
PANTAUBALI.COM, TABANAN – Kepolisian Polsek Kediri menyebut kebakaran hebat yang menghanguskan gudang mobil milik PT Lipuri Jagadh di Jalan Bypass Ir. Soekarno, termasuk Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, pada Minggu (22/6/2025) dini hari, diduga dipicu oleh ledakan kompor gas portabel yang digunakan salah satu karyawan untuk memasak.
Ledakan tersebut menyebabkan api cepat menyebar dan melalap enam unit kendaraan di dalam gudang. Selain itu, dua karyawan dilaporkan mengalami luka bakar, bahkan satu di antaranya dalam mengalami luka bakar hampir 90 persen.
Dikonfirmasi Senin pagi, Kapolsek Kediri, Kompol I Nyoman Sukadana menyebut dua orang karyawan menjadi korban dalam peristiwa ini bernama Topan Tatas Pradana (34) dan Fajar Sekti Seno Nugroho (23). Mereka berasal dari Desa Plosojenar, Kauman Ponorogo, Jawa Timur.
Topan mengalami luka bakar serius di tubuhnya. Sementara Fajar mengalami luka bakar ringan di bagian wajah.
“Kedua korban mengalami luka bakar sudah mendapatkan perawatan di RSUD Tabanan,” ujar Sukadana.
Ia mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi yakni seorang petugas keamanan yang tengah berjaga di Bank Mandiri tak jauh dari lokasi kejadian menyebut kobaran api terlihat sekitar pukul 02.00 Wita.
Saksi melihat kobaran api cukup besar dari arah gudang garase PT Lipuri. Setelah itu, saksi langsung menghubungi Polsek Kediri dan pemadam kebakaran.
“Salah satu korban yakni Fajar Menerangkan sekira pukul 02.00 WITA, saksi sedang memasak menggunakan kompor portabel, dan tiba-tiba kompor portabel tersebut meledak yang menyebabkan kebakaran tersebut terjadi,” ungkap Sukadana.
Sebanyak tiga unit mobil pemadam tiba di lokasi pada pukul 02.15 Wita, dan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.30 Wita.
Dari hasil pemeriksaan, kebakaran menghanguskan enam mobil di dalam gudang milik Wayan Sukarma (58) warga Banjar Puseh, Kediri Tabanan.
Kendaraan yang terbakar yakni satu unit Toyota Land Cruiser, dua unit Toyota Hiace, dua unit Toyota Avanza, dan satu unit Toyota Innova Zenix. “Total kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar,” imbuh Sukadana. (ana)