Wabah Corona, Pempengaruhi Bisnis Usaha Makanan dan Miuman di Bali

 

BADUNG – Pantaubali.com – Pandemi Covid-19 menyebabkan beban baru, yaitu bangkrutnya usaha, naiknya pengangguran, turunnya produktivitas, defisit anggaran belanja, merosotnya pemasukan negara atau PAD, dan pengalokasian anggaran di beberapa bidang prioritas seperti kesehatan, bantuan ekonomi, jaring pengaman sosial, dan dukungan pencegahan penyebaran virus corona.

Efek dan skala dari daya rusak akibat pandemi Covid-19. Ekonomi global juga tergantung pada lamanya durasi wabah ini berlangsung. Sinyal menuju krisis global yang berkepanjangan akan makin besar terjadi jika pandemi ini tidak segera berakhir. Sejumlah lembaga dan ahli ekonomi mengingkatkan bahwa butuh kerja keras dan strategi yang jitu agar kegiatan ekonomi kembali berjalan normal.

Terkait kondisi usaha ditengah merebaknya wabah covid-19 khususnya di Provinsi Bali menurut, Ketua Indonesia Food n Beverage Executive Assosiation,Ketut Darmayasa,Senin,(4/5) di Kabupaten Badung,Provinsi Bali menyampaikan, kondisi usaha sebagian besar sama dengan usaha-usaha lainnya,dampak pandemic sangat mempengaruhi bisnis usaha makanan dan miuman.

Baca Juga:  Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Villa Ungasan Bali, Bos Besar Masih Buron

“Hampir semua anggota mengalami hal yang sama yaitu, secara financial mereka tidak bisa menghasilkan revenue buat usaha mereka dan tempat bekerja mereka,” jelasnya.

Ada berbagai kegiatan yang dilakukan para anggota ditengah Covid-19 saat ini. Baik itu bagi anggota yang telah di rumahkan atapun bagi anggota yang sebagian masih ada bekerja.

“Adapun langkah-langkah dilakukan para anggota dalam kondisi seperti saat ini misal, bagi yang di rumahkan melalukan usaha-usaha delivery online ,ada yang berkebun,membuka warung dan lain-lainya dengan tetap mengikuti arahan pemerintah di rumah saja,pakai masker,jaga jarak dan menerapkan PHBS.Sedang bagi yang masih kerja melakukan kegiatan delivery online,pelatihan,maintenant,menjadi voulenteer dan lain-lain,” paparnya.

Jika melihat kondisi sampai saat ini dan menurut data dari berbagai analisa seperti denny Ja (Lingkar survey Indonesia),BIN dan analisa lainnya perkiraan covid akan tuntas di bulan Mei-Juli 2020 dan di dunia 99% tuntas di September 2020.

Baca Juga:  Sepasang WNA Asal Australia Dideportasi karena Jualan Vape Ilegal di Bali

“Dari analisa berbagai sumber tadi,Dunia Pariwisata akan berpotensi melonjak lebih tinggi dari sebelum covid19 di semester kedua 2021,semoga saja hal tersebut terjadi,” ujarnya.

Melihat kondisi saat ini stimulus dibutuhkan kepada pemerintah yaitu, stimulus ekonomi yang menyasar langsung kebutuhan masyarakat terdampak,seperti BLT untuk keperluan sehari-hari,pemberian sembako,relaksasi hutang ,pemotongan pajak penghasilan,peninjauan biaya sekolah dll dan yang terpenting adalah kesempatan berusaha terutama delivery online. Sembari Dia menambahkan, saat masa sulit seperti sekarang,tentu mesti berupaya untuk menjadi panglima bagi diri sendiri dan keluarga. Kiat melawan situasi pandemic agar paling tidak kita tetap bisa bertahan , kita harus berbuat sesuatu.

Baca Juga:  Pemancing Tenggelam di Pantai Pandawa Ditemukan Meninggal

“Dalam renungan saya teringat kata yang sangat romantis “KIS”dan itu menjadi penyemangat yang kemudian saya terjemahkan kata KIS itu menjadi Kreatif ,Inovativ dan Solutif.Seiring dengan itu,sekalian kita berusaha menghindari untuk mengeluh,nyinyir dan bermalasan,” tutupnya.