PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Debat kedua Pilgub Bali yang digelar pada Sabtu malam (9/11/24) dengan tema “Menyikapi Dinamika Otonomi Daerah di Bali” memunculkan perdebatan menarik antara calon gubernur Bali. Salah satu topik yang mengundang sorotan adalah program pasangan calon Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta yang berencana membangun sekolah serupa SMA Bali Mandara di seluruh kabupaten/kota di Bali.
Dalam debat tersebut, Cawagub Nyoman Giri Prasta menyampaikan janji untuk menggratiskan biaya pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMA dan SMK. Namun, Cagub nomor urut 1, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, menyanggah rencana tersebut dengan menyebutnya kontradiktif.
De Gadjah menyoroti kebijakan Gubernur Wayan Koster yang sempat menghapus sistem asrama di SMAN Bali Mandara pada masa pemerintahannya. Ia menyatakan bahwa penghapusan tersebut bertentangan dengan rencana Koster dan Giri Prasta untuk memperluas akses pendidikan di Bali, karena kebijakan tersebut justru berpotensi mengurangi kesempatan anak-anak kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan.
Sekolah Bali Mandara, yang dikenal dengan sistem asrama, selama ini diperuntukkan bagi siswa dari keluarga kurang mampu yang kesulitan untuk membayar biaya transportasi. Menurut De Gadjah, keputusan untuk menghapuskan asrama di Bali Mandara menunjukkan inkonsistensi dalam kebijakan pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah saat itu.
“Jadi, ada kesan bahwa Sekolah Bali Mandara ini hanya dijadikan alat kampanye,” ujar De Gadjah dengan tegas, merujuk pada kebijakan yang dianggapnya bertentangan dengan janji yang sekarang diusung dalam Pilgub Bali.
Program pendidikan gratis yang digembar-gemborkan oleh pasangan Koster-Giri pun menjadi perbincangan hangat, memicu perdebatan tentang realitas kebijakan pendidikan di Bali, khususnya mengenai pemerataan akses dan kualitas pendidikan bagi masyarakat Bali.