- Advertisement -
Beranda blog Halaman 676

Tekan Zona Merah,Pendisiplinan Prokes Gencar di Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Setelah kemarin Minggu,(31/1) bertepatan dengan Banyu Pinaruh Kodim Tabanan menggelar giat operasi pendisiplinan prokes di Pantai Kedungu,Tabanan.Kali ini pelaksanaan kegiatan menyasar pasar terminal pesiapan Tabanan,Senin,(1/2).Dalam pelaksanaan tersebut Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf Toni Sri Hartanto tetap memimpin langsung pelaksanaan kegiatan.

“Hari ini kita melakukan kegiatan pendisiplinan dalam rangka PPKM yang ke dua kali.Karena melihat di Tabanan masih masuk dalam zona merah makanya, kita secara masif melakukan pendisiplinan ini,” jelasnya.

Pelaksanaan kali ini menyasar pasar terminal Pesiapan dengan melibatkan beberapa komponen terkait di Tabanan.

“Adapun sasaran dari pendisiplinan dilakukan di tempat-tempat umum yang kemungkinan ada keramaian atau adanya tempat berkumpulnya masyarakat,” ujarnya.

Tentu dengan kegiatan pendisiplonan diharapkan masyarakat Tabanan tetap dapat menerapakan 3M dengan disiplin dan ketat.

“Kegiatan ini digelar tentu,agar seluruh warga masyarakat semakin sadar dan paham akan pentingnya 3 M (Memakai Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak),” katanya.

Dalam rangkaain kegiatan tesebut juga tetap melibatkan Dinkes Tabanan guna melaksanakan tes swab antigen secara ajak kepada pengunjung maupun para pedagang.Dalam pelaksanaan swab antigen tersebut telah menjaring sebanyak 41 orang masyarakat dengan hasil non reaktif semuanya.

Pembukaan Bulan Bahasa Bali Tanpa Penonton

DENPASAR -Pantaubali.com – Bulan Bahasa Bali akan dibuka secara resmi Gubernur Bali Wayan Koster dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Senin (1/2/2021), disiarkan langsung melalui televisi dan media daring. Kegiatan yang digelar Pemerintah Provinsi Bali ini sebagai bentuk pemuliaan terhadap bahasa, aksara dan sastra Bali, berlangsung sebulan dari 1-28 Februari 2021 mendatang.

Untuk acara pembukaan juga dirangkai dengan pembukaan pameran IKM Bali Bangkit. Semua rangkaian acara dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan (prokes) ketat tanpa penonton. Dan akan disiarkan secara langsung melalui media televisi lokal Bali dan live streaming chanel YouTube Disbud Provinsi Bali

” Karena masih situasi Pandemi Covid-19, untuk pembukaan Bulan Bahasa Bali, kita terapkan prokes ketat, tanpa kehadiran penonton, begitupula, undangan terbatas dengan diwajibkan membawa hasil rapid test antigen Covid-19 dengan hasil negatif,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr Wayan “Kun” Adnyana didampingi Pelaksana Teknis Bulan Bahasa Bali Made Mahesa Yuma Putra di Denpasar, Minggu (31/1).

Kadisbud Bali Kun Adnyana mengungkapkan bagi pecinta sastra Bali dan masyarakat umum diharapkan dapat menyaksikan isian perhelatan Bulan Bahasa Bali melalui layar televisi dan kanal Youtube Disbud Prov.Bali.

“Jika pada Bulan Bahasa Bali tahun-tahun sebelumnya ditandai dengan Utsawa (festival) Nyurat Lontar, untuk tahun ini diisi utsawa Gita Pangrastiti Pamahayu Jagat Ngider Bhuwana,” sebutnya.

Para penyuluh bahasa Bali dari semua kabupaten/kota se-Bali bersama-sama melantunkan bait-bait Pupuh Sanjiwani yang intinya memohon agar wabah segera berakhir, dan bumi kembali bersih (suci).

“Pada pembukaan Bulan Bahasa Bali yang bertajuk Wana Kerthi: Sabdaning Taru Mahothama, akan digelar Solah Tutur “Taru Pramana” oleh Sanggar Bungan Dadari bekerjasama ISI Denpasar,” ucapnya.

Kadisbud Bali mengatakan Bulan Bahasa Bali untuk tahun ini memang dimaknai sebagai Altar Pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Tertaut Jelajah Pemaknaan Hutan sebagai Prana Kehidupan. Bulan Bahasa Bali merupakan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, dan Peraturan Gubernur Bali nomo 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali sert Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
“Seluruh isian Bulan Bahasa Bali dipastikan menerjemahkan konsep tema tersebut dari berbahai sumber pustaka lontar, seperti Taru Pramana, Aji Janantaka, terkait Usadha, dan lain-lain. Adapun skema isian kegiatan memadukan luring dengan daring, termasuk pergelaran virtual,” ujar Kun Adnyana yang juga akademisi ISI Denpasar itu.

Tak jauh berbeda dengan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali pada tahun-tahun sebelumnya, untuk Bulan Bahasa Bali 2021 akan menyajikan sejumlah agenda acara yang dikemas dalam bentuk Widya Tula (seminar), Kriya Loka (lokakarya), Prasara (pameran), Wimbakara (lomba), Utsawa (festival), Sesolahan (pergelaran), dan pemberian penghargaan Bali Kerti Nugraha Mahottama.

Untuk Widya Tula (seminar) akan mengangkat enam topik yakni Kalimosaddha, Widyosadha, Sastra Panaweng Gering, Usadhi Pranawa, Usadhikanda dan Dharma Usadha.

Sedangkan kegiatan Kria Loka (loka karya) akan menghadirkan enam narasumber dengan mengangkat tiga materi yakni Pangenter Acara (Pembawa Acara), Ngreka Baligrafi, dan Ngracik Loloh. Kemudian Prasara (pameran) seni prasi melibatkan 89 seniman prasi lintas generasi. Ini merupakan pameran karya seni prasi terbesar di Bali.

Kun Adnyana menambahkan, terkait Wimbakara (lomba) dengan total ada 17 jenis lomba, ada yang kategori untuk umum dan ada juga peserta merupakan hasil seleksi dari tingkat kabupaten/kota.

Untuk lomba kategori Umum meliputi Lomba Pidarta Tingkat Universitas, Lomba Vlog, Lomba Artikel, Lomba Musikalisasi Puisi, Lomba Foto dan Caption Berbahasa Bali, Lomba Cipta Puisi, Lomba Cerpen, Lomba Prasi, Lomba Poster, dan Lomba Komik Strip.

Kemudian lomba yang diikuti perwakilan Kabupaten/Kota yakni Lomba Nyatua Bali Krama PKK, Lomba Pidato Berbahasa Bali Bendesa Adat, Lomba Debat Bahasa Bali, Lomba Baligrafi, Lomba Mengetik Aksara Bali di Komputer, Lomba Ngwacen Lontar Daa Taruna, dan Lomba Nyurat Aksara Bali Tingkat SD.

Selanjutnya Sesolahan (pergelaran) akan melibatkan 16 Sanggar yang dikurasi kurator Bulan Bahasa Bali yaitu Prof Nyoman Suarka, Dr Komang Sudirga, dan Putu Eka Gunayasa.

Penghargaan Bali Kerti Nugraha Mahottama akan diberikan kepada dua tokoh yang telah berjasa dalam usaha pelestarian dan pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Penghargaan berupa lencana emas dan hadiah uang masing-masing Rp100 juta.

“berbagai agenda acara yang disiapkan selama Bulan Bahasa Bali ini juga berlangsung menyemesta hingga ke seluruh desa adat di Bali,” sambung Kun Adnyana.

Penerapan Arsitektur Bali Dibagunan Milik Swasta,Dinilai Kurang

DENPASAR – Pantaubali.com – Penerapan arsitektur tradisional Bali khususnya pada bangunan milik swasta dinilai masih kurang diterapkan dengan baik.Padahal jika berbicara amanah peraturan daerah wajib dan tidak ada kata lain lagi di luar artsitektur Bali.

“Melihat hal tersebut bisa disebut di Bali masih tidak konsisten lagi dalam penerapan Perda terkait arsitektur Bali tersebut. Perda dalam hal ini telah ada dan juga telah diatur.Apakah dalam bentuk mulai itu warna,wujud,strukturnya,ornamen dan lain-lainya,” jelas Guru Besar Program Studi Aritektur Fakultas Teknik,Universitas Udayana (Unud),Prof.Dr.Ir.Putu Rumawan Salain. M.Si., IAI, saat di konfirmasi via telephone,Minggu,(31/1) di Denpasar.

Perda berkaitan dengan arsitektur tersebut merupakan salah satu wujud dari karya budaya.Sehinga,penguatan Budaya tentu menjadi penting terutama muatan-muatan dipegang oleh arsitektur.

“Padahal semua orang pasti berangapan bahwasanya identitas tersebut penting.Dengan demikian tentu identitas ke Baliannya akan tampak dari artsitekturnya apapun bangunanya. Jadi tidak khusus di kantor pemerintahan saja,” ujarnya.

Jika dievaluasi saat ini memang sebagian besar pembangunan masih dibiayai Pemerintah menjadi contoh nuasa penerapan artsitektur tradisional Bali.Akan tetapi, mengapa di bangunan-bangunan milik swasta masih belum mengindahkannya terlihat sampai saat ini.

“Tentu hal tersebut masih menjadi masalah menurut saya.Padahal jika dilihat telah ada pemerintah memberikan ijin bangunan,kenapa bisa lalai terkait dengan hal tersebut,” ucapnya.

Dalam penerapan hal ini maka, berbicara ruang,ruang berbicara rasa.Jadi arsitekrur tradisional Bali tentu akan mencerminkan kearifan lokanya.

“Jangan lupa bahwasanya manusia dibentuk karena ruang,” cetusnya.

Dalam hal ini bukan ingin kembali kemasa lalu akan tetapi, bisa dilihat dari kaidah-kaidah,makna-makna atau teradisi yang masih relevan.Khususnya dalam membentuk jiwa dan raga atau moral masyarakat Bali.

“Jangan sampai meningalkan kaidah-kaidah teradisi yang telah ada.Jangan sampai hilang ciri identitas menjadi kebangaan kita sendiri.Memang arsitektur tersebut akan berubah dan berkembang, akan tetapi yang berubah dan berkambang ini perlu diberikan pemaham-pemahaman baru,” paparnya.

Sembari Dirinya menambahkan, jika dilihat dari kekuatan politik Bapak Koster saat ini dan beliau juga berbicara one management.Setidaknya management arsitekturnya seharusnya tidak akan ada masalah saat ini maupun yang akan datang.

Gubernur Koster Tinjau Perkembangan Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Desa Gunaksa

 

KLUNGKUNG – Pantaubali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster meluangkan waktu liburnya untuk meninjau perkembangan Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang diawali dengan pengerjaan Normalisasi Tukad Unda di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan tepat pada Hari Banyupinaruh, Minggu, Redite Paing Sinta (31/1) siang.

Didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Weda, dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Wayan Samsi Gunarta, Gubernur Wayan Koster dalam kunjungan tersebut melihat langsung pengerjaan Normalisasi Tukad Unda dengan menggunakan alat berat ekscavator.

Usai melihat kegiatan normalisasi di lahan Eks Galian C tersebut, mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini dalam kesempatannya juga mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Maryadi Utama, ST., M.Si dan pelaksana Pekerjaan Pengendalian/Normalisasi Tukad Unda.

Ada pesan yang ditekankan Gubernur Bali asal Desa Sembiran ini dalam Rakor tersebut, yaitu meminta Balai Wilayah Sungai Bali Penida untuk memastikan Pengerjaan Pengendalian Banjir ‘Normalisasi’ Tukad Unda yang sudah dilaksanakan dari tahun 2020 bisa selesai tepat waktu sampai tahun 2022. Mengingat tujuan Pengerjaan Pengendalian Banjir ini untuk melakukan perlindungan wilayah sepanjang Daerah Aliran Sungai Tukad Unda dan akan mampu menurunkan risiko bencana di wilayah Kabupaten Klungkung.

Dengan menggunakan pakaian adat Bali, orang nomor satu di Pemprov Bali ini juga meminta pihak pelaksana pekerjaan yaitu PT. Nindya Karya, agar mulai mengintegrasikan Pekerjaan Normalisasi Tukad Unda dengan Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali melalui Kegiatan Pematangan Lahan.

“Saya harap Kegiatan Pematangan Lahan untuk Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali mulai sekarang sudah bisa diintegrasikan,” ujarnya kembali seraya mengatakan kerjakan kegiatan ini dengan cepat, cermat, dan aman, karena ini menjadi bagian dari rencana besar Kawasan Pusat Kebudayaan Bali.

Sebelumnya Gubernur Bali yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini mengatakan bahwa pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali akan disokong dari dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar RP 2,5 Triliun. Sedangkan anggaran untuk normalisasi Tukad Unda, bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp. 270 Miliar. Akan dilanjutkan dengan pembangunan kawasan penunjang berupa waduk/embung muara yang perencanaannya selesai disusun tahun 2021, sehingga mulai dilaksanakan tahun 2022, dan selesai tahun 2023.

Dengan demikian aliran air Tukad Unda akan terarah sesuai alur sungai yang telah dirancang sehingga tidak akan membahayakan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali. Kawasan Pusat Kebudayaan Bali akan dilengkapi dengan kawasan penunjang, kawasan pendukung, dan kawasan penyangga dengan total luas lahan 320 hektar. Ini merupakan kawasan yang paling lengkap dalam mengimplementasikan filosofi dan visi pembangunan Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru sesuai dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.

Banyu Pinaruh,Pendisiplinan Prokes Sasar Pantai Kedungu

TABANAN – Pantaubali.com – Bertepatan dengan Banyu Pinaruh Kodim Tabanan dipimpin langsung Dandim 1619/Tabanan menggelar giat operasi pendisiplinan untuk kesekian kalinya di wilayah kerjanya.Saat ini pelaksanaan pendisiplinan dengan menyasar Pantai Kedungu,Tabanan,Minggu,(31/1) (hari ini).

Dandim 1619/Tabanan Letkol Inf Toni Sri Hartanto dalam kesempatan tersebut menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut yaitu, agar masyarakat tetap disiplin menerapkan prokes dimasa adaptasi kebiasaan baru khususnya di Tabanan.

“Kegiatan digelar agar seluruh warga masyarakat semakin sadar dan paham akan pentingnya 3 M (Memakai Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).Mengingat pandemi covid belum usai dan juga masih tinggi sehingga, pemerintah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat),”jelasnya.

Selain di pantai kedungu pantai -pantai lain di Tabanan juga akan terus dipantau oleh Tim Yustisi.Sedangkan untuk penindakan tetap dilakukan sesuai aturan berlaku berupa teguran secara lisan, tindakan fisik maupun denda ditempat sesuai Pergub Bali no 46 tahun 2020 dan Perbup Tabanan no 44 tahun 2020.

“Kegiatan Operasi seperti ini akan terus dilakukan dan semakin masif khususnya bersama instansi terkait di wilayah Tabanan untuk melindungi warga masyarakat dari covid-19 termasuk pembatasan kegiatan di malam hari,” sebutnya.

Dirinya juga melaksanakan kegiatan humanis dengan membagikan masker kepada para pedagang dan pengunjung yang berada di areal parkir pantai kedungu.Dalam kesempatan tersebut Petugas dari Dinas Kesehatan juga melaksanakan swab antigen ditempat kepada para pengunjung pantai kedungu termasuk diantaranya beberapan ada dari warga negara asing (WNA).Dalam pelaksanaan tersebut telah dilakukan swab antigen kepada 32 orang pengunjung dengan hasil non reaktif.

Dandim 1619/Tabanan berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan pendisiplinan secara masif di seluruh wilayah Tabanan.Setidaknya kasus Covid-19 mampu berkurang ke zona orange, kuning selanjutnya zona hijau.

Banyu Pinaruh,Pantai Masih Menjadi Tujuan Melukat

TABANAN – Pantaubali.com – Setelah hari raya Saraswati biasanya sebagian besar masyarakat Bali melaksanakan upacara pelukatan yang disebut Banyu Pinaruh.Ada ke sumber mata air,pantai maupun ke air klebutan.

Pantai terlihat masih menjadi tujuan utama masyarakat.Seperti halnya di pantai Kedungu,Tabanan beberapa masyarakat terlihat mengunjungi pantai tersebut untuk melakukan pelukatan.

Salah satu masyarakat di Desa setempat, Minggu,(31/1) Ibu Dayu menyampaikan,ke pantai memang sengaja untuk melukat karena hari ini bertepatan dengan Banyu Pinaruh.

“Baru ini saja Saya (Ibu Dayu) kesini sama suami,biasanya tidak pernah,”sebutnya.

Selain melukat juga sekalian bersebahyang di pantai karena rainan juga.

Selanjutnya Pak Wayan Artha asal Banjar Koripan Kelod,Tabanan juga menyampaikan hal senada datang ke pantai di Banyu Pinaruh untuk melukat.Selain itu,sekalian turutserta mengajak anak-anak berekreasi.

“Dari jam 8 pagi saya (Wayan Arta) ke sini (Pantai Kedungu).Ya, berbersih-bersih diri.Ini anak-anak saya ajak juga sekalian biar bisa bermain-main di pantai,” sebutnya.

Saat kedua ditanya apakah tetap menerapkan prokes berkunjung ke pantai, kedua warga tersebut kompak menyebutkan selalu malemakai masker tentunya.

Stress?Ini Solusinya

DENPASAR – Pantaubali.com – Psikis atau kondisi kejiwaaan manusia sewajarnya bergerak dinamis sesuai kondisi internal dan eksternal yang dihadapinya.Pandemi adalah sebuah kejadian eksternal luar biasa yang berdampak pada berbagai sendi kehidupan termasuk ekonomi.

Hal ini pasti akan berpengaruh pada manusia sebagai individu dan masyarakat. Terganggu kondisi mental akibat kondisi ekonomi atau tergantung pada seberapa berat perubahan kondisi ini dipersepsi oleh masyarakat atau individu tersebut, itu disampaikan, Dosen Psikologi FK Unud, Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, M.Erg. Psikolog,Sabtu,(30/1) di Denpasar.

“Jadi, jika individu atau masyarakat memiliki persepsi selalu buruk terhadap perubahan ekonomi yang terjadi maka akan selalu timbul perasaan negative,” sebutnya.

Persepsi atau pikiran dan perasaan negative ini akan memicu timbulnya stress yang wujudnya antara lain berupa kecemasan, ketakutan, atau kesedihan yang berlebihan.Jika kondisi ini berlangsung lama maka, bisa menjadi depresi.

“Kondisi stress atau depresi tentu akan mengganggu keseharian manusia dalam berkegiatan. Misalnya saja seorang karyawan menjadi tidak tercapai target kinerjanya, atau mahasiswa menjadi tidak bisa konsentrasi menghadapi kuliah,” jelasnya.

Dari alur sederhana tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, cara menghindarkan diri dari stress atau depresi adalah dengan mengurangi persepsi buruk dan perasaan negative terhadap segala hal dialami. Hal ini tidak mudah namun tetap dapat dilatih.

“Mulailah dengan melihat hal yang dapat disyukuri pada setiap kejadian buruk, sekecil apa pun itu. Selanjutnya, resiliensi (kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit) juga harus ditingkatkan,” ucapnya.

Sembari Dirinya menambahkan, semakin terampil individu memunculkan persepsi dan perasaan positif, serta resiliensi yang tinggi maka kondisi stress atau depresi dapat dihindari.

Ny Putri Koster, Berikan Pengarahan Kepada Peserta Pameran IKM Bali Bangkit

DENPASAR – Pantaubali.com- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Prov Bali Ny Putri Koster mengingatkan para perajin peserta Pameran IKM Bali Bangkit untuk terus menjaga kualitas dan warisan leluhur. Menurutnya, berkreasi serta berinovasi itu boleh dan wajib, namun tanpa mengabaikan untuk menjaga kualitas dan warisan leluhur. Hal ini dikarenakan pelan namun pasti, dikhawatirkan kerajinan khas Bali akan mulai ketinggalan identitasnya.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada UKM/IKM peserta Pameran IKM Bali Bangkit pada ‘technical meeting’ bertempat di Gedung Tertutup Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Jumat (29/1).

Pada kesempatan tersebut, pendamping orang nomor satu di Bali itu juga meyakinkan para perajin akan keunggulan kerajinan Bali. “Kerajinan asli Bali, baik kain tenun, perak, ukiran batu hingga kayu mempunyai ciri khas tersendiri dan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Jangan tinggalkan itu dengan menjual produk tiruan,” ujarnya kepada sekitar 50 perajin.

Ia menegaskan, hendaknya para peserta pameran yang terpilih kali ini supaya mengikuti aturan yang dibuat oleh Dekranasda. “Kita ingin menonjolkan produk asli Bali yang berkualitas, jadi penuhi itu, jangan menjual produk tiruan yang menurunkan kualitas yang asli,” tegasnya.

Ny Putri Koster yang juga merupakan seniman multitalenta itu mencontohkan, kain songket Bali itu sudah kondang sebagai produk berkualitas dan mendunia, sehingga tidak perlu menjual kain songket bordir yang sudah pasti kualitasnya rendah. “Itu seperti mencederai warisan leluhur kita. Jadi saya mengajak para perajin jangan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati produk seperti itu,” tegasnya seraya menjelaskan sudah tugas bersama untuk membangkitkan kembali produk lokal kebanggaan masyarakat Bali.

Ny Putri Koster juga menyebut rencana Gubernur Bali yang akan membuat pusat kebudayaan. “Saya sudah meminta agar menyediakan tempat pameran bertaraf internasional, sehingga para perajin kita bisa menjadi tuan rumah di sana. Jika Jakarta mempunyai JCC maka kelak Bali akan punya JCC,” katanya disambut dengan tepuk tangan oleh semua peserta.

Pada kesempatan ini, ia juga mengajak para perajin untuk merambah teknologi digital dalam memasarkan produknya. Karena, hal tersebut bisa menambah pangsa pasar dan tentu saja bisa meningkatkan pendapatan. “Kita sudah punya Bali Mall, marketplace khusus untuk para perajin kita, ayo kita pergunakan hal tersebut sebaik-baiknya,” gugahnya.

Selain itu, Ny Putri Koster juga menggugah rasa kebersamaan para perajin, dengan meminta mereka menginformasikan seputar pameran. “Mari jaga kebersamaan kita, jika ada informasi seputar pameran infokan ke teman-teman yang lain. Karena bagaimanapun jika kita maju bersama, maka kesejahteraan rakyat Bali akan tercapai,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov Bali Ida Ayu Kalpika melaporkan, jika pameran yang akan berlangsung selama 1 Pebruari – 31 maret 2021 bertujuan untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali selama masa pandemic Covid-19 dengan meningkatkan kreativitas IKM, membangkitkan produksi pasar di dalam dan luar negeri serta mengembangkan produk lokal.

Pameran yang akan diikuti oleh 50 IKM ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. “Selain membatasi jumlah peserta dan penunggu pameran, semua peserta juga diwajibkan memakai masker, tidak berkerumun, mengukur suhu setiap hari dengan alat yang disediakan panitia serta mengikuti rapid test dan swab,” jelasnya.

Senada dengan Ny Putri Koster, ia pun menjelaskan kali ini para peserta dilarang menjual produk tiruan seperti songket bordiran dan alpaca.

Resmikan Kantor Ombudsman, Gubernur Bali Tegaskan Tak Alergi Kritik

DENPASAR – Pantaubali.com – Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan Kantor Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Provinsi Bali yang beralamat di Jalan Melati Nomor 14 Denpasar, Jumat (29/1/2021). Kantor baru ORI Perwakilan Bali ini berdiri di atas lahan Pemprov Bali dengan status pinjam pakai.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan bahwa dirinya tak memiliki pretensi apapun terkait bantuan Pemprov kepada ORI Perwakilan Bali. Sebagai mantan anggota DPR RI tiga periode, dirinya menegaskan tak alergi terhadap kritik. Bahkan ia turut membidani lahirnya undang-undang yang mengatur kebedaraan Ombudsman.

Lebih jauh Gubernur Koster mengurai, keberadaan ORI Perwakilan Bali telah menjadi perhatiannya sejak masa pencalonan sebagai Gubernur Bali.

Setelah resmi terpilih sebagai gubernur dan mengelola administrasi pemerintahan, ia makin memahami posisi strategis lembaga yang bertugas sebagai pengawas eksternal pelaksanaan kebijakan publik ini.

Menurutnya, agar fungsi layanan publik berjalan dengan optimal, sangat dibutuhkan penilaian lembaga di luar birokrasi. “Saya yakin pihak luar bisa melihat dan menilai lebih leluasa, kritis dan objektif,” ucapnya sembari menyebut keberadaan ORI sangat dibutuhkan untuk menciptakan tatanan layanan publik yang lebih baik. Oleh sebab itu, ia akan terus mendukung dukungan tugas-tugas yang diemban lembaga ini.

Menyinggung bantuan Pemprov untuk pembangunan kantor baru untuk ORI Perwakilan Bali, ia menegaskan tak punya pretensi apapun. “Ini bagian dari tugas kita bersama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik, kepentingan kita sama, jadi ada titik temu,” ujarnya.

Ia juga berpesan agar bantuan penyediaan gedung ini tak mempengaruhi kinerja ORI Perwakilan Bali. Gubernur yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Bali ini minta jajaran ORI Perwakilan Bali tetap independent dan objektif dalam melaksanakan tugas. “Jangan sampai layanan buruk dikatakan baik, yang buruk ya katakan saja buruk. Sebab kita pun bisa belajar dari hal yang buruk,” urainya seraya meminta jajaran OPD Pemprov Bali tak alergi terhadap kritik dan sorotan publik, sepanjang dilihat masih ada sesuatu yang kurang.

Masih dalam sambutannya, Gubernur kelahiran Desa Sembiran Buleleng ini berharap agar sinergi yang terbangun antara Pemprov Bali dan ORI dapat mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, cepat, cermat dan akurat, namun tetap dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia ingin, apapun program yang dilaksanakan dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat. “Ingat, indikator akhir dari penyelenggaraan pemerintahan adalah respon dari masyarakat. Kalau rakyat tak merasakan manfaat, itu berarti ada yang salah,” ucapnya.

Mengakhiri arahannya, Gubernur menyinggung kemungkinan penerapan pola hibah terkait penggunaan lahan Pemprov untuk Kantor ORI Bali. “Saya kira lahan bisa dihibahkan sepanjang lembaga ini ada. Daripada harus memperpanjang secara periodik, boros administrasi,” pungkasnya sembari minta Sekda Dewa Made Indra menjajaki kemungkinan tersebut.

Menanggapi apa yang disampaikan Gubernur Koster, Ketua ORI Perwakilan Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab menyebut bantuan Pemprov sebagai wujud mutual respect antar lembaga. “Atas dukungan bapak gubernur, kami akhirnya bisa menempati kantor yang layak,” cetusnya. Dengan menempati gedung baru, ORI Perwakilan Bali bertekad untuk meningkatkan kontribusi bagi upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan jauh dari praktik maladministrasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Ombudsman RI Lely Pelitasari Soebekty menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Gubernur Bali Wayan Koster beserta jajaran. Ia menyampaikan, dari 34 perwakilan ORI yang tersebar di seluruh provinsi, tercatat baru empat kantor yang bersatus milik sendiri. “Sementara 11 lainnya dengan status pinjam pakai termasuk yang di Bali. Untuk yang di Bali, selain pinjam pakai lahan, gedungnya juga dibangun oleh Pemprov. Kalau yang provinsi lain, kita rombak sendiri,” tuturnya. Ia berharap, dukungan penuh yang ditunjukkan oleh Pemprov Bali bisa diikuti oleh provinsi lain.

Lely Pelitasari menambahkan, dengan alasan menjaga integritas dan independensi lembaga, sebelumnya ORI punya kebijakan tidak membolehkan perwakilannya menjalin kerjasama penyediaan sarana prasarana dengan pemerintah daerah. Namun belakangan ORI memberi lampu hijau kepada perwakilannya untuk menerima bantuan pemerintah daerah, dengan catatan tetap mengedepankan prinsip mutual respect. “Kebijakan ini kita tempuh setelah melihat banyak aset milik pemerintah daerah yang tak terawat dan akan lebih baik kalau dimanfaatkan, kita bantu rawat,” urainya.

Pada kesempatan itu, Lely Pelitasari juga menyampaikan harapan agar ORI Perwakilan Bali mampu meningkatkan kinerja setelah menempati kantor baru. “Lebih semangat dan bisa lebih banyak lagi menyelesaikan laporan dari masyarakat,” harapnya. Mengacu pada evaluasi per tanggal 24 Januari 2021, ORI Perwakilan Bali berhasil menuntaskan 83 persen laporan dari masyarakat. Kendati presentasenya cukup baik, namun ORI Perwakilan Bali belum masuk 10 besar nasional. “Secara presentase memang sudah baik, tapi penilaian kinerja juga ditentukan oleh waktu penyelesaian,” tandasnya.

Peresmian Gedung ORI Perwakilan Provinsi Bali ditandai penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Gubernur Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Wakil Ketua Ombudsman RI Lely Pelitasari Soebekty, Ketua ORI Perwakilan Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab dan Sekda Dewa Made Indra. Peresmian Gedung ORI Perwakilan Bali dihadiri pula oleh Wakil Walikota Denpasar I GN Jaya Negara, Kepala BI Perwakilan Provinsi Bali Trisno Nugroho, Wakil Ketua DPRD Bali dan sejumlah pimpinan OPD Pemprov Bali.

Jelang Hari Raya Saraswati,Permintaan Canang Menurun

TABANAN – Pantaubali.com- Meskipun jelang Hari Raya Saraswati,menurut beberapa pedagang Canang di pasar tradisional Manik Pala Banjar Dauh Pala, Tabanan mengeluh sepinya para pembeli.Kondisi dirasa beberapa pedagang sangat berbeda dengan rainan-rainan sebelumnya.

Selain sepi pembeli, bahan dasar membuat Canang juga dirasa ikut merangkak naik.Seperti salah satunya, bunga yang biasa disebut para pedagang bunga Pacah ikut naik.

Seperti kondisi tersebut dirasakan Ibu Diah pedagang Canang di pasar setempat, Jumat,(29/1) mengatakan,agak menurun penjualan Canangnya meskipun saat rainan seperti saat ini.

“Sedikit yang berbelanja hari ini,” keluhnya.

Selanjutnya masih di tepat yang sama Ibu Made Tantri juga menyapaikan hal yang sama,selain sepi harga bunga Pacah mahal.

“Sebelumnya harganya Rp 8 sampai Rp 10 ribuan perkilo akan tetapi saat ini menjadi Rp 15 ribu perkilonya,” ucapnya.

Meskipun harga bunga naik, akan tetapi tetap tidak bisa menaikan harga canangnya.

“Jika dinaikin takut malah tidak ada beli nanti.Ya,terima saja meskipun sedikit mendapatkan untung asal bisa jalan saja,” tutupnya.