PANTAUBALI.COM, JEMBRANA – Bupati Jembrana I Nengah Tamba mendorong mitigasi bencana berkelanjutan di kawasan Pengambengan, Kecamatan Negara.
Hal itu dikarenakan saat memasuki musim hujan, kawasan Pengambengan menjadi langganan banjir. Bahkan genangan air bisa menyerupai danau saat curah hujan tinggi.
“Banjir yang terjadi di Pengambengan, harus segera ditangani lebih serius. Kami perlu melakukan intervensi lebih lanjut untuk menangani masalah ini, karena Pengambengan adalah daerah rendah yang sering menjadi penampung air dari aliran sungai dan sawah,” jelas Bupati Tamba saat menyerahkan bantuan kepada korban bencana alam di Banjar Pangkung Buluh dan Desa Pengambengan, Selasa (24/12/2024).
Menurutnya, meskipun upaya perbaikan infrastruktur seperti drainase di Desa Pengambengan sudah dilakukan, banjir yang sering melanda wilayah ini tetap menjadi tantangan besar.
“Jika curah hujan mencapai delapan jam, wilayah ini berubah seperti danau. Kami harus lebih fokus pada intervensi untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi secara mendadak,” terangnya.
Diharapkan program mitigasi ini dapat dimasukkan ke dalam anggaran tahun 2026, mengingat anggaran APBD pada 2025 sudah selesai.
Tamba juga menekankan pentingnya koordinasi dan langkah nyata dalam menghadapi bencana alam, terutama banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana. Selain itu, stok sembako dan peralatan yang dibutuhkan untuk meringankan beban masyarakat telah disalurkan kepada warga yang terdampak.
“Sejak sebelumnya kami telah melaksanakan rapat dengan seluruh jajaran terkait kebencanaan di setiap kecamatan. Hari ini, apa yang kita miliki, baik sembako maupun alat bantu, sudah kami salurkan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir,” ujar Tamba.
Ia menyebut, dirinya telah melakukan diskusi intensif dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Jembrana, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahaan dan Kawasan Permukiman (PUPRPMP), Kepala BPBD Jembrana, serta Kepala Desa yang terdampak.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, mengungkapkan, intensitas hujan tinggi yang diprediksi akan terus berlangsung hingga Februari 2025.
Untuk itu, pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi, seperti meningkatkan kewaspadaan di daerah rawan bencana, termasuk banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
“Kami juga terus mengimbau melalui media masyarakat sosial agar meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” ungkap Artana. (ana)