- Advertisement -
Beranda blog Halaman 512

Kebutuhan Cabai di Badung Capai 1.200 ton per Tahun

PANTAUBALI.COM, MANGUPURA – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana menyebut kebutuhan cabai di Badung rata-rata 1.200 ton per tahun.

 

Menurutnya, produksi cabai di Kabupaten Badung rata-rata mencapai 300 sampai 400 ton setiap tahunnya.

 

“Jadi memang peluang pasar cabai masih cukup terbuka lebar,”ujar I Wayan Wijana beberapa waktu lalu.

 

Guna mendorong petani meningkatkan budidaya, Dinas Pertanian dan Pangan telah merancang program pengembangan cabai, denkol cabai, hingga kampung cabai.

 

“Dengan demikian, kami berharap bisa menyiapkan kebutuhan cabai terutama pada saat harga  sedang meningkat,”ungkapnya.

 

Setiap tahun, rata-rata luas tanam cabai di Badung sekitar 60 sampai 80 hektar.

 

“Setidaknya harus punya sekitar 170 hektar setiap tahun di Badung”, ungkapnya.

 

Kendala dengan komuniti lain karena memang keterbatasan lahan. Di satu sisi harus menjaga produksi  beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

 

Di sisi lain ada komuditi lain yang perlu dikembangkan juga.

 

“Disinilah pentingnya kerja sama antar daerah. Ketika di Badung kekurangan cabai mungkin bisa kerja sama dengan daerah yang memiliki cabai tinggi seperti Klungkung, Buleleng, dan sebagainya kira-kira seperti itu langkahnya,”tandasnya. (agn)

Berkah Ramadan, Pedagang Takjil di Tabanan Untung Rp300 Ribu Sehari

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Ramadan menjadi berkah bagi penjual takjil di area Masjid Agung Al Mujahidin di Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken, Kabupaten Tabanan.

Puluhan pedagang buka mulai pukul 15.00 WITA sampai pukul 19.00 WITA. Mereka berjualan aneka makanan dan minuman untuk menu buka puasa.

Salah seorang pedagang, Fitri (42) saat ditemui mangaku mendapat keuntungan Rp300 ribu setiap hari dari berjualan takjil dengan modal Rp800 ribu.

“Alhamdulillah, dari pertama jualan sudah ramai pembeli. Selama berjualan di bulan ramadan ini biasanya sehari bisa untung Rp300 ribu, ” tuturnya

Fitri menjual aneka kue, jajanan tradisional, gorengan, lauk pauk dan es buah dengan harga terjangkau, mulai Rp1.000 dan Rp 8.000 untuk sate lilit yang menjadi makanan favorit konsumen.

“Ini (dagangan) ada yang dimasak sendiri dan titipan dari saudara. Kadang ada sisa tetapi tidak banyak,” ungkap pedagang yang sudah lima tahun berjualan takjil ini.

Segendang sepenarian, pedagang takjil, Ina (35) juga memperoleh keuntungan sekitar Rp300 sampai Rp500 ribu sehari. Menu yang dijual di lapaknya pun hampir sama yaitu jajanan tradisional, gorengan, es buah, dan berbagai jenis lauk pauk.

“Kadang ada juga pembeli dari Denpasar dan Badung. Mereka sengaja kesini sekalian ngabuburit mencari makanan berbuka khas Tabanan,” ucapnya. (ana)

Bupati Sanjaya Launching SID Kecamatan Kediri

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya melaunching Sistem Informasi Desa (SID) Kecamatan Kediri sekaligus menyerahkan Perpub Batas Desa di depan Pasar Kediri, Sabtu (2/4/2023).

Bupati Sanjaya mengatakan, hadirnya Data Desa Presisi akan dapat mengakhiri polemik batas desa dan membantu terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Ia berharap launching SID Kecamatan Kediri menjadi inspirasi bagi Kecamatan lain di Kabupaten Tabanan.

“Kabupaten lain akan belajar ke Kabupaten Tabanan. Saya yakin itu, karena semua nanti muaranya ada di desa. Astungkara, kita mempunyai pejuang-pejuang dulu yang menghapus kelurahan tiada lain adalah tujuannya sekarang kita gampang mengorganisir sebuah wilayah. Ini cikal bakal untuk membuat program berbasis di Desa,” ujar Sanjaya yang pada kesempatan itu didampingi I Made Edi Wirawan dan pimpinan OPD.

Sementara, Dewa Putu Alit Arta selaku Ketua Forum Perbekel Kediri mengungkapkan, hadirnya SID tidak terlepas dari peran semua elemen masyarakat Kediri untuk melakukan pembaharuan di desa menuju desa terintegrasi seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini.

“Malam hari ini adalah malam yang berbahagia karena kami masyarakat Kediri mencoba sebuah acara yang memang tidak lazim. Kami berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat dalam suasana yang natural”ujarnya.

 

“Kesan yang ingin kami sampaikan bahwa  Bapak Bupati dan Wakil Bupati tidak terpisah dengan rakyatnya sendiri. Semua elemen masyarakat kita libatkan, dari sekaa teruna di setiap banjar, karang taruna, LPM, BPD, perangkat desa dan lainnya. Hal ini kami terjemahkan karena selalu ingin mendukung program bupati menuju Desa Presisi,” imbuh Alit Arta. (ana)

Regulator Elpiji Bocor, Warung Bakso di Waturenggong Kebakaran

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Kebakaran terjadi pada warung bakso Dwi Rasa di Jalan Waturenggong nomor 59 Denpasar Selatan pada Minggu (2/4/2023) sekitar pukul 10.00 WITA.

Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengungkapkan, penyebab kebakaran di warung bakso milik Dwi Dadang Kustiawan itu diduga karena kebocoran regulator gas elpiji.

Awalnya, saksi Agus Wahyudi (30) sedang memanaskan kuah bakso dan masak mie ayam. Tiba-tiba api menyambar tabung elpiji 3 kilogram.

“Api dengan cepat membesar hingga merembet ke rombong bakso dan bangunan warung”ujar AKP Sukadi.

Agus Wahyudi berhasil menyelamatkan diri dari amukan di jago merah. Ia bersama beberapa warga berusaha mamadamkan api yang menjilat bangunan semi permanen, rombong bakso, peralatan dapur, kursi, serta tape recorder.

Sekitar pukul 10.30 WITA, api berhasil dijinakkan setelah lima unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke TKP. “Kebakaran tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka. Kerugian material ditaksir mencapai Rp 50 juta. (kom)

Dua Jembatan Jebol di Marga Akan Diperbaiki Mei 2023

Kondisi Jembatan Yeh Kajang, Desa Cau Tua, Kecamatan Marga, Tabanan.
Kondisi Jembatan Yeh Kajang, Desa Cau Tua, Kecamatan Marga, Tabanan.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Dua jembatan jebol akibat bencana pada Oktober 2022 di Desa Geluntung dan Yeh Kajang, Desa Tua, Marga, Tabanan, akan diperbaiki pada akhir Mei 2023.

 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Tabanan I Made Dedi Saputra saat dikonfirmasi, Jumat (31/3/2023).

 

“Sekarang ini masih tahap perencanaan sampai awal April 2023. Kalau tidak ada kendala masuk ke tahap pengadaan paling lambat akhir Mei 2023,” ujar I Made Dedi Saputra.

 

Dedi Saputra menyebut, sumber dana perbaikan jembatan dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali.

 

Perbaikan jembatan di Desa Geluntung dengan panjang mencapai 12 meter memerlukan biaya mencapai Rp4,5 miliar dengan pengerjaan paling lama enam bulan.

 

Sedangkan jembatan Yeh Kajang pada jalur penghubung Kecamatan Marga-Baturiti diperkirakan biayanya mencapai Rp 11,4 miliar.

 

“Anggarannya mencapai Rp11,4 miliar karena dimensi jembatan pada ruas jalan provinsi itu relatif panjang yakni 30 meter dan lebar 8 meter,” jelas Dedi.

 

Ia menjelaskan, konstruksi jembatan Yeh Kajang akan terdiri dari dudukan jembatan dan struktur jembatan berupa beton prategang. Kemudian, bagian atasnya akan dilapisi beton biasa untuk dilalui kendaraan.

 

Berbeda dengan konstruksi sebelumnya yang memanfaatkan tumpukan tanah di atas pelengkung yang berfungsi sebagai saluran air dan terbuat dari beton cor.

 

 

“Konstruksi lama sudah ada sejak zaman Belanda dengan diameter pelengkung hanya 1,5 meter. Jadi saat ada banjir bandang kemarin, saluran air pada pelengkung ini tersumbat dan menjebol jembatan,” ungkap Dedi.

 

Sejak rusak, jembatan Yeh Kajang digantikan dengan jembatan darurat yang dibiayai para donatur. Hampir 5 bulan jembatan darurat ini dimanfaatkan warga sekitar untuk menyeberangi Yeh Kajang.

 

Begitupun jembatan di Desa Geluntung yang menjadi penghubung dengan Desa Marga Dajan Puri. (ana)

Ketua DPRD Tabanan : Sektor Selain Pariwisata Harus Digarap Maksimal Tingkatkan PAD

 

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga menegaskan sektor lain selain pariwisata harus digarap maksimal sehingga bermuara pada peningkatan PAD.

Hal itu diungkapkan Dirga saat menghadiri acara launching perluasan area Kedai Binggo di Banjar Cengolo, Desa Sudimara, Tabanan pada Rabu, (29 Maret  2023). Pada kesempatan itu, ia menyampaikan harapan agar pengusaha di Tabanan bisa tertib perizinan sehingga membantu peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

“Ini menjadi harapan kami semua di Pemerintah Kabupaten Tabanan. Karena Tabanan perlu menggarap secara maksimal sektor selain pariwisata untuk peningkatan PAD,” katanya.

Kedai Binggo merupakan salah satu tempat makan yang terkenal di wilayah Tabanan selatan. Meski mengawali dari usaha rumahan, tempat makan ini selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan. Salah satunya adalah ketua DPRD Tabanan I Made Dirga.

“Seperti Kedai Binggo ini, saya tahu bagamana awalnya. Hingga sekarang mereka tertib izin sehingga ada sumbangan ke PAD,” ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan asal Banjar Sakeh, Desa Sudimara ini terkesan dengan olahan daging babi tore dan guling samsam khas Kedai Binggo. “Saya suka, tapi tidak sering-sering. Jaga kolesterol juga,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah Pemerintah Kabupaten Tabanan (DPMPTSP) Tabanan I Gusti Ngurah Heru Mahaputra menyebutkan, Kedai Binggo sudah memiliki izin lengkap.

“Saat ini kami memang gencar untuk melakukan pendataan izin usaha, sehingga mereka mau bayar pajak atau retribusi,” ujarnya.

Untuk target PAD dari usaha rumah makan, Heru mengatakan tidak hafal angkanya. Tapi, sektor ini menjadi salah satu target utama di DPMPTSP Tabanan. “Kami mulai gencar sejak adanya penyelenggaraan
perizinan berusaha berbasis risiko melalui Sistem Online Single Submission (OSS),” ujarnya.

Pemilik Kedai Binggo I Gusti Made Agus Eli Martana mengucapkan terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak hingga usahanya berkembang. Awalnya, ia tidak mengira olahan daging babinya memiliki banyak penggemar.

“Kedepan, selain memperluas area dan jumlah tempat makan, kami juga akan selalu melakukan inovasi pada menu,” ujarnya.

Karakter Bali di Jodoh Wasiat Bapak 3, Kisah Cinta Segitiga Dibalut Horor dan Komedi 

Syuting Jodoh Wasiat Bapak (JWB) 3 di Bali.
Syuting Jodoh Wasiat Bapak (JWB) 3 di Bali.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Jodoh Wasiat Bapak (JWB) 3 kembali menghibur penonton ANTV di tanah air. Sinteron produksi Tobali Putra Production ini mengambil  lokasi syuting di Waka Gangga Resort Tabanan, Bali.

 

Produser Tobali Putra Production Ferry Fernandes mengatakan, JWB 3 diambil dari kisah drama horor, komedi, dan cinta segitiga antara Ayu, Revan, dan Dewa.

 

Sinteron disutradarai Ceppy Gober ini memilih lokasi syuting di Bali karena merupakan pulau sakral dan memiliki arti penting untuk Tobali Putra Production.

 

“Tobali sendiri diambil dari nama Danau Toba dan Bali. Tobali memang pilosofi dari pihak kami dari dua tempat ini,”kata Ferry Fernandes di sela-sela syuting JWB 3 belum lama ini.

 

JWB 3 mengambil karakter Bali mulai pakaian adat hingga menonjolkan sosok identitas dan sikap ramah tamah masyarakatnya.

 

“Supaya semua orang tahu, ya inilah Bali. Jadi, kami gak hilangin karakter Bali-nya,”tuturnya sembari menyebut setiap episode JWB selalu ada pergantian pemain dan bintang tamu yang menjadi tantangan bagi Tobali Putra Production.

 

 

Agoye Mahendra selaku pemeran Revan di JWB 3 menjadi sosok pria dewasa.

 

Ia mengaku perannya di JWB 3 berbeda jauh dengan kesehariannya.

 

“Biarpun Revan umurnya masih muda, tapi di aitu wise. Dia bisa menangani masalah tanpa panik. Kalau aku sendiri secara umur masih muda banget. Umur 21 tahun masih seneng-senengnya main, cari hobi sana sini. Jadi, masih terlalu childish untuk main sebagai Revan,”ucap Agoye.

 

Peran Revan diakuinya tidak mudah, apalagi harus mendewasakan diri.

 

Sedangkan Indah Nicole yang berperan sebagai Ayu, seorang perempuan mandiri yang cuek dan tomboy, banyak disukai oleh orang-orang di sekitarnya.

 

Daniel Rutters selaku pemeran tokoh Dewa yang memiliki karakter dua muka mengatakan, kagum dengan pemilihan lokasi syuting di Bali.

 

“Mantap pokoknya tidak bisa komen banyak dech, pokoknya spektakuler,” ungkapnya.

 

Senada disampaikan Sutradara Sinetron JWB 3, Ceppy, yang menyebutkan bahwa penonton JWB saat ini terbilang sangat diminati. Terlebih, para netizen meminta adanya lanjutan JWB dengan suasana yang berbeda.

 

Ceppy kembali mengatakan dipilihnya Bali sebagai lokasi syuting sekaligus untuk mendongkrak destinasi wisata di Bali. Adapun pesan moral yang disampaikan di sinetron JWB 3 yakni mengubah kehidupan berkelakuan baik, beradab dan berakhlak baik.

 

Sehingga di manapun berada akan mendapatkan ketenangan. Sebaliknya jika melakukan hal-hal buruk dan tidak berakhlak, ketika ingin bersosialisasi atau bermasyarakat akan menimbulkan dampak buruk.

 

Misalnya berbuat kebohongan, menipu orang, lalu dari perilaku tersebut akan berdampak bisa menyinggung atau merubah situasi yang semestinya baik.

 

“Saya berharap dengan adanya kisah dari JWB 3 ini bisa menjadi tontonan yang menuntun untuk masyarakat,” ungkapnya.

 

Sinetron JWB 3 yang segera tayang di ANTV diperankan oleh artis-artis muda berbakat. Di antaranya,   Agoye Mahendra sebagi Revan, Indah Nicole memerankan Ayu, Daniel Rutters berperan sebagai Dewa. Gabriella Desta sebagai Mischa, Asri Handayani sebagai Sarah.

 

Kemudian, Ponco Buwono sebagai Anggara, Thessa Kaunang sebagai Ratih, Daus Separo memerankan Daus, Bopak Castello sebagai Bopak dan Intan Mita sebagai Nimas Jelanti. (kom)

Kasir Perempuan Lawan Perampok Bersajam di Ubud, Keder hingga Tersandung Jatuh

Aris Tri Wibowo tertunduk lesu saat kasusnya dirilis Kapolsek Ubud Kompol I Gusti Ngurah Yudistira.
Aris Tri Wibowo tertunduk lesu saat kasusnya dirilis Kapolsek Ubud Kompol I Gusti Ngurah Yudistira.

PANTAUBALI.COM, GIANYAR – Kasir Pet Shop Ni Made Sri Widyantari (26) mengagalkan aksi perampokan dilakukan Aris Tri Wibowo (43). Pelaku akhirnya ditangkap dan mendekam di tahanan Polsek Ubud.

 

Aris Tri Wibowo (43) melakukan aksi perampokan di Pet Shop di kawasan Pengosekan, Ubud, Gianyar pada 20 Maret 2023.  Dia berpura-pura belanja pakan hewan sembari memantau situasi sepi.

 

“Dia beraksi pada malam hari menjelang Pet Shop tutup,”ujar  Kapolsek Ubud Kompol I Gusti Ngurah Yudistira, Kamis (30/3/2023).

 

Pelaku mengenakan helm mendekati Ni Made Sri Widyantari  yang sedang menghitung uang belanjaan.  Perempuan itu langsung ditodong pisau.

Bukannya menyerah, korban malah memegang tangan pelaku hingga terjadi pergulatan. Sri akhirnya terdorong ke pintu dan pelaku yang mendapat perlawanan memilih kabur.

 

“Korban melakukan pengejaran sembari bereteriak maling,”ungkap Yudistira.

 

Pelaku berlari hingga sampai seberang toko kakinya tersandung dan jatuh. Saat itulah, warga menangkapnya.

 

Polisi yang menerima informasi langsung ke TKP dan pelaku diamankan dari amukan massa.  (kom)

 

Diduga Terlibat Penipuan Asuransi 60 Ribu USD, Buronan Interpol Belarusia Tertangkap di Tabanan

Buronan Interpol, Aliaksei Bozik ditahan di Polda Bali.
Buronan Interpol, Aliaksei Bozik ditahan di Polda Bali.

PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Subdit IV PPA Direktorat Reskrimum Polda Bali meringkus buronan Interpol Belarusia,  Aliaksei Bozik (32) yang terlibat penipuan asuransi di negaranya.

 

Polisi menangkap Aliaksei Bozik di sebuah coffe shop di wilayah Tabanan, Kamis (23/3/2023).

 

“Pengejaran buronan ini diawali adanya koordinasi Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Mabes Polri,”ujar Kasubdit IV PPA Polda Bali AKBP Ni Luh Kompyang Srinadi, Kamis (30/3/2023).

 

Ada permintaan dari National Central Bureau (NCB) atau Interpol Minsk Belarusia pada 22 Februari 2023 untuk mengamankan subjek RN dari NCB Minsk.

 

“Divhubinter berkoordinasi dengan kami pada 22 Maret 2023 kemudian dilakukan pengejaran,” ungkapnya.

 

Pelaku yang sudah ke Bali sejak November 2021 itu akhirnya ditangkap.  Aliaksei melakukan penipuan asuransi di Belarusia sebesar 60 Ribu USD atau lebih dari Rp 903 juta.

 

“Jadi subjek RN itu punya kendaraan yang diasuransikan, terus mengalami kecelakaan dan diklaim, setelah dicek, kendaraan yang kecelakaan itu ternyata bukan yang diasuransikan,” bebernya.

Disinggung mengenai aktivitas bule ini selama di Bali, Kompyang belum memberi penjelasan secara detail karena masih dilakukan pendalaman pemeriksaan.

Terlebih, pelaku enggan memberi keterangan apapun sebelum mendapat pendampingan dari kuasa hukum.

Saat ini, Aliaksei Bozik ditahan di Rutan Polda Bali selama 20 hari mulai 24 Maret 2023  sembari menunggu informasi dari Hubinter Polri untuk proses Handing Over (menyerahkan) pelaku ke Belarusia. (kom)

Wagub Cok Ace Saksikan Prosesi Penaikan Patung Tjokorda Gde Agung Sukawati

PANTAUBALI.COM, GIANYAR – Wakil Gubernur Bali Prof.Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) bersama Panglingsir Puri Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra menyaksikan prosesi penaikan dan pemasangan Patung Tjokorda Gde Agung Sukawati di halaman terbuka Pasar Tematik Ubud, Kabupaten Gianyar.

 

Prosesi penaikan patung yang merupakan perwujudan mendiang ayahanda Wagub Cok Ace itu dilaksanakan,  Kamis (30/3/2023)  pukul 09.00 WITA.

 

Kegiatan menaikkan patung juga disaksikan Tjokorda Gde Raka Sukawati yang merupakan adik dari Wagub Cok Ace. Keberadaan patung ini dimaksudkan untuk mengenang perjuangan Tjokorda Gde Agung Sukawati dalam merintis pariwisata berbasis budaya di Ubud.

 

Patung Tjokorda Gde Agung Sukawati merupakan karya seniman patung I Gede Sarantika. Melibatkan 5 pekerja, patung setinggi 3,2 meter dan berbahan perunggu ini dirampungkan dalam waktu satu bulan.

 

Mengenai tantangan yang dihadapi dalam menyelesaikan patung ini, secara teknis menurutnya tak ada kendala berarti. Hanya saja, ia harus ekstra teliti dan berhati-hati karena patung yang dibuat merupakan perwujudan tokoh sentral Puri Ubud yang dikenal oleh banyak orang.

 

“Ada putra-putra beliau yang sudah pasti mengingat secara detail wajah serta pembawaan Ida Tjokorda. Untuk itu, saya sangat berhati-hati dan mengkonsultasikan setiap detail sebelum patung dicetak,” urainya.

 

Setelah konsep final, barulah dicetak dan akhirnya patung yang beratnya ditaksir mencapai 700 Kg itu berhasil dirampungkan.

 

Kini, Patung Tjokorda Sukawati berdiri tegak di tepat di seberang Puri Ubud. Patung menggambarkan sosok Tjokorda Gde Agung Sukawati mengenakan busana khas berupa kampuh lengkap dengan udeng. Patung juga dibuat detail dengan kompek berbahan anyaman, tas jaman dulu yang biasa dibawa Ida Tjokorda. Selain itu, patung yang menoleh ke kanan (arah Puri Ubud,red) dilengkapi cincin dan sandal khas Ida Tjokorda.

 

Wagub Bali Cok Ace yang ditemui awak media usai menyaksikan prosesi penaikan patung menuturkan, keberadaan patung ayahandanya bisa menjadi refleksi perenungan tentang cikal bakal pariwisata Bali dan perkembangannya.

 

“Ini bisa menjadi refleksi, bagaimana pariwisata Bali yang berbasis budaya dan ekonomi kreatif mulai dirintis dan kemudian berkembang seperti sekarang,” ujarnya.

 

Menurutnya, pembangunan sektor pariwisata Bali telah melewati proses yang sangat panjang dan tidak mudah. Ia berharap, penempatan patung Tjokorda Gde Agung Sukawati di pusat Ubud dapat memantik semangat generasi muda di berbagai bidang pembangunan, baik seni, pariwisata ataupun ekonomi kreatif.

 

Sementara itu, Bupati Gianyar I Made Mahayastra yang memimpin prosesi penaikan patung Tjokorda Gde Agung Sukawati mengaku bersyukur karena turut menyaksikan kegiatan ini.  Tjokorda Gde Agung merupakan tokoh sentral dalam pengembangan Ubud dan dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan dan penuh semangat.

“Saya bersyukur bisa ikut menaikkan patung Ida Tjokorda Gde Agung Sukawati. Beliau merupakan tokoh yang luar biasa dan sangat dermawan. Bagaimana beliau membangkitkan seni kreatif, UMKM, pendidikan, kesehatan, kesusastraan, sehingga kita tempatkan beliau di tempat terhormat,” ungkapnya.

 

Mahayastra menuturkan, ide pembuatan patung sejatinya sudah ada jauh sebelumnya. Namun baru terealisasi setelah penataan Pasar Ubud rampung.

 

“Mungkin beliau yang menginginkan tempatnya di sini,” ucapnya.

 

Senada dengan Wagub Cok Ace, ia berharap penempatan patung Tjokorda Gde Agung Sukawati di pusat Ubud dapat menyemangati generasi muda untuk berkarya.

 

Bupati Mahayastra lantas menceritakan bagaimana dahulu sebelum kemerdekaan, Tjokorda Gde Agung Sukawati telah mampu memperkenalkan Ubud sebagai destinasi wisata budaya.

 

“Dulu beliau di era yang sulit, dimana Bali belum terkenal seperti sekarang sekitar tahun 30-an, sebelum kita merdeka, beliau mampu merintis pariwisata di Ubud. Kenapa di era sekarang kita kita tidak mampu,” urainya.

 

Menurut Mahayastra, hal yang paling penting dilakukan saat ini adalah menjaga, bukan memperkenalkan.

 

“Ubud sudah terkenal, yang penting menjaga fondasi-fondasi yang dirintis oleh beliau, karena menjaga akan lebih berat. Kini tugas generasi muda ialah menjaga apa yang telah diwariskan,” tandasnya. (agn)