PANTAUBALI.COM, BADUNG – Para pedagang di Pasar Semat Sari, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, kembali berjualan meski sebagian besar kios dan lapak mereka ludes akibat kebakaran beberapa waktu lalu.
Tidak hanya tempat berjualan yang ludes terbakar, mereka juga terkendala air bersih. Bahkan ada yang membawa air bersih dari rumah untuk beberapa keperluan kecil.
“Kalau tidak jualan mau dapat penghasilan dari mana,” tutur salah seorang penjual kain di Pasar Semat Sari, Ni Kadek Ratna (50), Rabu (10/5/2023).
Ratna memutuskan tetap berjualan karena ada beberapa barang dagangannya yang terselamatkan dari kobaran api.
“Ya walaupun hanya ada beberapa (barang) yang masih terselamatkan, jualan ya harus tetap jalan,” tegasnya.
Seperti Ratna, sebagian besar pedagang di Pasar Semat Sari memutuskan untuk berjualan seperti sebelum kebakaran.
Mereka beraktivitas di beberapa sudut pasar yang selamat dari kebakaran.
Sementara itu, Komandan Pleton Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Badung Kadek Widana ketersediaan air di pasar itu memang kurang.
Kondisi ini juga yang turut menjadi kendala saat proses pemadaman saat Pasar Semat Sari kebakaran.
“Suplai air terbilang masih kurang ya, terutama pada saat dilakukan pemadaman. Karena debit air di wilayah Tibubeneng terbilang kecil sehingga air yang mengalir masih belum bisa maksimal,” ujar Widana secara terpisah.
Ia menambahkan, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung sedang melakukan kajian mengenai dampak kebakaran untuk dilaporkan ke bupati.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pasar Semat Sari di Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, kebakaran pada Jumat (5/5/2023) sekitar pukul 23.00 WITA.
Kebakaran itu meludeskan sekitar 90 unit kios atau lapak di pasar tersebut. Hingga kini, Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. (ann)