242 Armada Disiapkan

“Penyiraman dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam di area titik api yang bisa dijangkau,” ungkapnya, Selasa (29/4/2024).

Ia menambahkan, memasuki musim kemarau seperti saat ini, titik api cenderung lebih sering muncul, terutama di lereng gunungan sampah. Kondisi ini menyebabkan intensitas asap meningkat dan menyebar ke pemukiman warga.

“Dampaknya terasa di desa-desa sekitar dan perumahan. Penyebaran asap juga tergantung arah angin. Biasanya dari pukul 11 siang hingga 4 sore angin bertiup ke utara, sedangkan pagi hari cenderung ke selatan atau timur,” jelas Atmaja.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, I Gusti Putu Ekayana, mengatakan bahwa kebakaran di TPA Mandung merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang belum sepenuhnya padam. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya penanganan agar asap tidak semakin parah.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran di Pasar Bajera 

“Penyemprotan dilakukan secara siaga selama 24 jam. Kami menyiapkan tiga selang pemadam dan dua mesin semprot untuk menjangkau area yang terbakar. Selain itu, pengurukan juga dilakukan dengan tanah dan batu kapur putih,” ujarnya.

Namun demikian, ia mengakui belum bisa memastikan kapan kondisi ini akan benar-benar berakhir.

“Kami tidak tahu kapan berhentinya, karena ini termasuk bencana. Gas metana yang masih tersimpan dalam timbunan sampah bisa memicu api dan asap kapan saja,” terangnya.

Baca Juga:  Kalah Gugatan, Lahan dan Bangunan Milik 4 Warga di Banjar Bungan Kapal Tabanan Dieksekusi

Di sisi lain, Ekayana mengimbau warga yang terdampak asap dan mengalami gangguan kesehatan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat terdampak,” tambahnya. (ana)