Identitas Dua Remaja yang Duduk di Atas GWS Terungkap

Remaja yang duduk di bagian atas Patung Panggung Terbuka Garuda Wisnu Serasi (GWS) Tabanan.
Remaja yang duduk di bagian atas Patung Panggung Terbuka Garuda Wisnu Serasi (GWS) Tabanan.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Identitas dua remaja yang duduk di bagian atas patung sekaligus pintu utama panggung terbuka Garuda Wisnu Serasi (GWS) dan viral di media sosial beberapa waktu lalu terungkap.

Bahkan berdasarkan informasi yang diperoleh, yang duduk di atas patung di Taman Kota Bung Karno itu lebih dari dua orang. Tidak hanya itu, mereka sering melakukan aksi serupa.

Motif para pelaku melakukan naik ke atas patung GWS yakni untuk bersantai melihat matahari terbenam atau sunset.

Baca Juga:  Mulyadi-Ardika Sembahyang dan Tabur Bunga di TPB Margarana

Terkait hal itu, Kepala Bagian Prokopim Setda Kabupaten Tabanan I Gusti Putu Winiantara membenarkan bahwa identitas kedua pelaku telah diketahui.

Ia menyebut, pengungkapan pelaku dilakukan oleh Satpol PP Tabanan. “Pelaku dibawah umur. Semua dari Tabanan. Umurnya 14 dan 13 tahun,” kata Winiantara, Selasa (20/6/2023).

Meski demikian, Winiantara menyebut belum mengetahui motif pelaku nekat melakukan aksi nyeleneh tersebut.

Kasus ini akan diselesaikan secara internal karena pelaku masih di bawah umur. Selain itu, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada pelaku sekaligus keluarganya.

Baca Juga:  Ratusan Personel Kepolisian Bersiap Amankan Pencoblosan Pilkada Tabanan

“Kami juga tidak ingin ada kesan eksploitasi jadi cukup selesaikan secara internal saja dan tidak akan dibawa ke ranah hukum,” jelasnya.

Nantinya, Pemerintah Kabupaten Tabanan akan melakukan langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang seperti memasang tanda atau rambu-rambu larangan.

Selain itu, UPTD Taman Budaya akan segera memasang CCTV tambahan dan berkoordinasi dengan Bendesa Adat Kota Tabanan agar melakukan pengawasan yang lebih ketat.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Luncurkan Inovasi Proyek Perubahan PKN Tingkat II

“Kemarin kami telah berkoordinasi dengan pihak desa adat untuk membantu melaksanakan pengawasan,” imbuh Winiantara. (ana)