Pelaku Cyber Crime Skimming Pembobol Ribuan Data Bank Diringkus Polda Bali

DENPASAR – Pantaubali.com – Dua kelompok jaringan skimming pembobol ribuan data nasabah bank di Bali akhirnya berhasil diungkap Polda Bali.

Dari dua kelompok tersebut, polisi menangkap tujuh orang tersangka. Bahkan satu kelompok dikendalikan oleh napi di LP Kerobokan.

Dari kelompok pertama diamankan 4 orang tersangka. Mereka semua merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

“Para tersangka ditangkap di wilayah Denpasar, pada 8 Januari 2021,” jelas Wadir Reskrimsus Polda Bali AKBP Ambariyadi Wijaya atas seijin Direktur Reskrimsus Polda Bali Kombes Pol. Yulias Kus Nugroho,Selasa (9/2) di Denpasar.

Masing-masing tersangka, Aris Said asal Jember yang merupakan mantan napi narkoba. Edang Indriyawati, istrinya Aris. Putu Rediarsa asal Buleleng, mantan napi kasus pengelapan. Dan Cristopher B Diaz asal Papua, mantan napi narkoba.

Baca Juga:  Atasi Kekerasan Seksual, Mulyadi-Ardika Tawarkan Program Satu Desa Satu Dokter dan Satu Miliar

“Para tersangka dikendalikan oleh seorang napi asal Bulgaria bernama Dogan, yang mendekam di LP Kerobokan,” sebutnya.

Keempat tersangka bertugas menarik uang menggunaan kartu ATM palsu yang sudah berisi data dari nasabah bank yang telah dibobol sebelumnya. Kartu itu diberikan oleh Aldo yang juga napi di LP Kerobokan.

“Masih didalami bagaimana cara mereka melakukan transaksi dan penyerahan kartu. Sebab pelaku utamanya ada di LP Kerobokan.Pihaknya menyita 234 kartu ATM palsu dari tangan para tersangka,” ujarnya.

Sementara kelompok kedua, ditangkap tiga orang tersangka, di wilayah Denpasar pada 25 Januari 2021. Ketiganya sama-sama berasal Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Junaidin, Alamsyah dan Miska.

Baca Juga:  Rapat dengan Komisi II DPR RI, Pj. Gubernur Bali Paparkan Kesiapan Pilkada Serentak 2024

“Kelompok ini dikendalikan oleh warga Tiongkok dan Malaysia,” cetusnya.

Ketiga tersangka berperan memasang alat skimming di mesin ATM. Selanjutnya setelah didapatkan data para nabasah, lalu kartu itu digandakan oleh orang Malaysia. Setelah kartu ATM palsu dikirim ke Bali, para tersangka menarik uang di sejumlah ATM yang dikendalikan odari Malaysia.

“Mereka ini merupakan pelaku skimming lintas negara dan provinsi.Lokasi aksi kejahatannya antara lain, Bali, Tarakan, Surabaya, Jember, Solo, Bima, Sumbawa, Kupang dan Palembang,” sebutnya.

Baca Juga:  Debat Ketiga Pilgub Bali, Mulia-PAS Janji Atasi Ketimpangan UMP, Koster-Giri Fokus Tingkatkan Kualitas SDM

Dari pengungkapan kasus itu, petugas menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya, 4 laptop, 1.162 kartu ATM palsu, uang Rp 6,9 juta, alat pembaca atau menulis kartu, kamera kecil empat unit, dan berbagai alat skimming yang biasa disebut router.

“Kami telah menerima laporan dari tujuh bank nasional dan salah satunya bank daerah di Bali. Bahkan salah satu bank nasional mengaku mengalami kerugian hingga Rp 3 miliar, setelah 1000 rekening nasabahnya dibobol,” pungkasnya.