Bakar Sampah di Pekarangan Rumah, Lansia di Tabanan Tewas Terpanggang

Evakuasi lansia bernama Sukasdi yang tewas terpanggang di belakang rumahnya di Jl Gunung Agung, Gang 16, Br Pasekan Blodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Senin (21/10/2024).
Evakuasi lansia bernama Sukasdi yang tewas terpanggang di belakang rumahnya di Jl Gunung Agung, Gang 16, Br Pasekan Blodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Senin (21/10/2024).

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Seorang pria lanjut usia (lansia) bernama Sukasdi tewas terpanggang di belakang rumahnya di Jl Gunung Agung, Gang 16, Banjar Pasekan Blodan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Senin (21/10/2024).

Lansia berumur 81 tahun itu diduga terpanggang akibat terpeleset saat membakar sampah di halaman belakang pekarangan rumahnya.

Kapolsek Kota Tabanan Kompol I Nyoman Sumantara mengatakan, berdasarkan keterangan anak korban, Purgianto (54), sebelum kejadian, ia sempat memperingatkan ayahnya agar tidak membakar sampah di siang hari karena cuaca panas dan angin kencang.

Baca Juga:  Komisi II DPRD Tabanan Kembali Cek Tiga SD di Kecamatan Baturiti, Begini Kondisinya

Namun, korban mengabaikan peringatan tersebut. Setelah memperingatkan ayahnya, Purgianto kembali bekerja di gudang samping rumah.

Sekitar pukul 14.30 WITA, tetangga bernama Sahamudin memberi tahu Purgianto bahwa ada sesuatu terbakar seperti boneka di tempat pembakaran dan bertanya apakah ayahnya ada di rumah.

Mendengar hal itu, Purgianto segera mencari korban di dalam rumah, namun tidak menemukannya.

“Ketika mengecek ke tempat pembakaran, anak korbanterkejut mendapati bahwa yang terbakar bukanlah boneka seperti yang diduga, melainkan ayahnya sendiri,” ujar Sumantara.

Baca Juga:  Mahasiswa Soroti Masalah Bioskop Hingga Pengelolaan Sampah Dalam Forum Tabanan Bebas Bicara

Mengetahui kejadian itu, ia pun segera meminta bantuan warga untuk memadamkan api yang masih menyala dengan menggunakan selang.

Setelah api berhasil dipadamkan, Purgianto melaporkan kejadian tersebut kepada kawil setempat dan Bhabinkamtibmas Desa Dajan Peken.

“Kami belum bisa simpulkan penyebab kematian korban karena keluarga menolak dilakukan autopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah,” pungkasnya. (ana)