- Advertisement -
Beranda blog Halaman 730

Cegah Penyebaran Covid-19 Kota Denpasar Tutup Fasilitas Umum

 

DENPASAR – Pantaubali.com – Sebagai upaya meminimalisir keramaian guna memutus penyebaran Covid-19, Pemkot Denpasar secara resmi mulai menutup fasilitas umum pada Jumat (17/4). Adapun yang dilaksanakan penutupan yakni, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Lapangan Lumintang, dan Taman Kota Lumintang.

Fasilitas publik di Kota Denpasar memang identik dengan keramaian, ditambah lagi menjelang akhir pekan. Guna menghindari terciptanya keramaian dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19, Pemkot Denpasar resmi menutup sementara fasilitas umum, itu disampaikan juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat dikonfirmasi di ruang Press Room Pemkot Denpasar, di Kota Denpasar, Provinsi Bali, Jumat (17/4).

“Saat ini kita tutup untuk umum untuk menghindari keramaian masa yang biasanya memanfaatkan untuk berolahraga dan berekreasi, sehingga pencegahan penyebaran Covid-19 dapat dioptimalkan,” ujarnya.

Penutupan ini akan dilaksanakan sampai waktu yang tidak dapat ditentukan. Namun demikian jika kondisi penanganan covid-19 sudah dinyatakan kembali pulih dan kondusif, maka fasilitas umum seluruhnya akan dibuka kembali.

“Untuk saat ini kami harap masyarakat agar maklum, serta melaksanakan beragam aktifitas di rumah saja, baik itu belajar, bekerja, berolah raga, serta beribadah di rumah, sebagai upaya penerapan social dan physical distancing untuk pencegahan penyebaran covid-19,” ucapnya.

Dia mlengimbau, masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan diri. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, serta senantiasa menggunakan masker saat dirumah maupun di luar rumah.

“Mari bersama saling mendukung, serta disiplin mengikti arahan pemerintah guna mempercepat penanganan dan memutus penyebaran Covid-19,” pungkasnya.

Kabar Baik Ada 2 Orang Pasien Berhasil Sembuh Dari Covid 19

DENPASAR Pantaubali.com – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra pada Kamis (16 April 2020) mengatakan tambahan pasien yang sembuh sebanyak 9 orang, (terdiri dari PMI 7 orang dan 2 orang terinfeksi dari daerah lain) sehingga secara akumulatif jumlah pasien yang telah sembuh sejumlah 32 orang (28 WNI, 4 WNA).  

Sementara itu jumlah kumulatif pasien positif Kamis 15 April 2020, bertambah 15 orang (PMI 9 orang, transmisi lokal sebanyak 3 orang, dan masih investigasi sebanyak 3 orang. 2 WNI dan 1 orang WNA, dengan rincian dalam bentuk 10 orang imported case dan 3 orang transmisi lokal, 1 orang diinvestigasi, dan 1 orang pulang ke negaranya.

Dewa Indra menjelaskan,  jumlah pasien yang meninggal  2 orang. Jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 79 orang yang berada di 11 rumah sakit, kembali ke negaranya dan dikarantina di Bapelkesmas, Bertambah 5 orang. Dari 113 kasus akumulatif positif Covid-19 terdiri dari WNA 7 orang, WNI 106 orang (72 orang imported case yang terdiri dari 68 PMI dan 4 orang WNI yang punya riwayat ke luar negeri, sementara 13 orang merupakan warga Bali yang kembali dari daerah terjangkit 16 orang, masih investigasi 5 orang).

Dewa Indra menambahkan, yang menjadi perhatian bertambahnya transmisi lokal. Transmisi lokal terjadi karena ada kontak dengan orang yang positif, pernah komunikasi jarak dekat dan jauh, pernah duduk di tempat orang positif pernah duduk. Untuk itu diharapkan masyarakat menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak. “Kalau sepakat menghentikan trasnmisi lokal, mari bersama-sama hentikan transmisi lokal. Jika sudah melaksanakan cara sederhana untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, maka tidak perlu lagi mengambil langkah besar”, ujarnya.

Wabup Kasta menyerahkan Bantuan kepada KK Miskin

KLUNGKUNG – Pantaubali.com – Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta selaku Ketua PMI Kabupaten Klungkung menyerahkan bantuan bertempat di Banjar Kawan Desa Bakas Banjarangkan pada Kamis 16/04/2020.

Bantuan berasal dari PMI Kabupaten Klungkung yang diserahkan kepada KK Miskin Ni Ketut Sriasih (57) yang bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu objek wisata yang berada di Desa Bakas, untuk menghidupi tiga orang anaknya, yakni Made Sujani (25), Komang Saputra (18), Ketut Siti (16). Bantuan yang diberikan berupa bantuan sembako dan masker.

Wabup Kasta mengharapkan agar bantuan yang diberikan dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan bantuan masker yang diberikan agar dapat dipergunakan ketika melakukan aktivitas di luar rumah sesuai dengan Himbauan dari Pemerintah Pusat.

Pada saat menyerahkan bantuan tersebut, Wabup Kasta didampingi Anggota DPRD Kabupaten Klungkung Dapil Banjarangkan I Wayan Widiana, Sekretaris Camat Banjarangkan I Dewa Gede Widiantara, Perbekel Desa Bakas I Wayan Murdana dan perangkat Desa serta instansi terkait lainnya. (Humasklk/Cok).

Bupati Suwirta Ikuti Teleconference Terkait Bansos Tunai Kemensos, Usulan Tambahan Penerima Diserahkan ke Daerah

KLUNGKUNG – Pantaubali.com – Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta didampingi Sekda Klungkung, I Gede Putu Winastra dan Kadisos Klungkung, Ida Bagus Anom Adnyana mengikuti teleconference Gubernur, Bupati/Walikota se-Indonesia dengan Kementerian Sosial dari ruang rapat Praja Mandala, Kantor Bupati Klungkung, Kamis, (16/4).  Rapat dipimpin Menteri Sosial, Juliari P. Batubara di Jakarta dengan materi terkait Bantusan Sosial (Bansos) Tunai yang diberikan kepada masyarakat dalam rangka pencegahan dampak Covid-19.

Menteri Sosial, Juliari P. Batubara dalam teleconference menyebutkan ada 33 Provinsi penerima diluar DKI Jakarta dengan sasaran sebanyak 9 juta keluarga, masing-masing menerima Rp. 600 ribu perbulan selama tiga bulan mulai April, Mei dan Juni. Kriteria penerima adalah skala prioritas yakni KK termasuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos. Daerah dapat melakukan usulan penambahan dengan catatan KK non program sembako, KK non PKH, KK non Prakerja-non DTKS dan By Name By Address, By NIK dan By Nomor Telepon. “Daerah dapat mengusulkan tambahan penerima karena daerah yang tahu situasi masyarakatnya,” ujar Mensos Juliari Batubara.

Bupati Suwirta usai mengikuti teleconference menyambut baik hal itu. Pihaknya mengatakan akan membuat pemetaan terkait warga yang telah menerima bantuan, baik itu dari pusat, provinsi, kabupaten maupun desa. Mereka akan dimasukkan kedalam satu table baru dengan jenis-jenis bantuan yang pernah diterima, agar tidak ada penerima bantuan ganda (dobel). “Dalam table itu akan terdata warga dengan jenis bantuan yang diterima. Yang tidak mendapat bantuan juga akan tercatat disana dengan alasan yang jelas,” ujarnya.

Adapun mekanisme pelaksanaan Bansos Tunai ini diantaranya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai acuan sasaran penerima Program Bansos Tunai disiapkan Pusdatin Kesos Kementerian Sosial, Alokasi awal  Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos Tunai per Kabupaten/kota oleh Kemensos serta Kabupaten/kota mengirimkan usulan calon KPM Bansos Tunai kepada kemensos melalui persetujuan Bupati/Walikota dan diketahui Gubernur melalui SIKS-NG dan penetapan KPM Bansos Tunai oleh Kemensos. Mekanisme lainnya yakni Kemensos menyediakan anggaran Bansos Tunai, proses penyaluran Bansos Tunai dilakukan melalui mitra kerja dengan dukungan Pemda serta pengendalian dan sosialisasi Bansos Tunai dilakukan terpadu oleh pusat dan daerah. (hmsklk/nom)

Bupati Eka Himbau Masyarakat agar Waspada Terhadap OTG Positif Covid-19

TABANAN – Pantaubali.com – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini menjadi atensi penuh bagi Pemkab Tabanan. Pemkab berupaya memerangi wabah ini dengan mewajibkan masyarakat memakai masker, menghindari kerumunan, social distancing serta menerapkan PHBS.
Di tengah kepanikan serta rasa takut masyarakat terhadap Pandemi ini, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti tidak henti-hentinya memberikan support serta selalu mengingatkan agar tetap mengindahkan himbauan pemerintah serta waspada terhadap Orang Tanpa Gejala (OTG) Positif Corona, karena sangat berbahaya menularkan virus seperti yang terjadi di Italia dan Amerika Serikat.
” Mereka merasa tidak menunjukkan gejala, tidak sakit, sehingga mereka bebas mengunjungi sanak keluarga, mobilitasnya masih tinggi dan itu menjadi sumber penularan,” ungkapnya.
Pihaknya tidak menampik, di tengah situasi seperti sekarang, dimana masyarakat juga belum terbiasa dengan aturan yang diterapkan akan muncul berbagai pro dan kontra. Namun pihaknya optimis, jika masyarakat bisa membuka mindset dan tetap menerapkan himbauan pemerintah, Pandemi ini akan bisa dilewati.
” Pandemi Covid-19 adalah Pandemi yang melanda dunia, bukan hanya kita saja di Indonesia, tapi di seluruh belahan dunia merasakan dampaknya. Ayo bersama-sama kita saling menguatkan, saling rangkul satu sama lain memerangi wabah ini. Kami pemerintah tidak akan bisa berbuat maksimal tanpa dukungan masyarakat dan elemen lainnya, imbuhnya.
Menurutnya, berbagai kiat dan upaya juga telah dilakukan Pemkab Tabanan untuk memerangi Corona di Tabanan, salah satunya dengan memasang baliho maupun spanduk himbauan wajib memakai masker di sejumlah titik vital seperti pasar, pintu masuk Kabupaten dan di lingkungan OPD maupun perkantoran. Hal ini diharapkan mampu membuka mindset seluruh masyarakat agar senantiasa menggunakan masker sebagai langkah antisipasi penyebaran virus Corona. @humastabanan

Pemkab Tabanan Siapkan Jaring Pengaman Sosial Bagi Masyarakat Terdampak Covid-19

TABANAN – Pantaubali.com – Pemkab Tabanan melalui Dinas Sosial Kabupaten Tabanan, telah menyiapkan jaring pengaman sosial bagi masyarakat Kabupaten Tabanan yang terdampak wabah Covid-19. Jaring pengaman sosial yang dikucurkan oleh Pemerintah pusat akan segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah, salah satunya program sembako. Hal tersebut terungkap saat Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Kepala Dinas Sosial I Nyoman Gede Gunawan mengikuti teleconference dengan Menteri Sosial RI Juliari P Batubara, Kamis (16/4).
Menteri Sosial RI dalam kesempatan tersebut mengatakan  dalam Penanganan kasus Covid-19 pihaknya mengingikan  Pemerintah Daerah saling bersinergi dan  tidak hanya mengandalkan bantuan dari Pemerintah pusat . Namun, program sosial berupa jarring pengaman sosial yang sudah di kucurkan  dari pemeritah pusat harus segera ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah program  sembako, program Bantuan Sosial Tunai (BST) dan program  PKH yang baru. ” Pemerintah Pusat dan Daerah harus bersinergi dalam menghadapi situasi ini. Jaring Pengaman Sosial yang kami kucurkan mohon segera ditindak lanjuti dan cadangan beras pemeritah kami upayakan kepada masing-masing pemerintah daerah. Kab/kota,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Eka menginginkan pendataan yang riil kembali  diluar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang telah mendapat bantuan secara reguler tiap bulan. Pihaknya berharap Dinas Sosial Kabupaten Tabanan agar bergerak cepat mendata warga Tabanan yang memang membutuhkan bantuan terutama bantuan sembako. ” Kami sangat mengapresiasi bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah pusat, terutama masalah program sembako, karena ini merupakan kebutuhan yang paling mendesak dan segera ditindak lanjuti,” ujarnya.
Nyoman Gede Gunawan mengungkapkan, untuk program sembako yang dikucurkan Pemerintah Pusat akan berlaku selama 9 bulan ke depan terhitung mulai bulan April ini. Berdasarkan data yang ada, saat ini program yang diterima secara reguler sebanyak 16.673 dari data DTKD. Setelah didata kembali, terdapat 31.431 KK yang membutuhkan bantuan, sehingga diperlukan sebanyak 14.758 bantuan program sembako. ” Berdasarkan data yang kami catat, sebenarnya kita di Tabanan membutuhkan sekitar 14.758 bantuan program sembako, namun hanya 11.839 yang bisa diberikan oleh Pemerintan Pusat. Saat ini sedang dilakukan pencetakan kartu oleh BNI dan akan kami distribusikan dan segera diterima oleh masyarakat mulai bulan April ini,” tandasnya. @humastabanan

Cegah Virus Covid 19 ” Satgas Gotong Royong Banjar Adat Manuk Laksanakan Lomba Wastafel Unik “

 

BANGLI – Pantaubali.com – Satgas gotong royong Banjar Adat Manuk, Desa Susut Bangli Gencar Melaksanakan Pencegahan penularan virus Covid 19, Salah satunya dengan melaksanakan Lomba Wastafel Unik di setiap depan pekarangan rumah di sepanjang Banjar Manuk.

Lomba Wastafel unik ini sengaja di laksanakan untuk memberi motifasi kepada warga manuk,saat maraknya penularan virus Covid 19 di Bali dan di bangli khususnya,dengan harapan masyarakat Banjar Manuk akan terbiasa melaksanakan salah satu pencegahan penularan virus dengan sering – sering mencuci tangan,kaki dan lainya sebelum masuk ke pekarangan rumah,sehingga saat masuk ke pekarangan rumah,masyarakat sudah dalam keadaan bersih dan harapanya hal tersebut bisa mencegah penularan virus covid 19 yang saat ini sedang marak di bali bahkan di seluruh dunia.

Kelian Dusun Banjar Manuk I Nengah Arianta sebagai pengagas Lomba Wastafel unik ini mengatakan, Lomba ini sebenarnya sudah di mulai sejak tanggal 8 April lalu,dan kriteria penilaian yang kami laksanakan adalah,dari segi bentuk dan pemanfaatan Wastafel tersebut.

“ Kami Selaku penyelenggara mengajak 25 orang juri yang sama sekali tidak di ketahui oleh warga kami,sehingga proses penilaianya juga sangat rahasia,agar lomba ini nantinya bisa berlangsung natural dan masyarakat tanpa sadar akan terbiasa melaksanakan cuci tangan di wastafel yang mereka buat “ Tegas Arianta.

“ Juri yang menilai pasti akan mencari masyarakat yang benar-benar disiplin dan menggunakan wastafel sesuai dengan fungsinya “ Imbuhnya.
Dalam Lomba Wastafel unik yang di laksanakan di banjar manuk ini di gagas juga oleh PAM Desa Adat Manuk dan Sekehe Truna-truni Ganesha Banjar Manuk,Sekaligus rangkaian Hut Yowana Ganesha yang akan di laksanakan pada tanggal 10 Juli Mendatang.

Lomba ini menggunakan pendanaan dari Dana BKK Desa Adat Manuk,Yang nantinya untuk Pemenang Lomba Wastafel pertama akan mendapat Hadian Uang Tunai senilai Rp 1.000.000 dan Pemenang Kedua Rp 750.000 dan untuk Pemenang ke tiga akan mendapat uang senilai Rp 500.000 selain itu Penyelenggara juga menyiapkan hadiah Hiburan kepada peserta yang masuk Penilaian 10 besar.

Pelaksanaan Lomba Wastafel unik di tengah penularan Virus Covid 19 ini,Semoga Bisa menjadi inspirasi kepada Banjar Adat Lain se Desa Susut Sehingga,Arahan Pemerintah kepada masyarakat bali untuk mencegah penularan dengan rajin mencuci tangan bisa berjalan dengan baik dan mencegah virus tersebut masuk ke lingkungan Desa Adat di Bali. (kyk)

Pandemi Covid Mewabah, TAB Bagikan Tandon Ke Setiap Kecamatan

TABANAN – Pantaubali.com – Mewabahnya pandemi Covid 19 di Indonesia sejak akhir Maret 2020, membuat semua segi kehidupan terdampak.

Pemerintah pun memberlakukan protokol kesehatan bagi masyarakat salah satunya selalu mencuci tangah dengan sabun di air yang mengalir. Guna memberikan pelayanan ketersediaan air bersih untuk mencuci tangan, Perusda Tirta Amerta Bhuana ( TAB ) menyerahkan bantuan tendon ( tangki air ) ke masing masing kecamatan.

Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Perumda TAB Wayan Agus Suanjaya, Kamis (16 April 2020). Dijelaskanya, pembagian tendon ke masing masing kecamatan bertujuan untuk penampungan air selama pandemi covid-19. “Air merupakan kebutuhan utama untuk mencuci tangan, sehingga kami dari Perumda Tirta Amerta Bhuana membagikan tandon ke masing masing kecamatan untuk penampungan air bersih yang digunakan masyarakat untuk mencuci tangan,” tandasnya.

Di masa pandemi covid-19 pihaknya bekerja keras memberikan pelayanan agar air tidak sampai tersendat. Mengingat salah satu protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 adalah mencuci tangan dengan air sabun di air yang mengalir. “Jadi kami berusaha maksimal agar kebutuhan air tetap ada bagi masyarakat Tabanan,”pungkasnya.

Ini Realokasi Anggaran Penanganan Covid-19 Provinsi Bali

 

DENPASAR – Pantaubali.com – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali Dewa Made Indra di Kantor Dinas Kominfos Provinsi Bali, Renon, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Rabu (15/4) petang menyampaikan, terkait realokasi anggaran penanganan Covid-19 Provinsi Bali pada tahap pertama sudah melaksanakan hal tersebut dalam bentuk belanja tak terduga sebesar Rp 15 Miliar. Lalu selanjutnya Pemprov Bali kembali melakukan realokasi anggaran, sehingga dana yang dimiliki cukup.

Salah satunya untuk memperkuat RS rujukan. Semuanya telah kita sampaikan kepada Menteri Dalam Negeri. Lalu dua hari yang lalu, keluar Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendagri dan Menkeu yang isinya menekankan realokasi anggaran untuk menyiapkan dana untuk penanganan Covid-19, pemulihan ekonomi hingga social safety nets (Jaring pengaman sosial).

“Tim Anggaran Provinsi Bali sudah melakukan penyisiran kembali, program-program yang tidak bisa dilaksanakan untuk dialokasikan anggarannya ke biaya tidak terduga. Jadi sekali lagi ditegaskan, realokasi anggaran tahap pertama sudah kita lakukan,” jelasnya.

Harus dipahami juga APBD komponennya ada 2, penerimaan dari pusat dan penerimaan daerah. Penerimaan daerah sudah dihitung realokasi dan refokusingnya. Namun yang penerimaan dari pusat belum ada informasi, apa-apa saja yang bisa direvisi.

“Kita diberikan waktu 2 minggu untuk menindaklanjuti SKB tersebut. Apalagi yang namanya revisi anggaran tentu tidak mudah karena meskipun pemerintah pusat meminta revisi anggaran daerah secara radikal. Menkeu pun telah berjanji akan menginformasikan bagian-bagian peneriman dari pusat yang bisa direvisi dalam waktu dekat.Memang prosedurnya harus ada informasi resmi agar daerah bisa merevisi anggaran. Ini masih berproses dan berlangsung,” paparnya.

Selanjutnya terkait perkembangan penanganan virus Covid-19 di Provinsi Bali per hari ini,(Rabu,(15/4) antaralain, 2 orang sudah dinyatakan sembuh setelah melalui 2 kali tes PCR dan SWAB. Dua orang tersebut telah dinyatakan negatif Covid-19 setelah dua kali tes berturut-turut, dan keduanya sudah diperbolehkan pulang.

“Hasil ini juga berarti secara komulatif ada 23 orang yang telah sembuh,” katanya.
Jumlah kumulatif pasien positif sampai saat ini 98 orang terdiri dari 7 WNA dan 91 orang WNI. Bertambah 6 orang WNI dalam bentuk 2 imported case PMI dan 3 orang transmisi lokal serta 1 orang diinvestigasi.

Dari 91 orang WNI yang positif dapat dirinci 63 orang merupakan imported case, terinfeksi di luar negeri dan 13 orang terinfeksi di daerah lain. Sedangkan 13 orang transmisi lokal atau terinfeksi di Bali atau melakukan kontak dengan orang yang positif di Bali. Sedangkan ada 2 positif yang masih diinvestigasi, karena yang bersangkutan belum bisa dipastikan dimana tepatnya dirinya terinfeksi.

Jumlah pasien yang telah sembuh 23 orang (19 WNI, 4 WNA) bertambah 2 orang. Jumlah pasien yang meninggal sejumlah 2 orang atau tidak bertambah. Jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 73 orang yang berada di 11 rumah sakit rujukan dan dikarantina di Bapelkesmas.

“Harus digarisbawahi bahwa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bukan berarti kasus positif. Jumlah komulatifnya saat ini 294 orang dan sebagian besar sudah dites dengan hasilnya negatif,” tutupnya.

BI 7 Day Reverse Repo Rate Tetap 4,50%

DENPASAR – Pantaubali.com – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13 sampai 14 April 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25%. Keputusan mempertahankan suku bunga kebijakan ini adalah yang pertama dalam tiga bulan terakhir, setelah penurunan suku bunga pada Februari dan Maret 2020, masing-masing sebesar 25 bps, itu disampaikan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho,Rabu,(15/4) di Renon, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

“Suku bunga April 2020 dipertahankan dengan pertimbangan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi. Meskipun demkian, stance kebijakan moneter Bank Indonesia masih longgar.Bank Indonesia tetap melihat adanya ruang penurunan suku bunga dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Bank Indonesia juga mengambil langkah-langkah kebijakan lainnya. Untuk stabilisasi dan penguatan nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia meningkatkan intensitas kebijakan triple intervention baik melalui spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.

“Saat ini instrumen Quantitave Easing (QE) diperlukan untuk menjaga stabilitas di pasar dan mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional dari dampak covid-19.”, ujarnya.

Beberapa langkah akan dilakukan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan pelonggaran moneter melalui instrumen kuantitas (quantitative easing). Pertama, ekspansi operasi moneter melalui penyediaan term-repo kepada bank-bank dan korporasi dengan transaksi underlying SUN/SBSN dengan tenor sampai dengan 1 (satu) tahun. Kedua, menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah masing-masing sebesar 200 bps untuk Bank Umum Konvensional dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah, mulai berlaku 1 Mei 2020. Ketiga, tidak memberlakukan kewajiban tambahan Giro untuk pemenuhan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) baik terhadap Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah untuk periode 1 (satu) tahun, mulai berlaku 1 Mei 2020.

“Guna memperkuat manajemen likuiditas perbankan dan sehubungan dengan penurunan GWM Rupiah tersebut, Bank Indonesia akan menaikkan Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 200 bps untuk Bank Umum Konvensional dan sebesar 50 bps untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah, mulai berlaku 1 Mei 2020. Kenaikan PLM tersebut wajib dipenuhi melalui pembelian SUN/SBSN yang akan diterbitkan oleh Pemerintah di pasar perdana,” katanya.

Bank Indonesia juga meningkatkan berbagai instrumen kebijakan sistem pembayaran untuk semakin memperluas penggunaan transaksi pembayaran secara non tunai dalam memitigasi dampak covid-19. Antara lain dengan mendukung akselerasi elektronifikasi penyaluran program-program sosial pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Prakerja, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu Bank Indonesia bersama Perusahaan Jasa Pembayaran (PJSP) juga meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih banyak menggunakan transaksi pembayaran non-tunai baik melalui digital banking, uang elektronik, dan perluasan akseptasi QRIS.

Dia menambahkan, Bank Indonesia juga melonggarkan kebijakan kartu kredit terkait dengan penurunan batas maksimum suku bunga, nilai pembayaran minimum, dan besaran denda keterlambatan pembayaran serta mendukung kebijakan penerbit kartu kredit untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran bagi nasabah.

“Bauran kebijakan Bank Indonesia tersebut merupakan bagian dari sinergi kebijakan yang terkoordinasi sangat erat dengan Pemerintah maupun melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dari dampak covid-19,” pungkasnya.