DENPASAR – Pantaubali.com – Kegiatan seni panggung yang biasanya melibatkan banyak orang dan penonton, tidak lagi bisa dilakukan mengingat adanya pandemi virus Corona menyebar cepat di keramaian, sehingga dilakukan social distancing ataupun physical distancing yang menyebabkan pertunjukkan tidak bisa dilakukan. Namun bukan berarti kreativitas seni akan ikut mati di tengah pandemi ini, itu disampaikan, Ny Putri Koster, Jumat,(19/6) dalam acara Webinar ‘Kreativitas Seni di Era Pandemi’ yang diselenggarakan oleh Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Bali.
“Kreativitas harus terus berjalan, hanya saja aktivitasnya dilakukan dalam format yang berbeda.Tidak ada bisa menghalangi seniman untuk terus berkreativitas, malah di tengah pandemi seniman diharapkan terus berkarya,” jelasnya.
Jangan sampai dihambat tetapi malah harus diwadahi, diberikan kesempatan dan beri ruang yang seluas-luasnya. Dalam hal ini pemerintah hadir untuk menggawangi dengan payung hukum, mendorong dan mensupport sehingga akan terlahir seniman yang mumpuni.
“Pemerintah Provinsi Bali memberi ruang dan suatu wadah besar bagi para seniman untuk berkreasi. Pemprov Bali memiliki dua wadah besar yang memberi keleluasaan bagi para seniman dari segala lini untuk berkreasi saat ini,”ujarnya.
Dari pelaksanaan Pesta Kesenian Bali, kegiatan mengerucut pada seni tradisional yang diwariskan para leluhur. Sedangkan ruang gerak bagi seni modern seperti puisi, teater modern ruangnya sangat terbatas di PKB.
Maka dari itu Pemprov Bali memberi ruang pada seni modern melalui Festival Seni Bali Jani. Sembari Dirinya menambahkan,di arena Festival Seni Bali Jani dilombakan seni modern seperti, teater, puisi, lomba drama modern serta pameran buku bagi para pegiat sastra.