DENPASAR – Pantaubali.com – Kapal dengan 8 orang POB alami kebocoran di ruang dek karena dihantam ombak di perairan selatan Bali, Rabu (27/03/2019). Kapal nahas dengan nama lambung “Happy Ocean” berangkat dari Darwin hendak menuju Nusa Penida.
Informasi yang diterima Basarnas Command Center, bahwa seluruh penumpang dalam keadaan selamat. Mereka menceburkan diri dengan menggunakan life jacket karena kapal mulai dipenuhi air dan perlahan tenggelam. Pihak RCC Australia yang pertama kali menangkap distress signal memberikan keterangan bahwa keseluruhan korban adalah warga negara Australia dan sesegera mungkin membutuhkan bantuan SAR.
Dikarenakan wilayah kejadian masuk dalam wilayah kerja dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar maka upaya penyelamatan ditindaklanjuti dengan melakukan aksi berupa pengerahan personil dan Alut KN SAR Arjuna. Tak hanya pengerahan dari kekuatan SAR laut, tim udara juga digerakkan menuju posisi kecelakaan kapal. RCC Australia menerbangakan Challenger Aircraft untuk melakukan pencarian melalui pantauan udara.
Kejadian di atas merupakan skenario latihan SAR gabungan antara Australia dan Indonesia (ausindo). Lebih dari 95 orang terlibat dalam latihan penyelamatan korban kapal tenggelam di perbatasan Australia-Indonesia. Tak hanya dari Basarnas Bali ataupun RCC Autralia, namun seluruh stakeholder terkait juga ambil bagian dalam menjalankan peranan masing-masing sesuai dengan tugas instansinya.
Dalam simulasi operasi SAR kali ini, mengambil tanggung jawab selaku SMC (SAR Mission Coordinator) yakni Pelaksana Teknis Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Made Junetra, S.H. Selain itu dalam organisasi Operasi SAR juga terdapat pembagian tugas sebagai OSC (On Scene Coordinator), staf operasi, staf intelegen, staf komunikasi, staf adminlog dan staf humas. Serangkaian giat dari latihan ini, baik dari awal penerimaan laporan kecelakaan kapal, perencanaan operasi SAR ataupun tindak lanjut sampai dengan korban terevakuasi selalu mendapatkan pendampingan dari Wasdal (pengawas dan pengendali latihan SAR) Basarnas Pusat.
Fungsi kehadiran Wasdal sebagai tim yang mengawasi dan jika diperlukan memberikan arahan sesuai prosedur, sehingga latihan bisa berjalan maksimal dan dapat terukur melalui penilain di beberapa bagian.
Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Didi Hamzar, S.Sos., M.M. hadir langsung melihat jalannya latihan. Sementara itu melalui live video streaming, dapat pula memantau latihan dari BCC Kantor Basarnas Pusat dan RCC Australia. Diungkapkan saat memberikan pengarahan kepada seluruh peserta latihan, Didi Hamzar mengungkapkan tentang pentingnya diadakan latihan SAR gabungan ini, mengingat kasus seperti skenario tersebut bisa saja terjadi. “Kondisi di perairan selatan Bali cukup berbahaya, maka kemampuan personil dan alut serta tim SAR gabungan haruslah teruji,” tegasnya.
Latihan SAR antara dua negara tetangga ini sudah sering kali dilakukan setiap tahunnya, dan latihan kali ini merupakan yang ke-35 diadakan antara Australia dan Indonesia. Diharapkan melalui kegiatan tersebut bisa untuk melatih dan meningkatkan kemampuan Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan RCC Australia dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan Operasi SAR bersama yang terjadi di daerah perbatasan, melaksanakan prosedur yang telah dipersetujui bersama, dan meningkatkan kesiapan fasilitas dan komunikasi kedua negara.
Akhirnya sekitar pukul 11.25 Wita simulasi sudah berhasil dilaksanakan dan seluruh korban ditemukan selamat, selanjutnya KN SAR Arjuna dan RIB 10.5 meter kembali ke Pelabuhan Benoa. Dalam latihan ini, tak hanya mengandalkan SRU laut Basarnas Bali, disiagakan juga 1 unit ambulance KKP Pelabuhan Benoa serta bantuan Alut udara Challenger Aircraft dari Australia. (ay/ hms dps)