Karya Agung Ngenteg Linggih Kantor Bupati Tabanan Berlangsung Suka Cita

Penutupan rangkaian Upacara Karya Tawur Panca Wali Krama, Padudusan Agung, Manawa Ratna Mamungkah, Melaspas, Ngenteg Linggih Kantor Bupati Tabanan resmi digelar pada rahina Redite Pon Kulantir, Minggu, (7/1/2023).
Penutupan rangkaian Upacara Karya Tawur Panca Wali Krama, Padudusan Agung, Manawa Ratna Mamungkah, Melaspas, Ngenteg Linggih Kantor Bupati Tabanan resmi digelar pada rahina Redite Pon Kulantir, Minggu, (7/1/2023).

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Penutupan rangkaian Upacara Karya Tawur Panca Wali Krama, Padudusan Agung, Manawa Ratna Mamungkah, Melaspas, Ngenteg Linggih Kantor Bupati Tabanan resmi digelar pada rahina Redite Pon Kulantir, Minggu, (7/1/2023).

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya bersama Ketua Penggerak PKK, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, ikuti rangkaian prosesi Mekebat Daun, Mangun Ayu, Ngebek, Nyenuk, Nuek Bagia Pule Kerti, Rsi Bjona lan Nyineb yang berlangsung penuh suka cita di Padmasana Kantor Bupati dan Padmasana Rumah Jabatan Bupati Tabanan.

Adapun rangkaian upacara yang jatuh pada redite pon kulantir ini dihadiri oleh seluruh jajaran OPD, Sulinggih, Pemangku dan Prawartaka karya.

Upacara sakral ini diawali dengan prosesi Nyenuk yang dimaknai sebagai momen mengucapkan terima kasih kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas lancarnya upacara Ngenteg Linggih yang puncaknya jatuh pada 27 Desember 2023 sebelumnya.

Ritual Nyenuk dimulai dengan Mepeed dari areal Pura Dalem Tabanan menuju areal madya mandala Kantor Bupati Tabanan. Menariknya, prosesi ini diikuti oleh jajaran pimpinan OPD bersama pasangan yang secara berkelompok menggunakan seragam serba merah, putih, kuning, hitam dan panca warna yang merupakan simbol dari utusan para Dewa dari 5 penjuru arah mata angin.

Baca Juga:  Wanita yang Hilang di Kebun Tabanan Ditemukan Selamat di Hutan Jembrana

Rangkaian Mepeed yang berlangsung sakral dengan diikuti iring-iringan Daa Sari, Jegeg Bagus, Deeng beserta pengayah yang membawa bandrang, tombak, rontek dan tedung, diikuti dengan iringan penyenuk yang memikul tebu dilengkapi dengan pale bungkah dan pale gantung (hasil bumi) untuk dihaturkan sebagai sarana upacara.

Suasana sakral menyelimuti prosesi ini dengan iringan para Pemangku yang membunyikan Genta disertai dengan tabuhan gamelan yang kemudian disambut oleh tarian sakral Topeng Sidakarya. Prosesi ini merupakan salah satu kearifan lokal yang sarat akan makna menyambut para dewa yang membawa hasil bumi.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Hadiri Upacara Peringatan Puputan Margarana Ke-78

Dalam suasana upacara tersebut, Bupati Sanjaya sampaikan syukur dan terima kasihnya atas kelancaran rangkaian Karya Agung Ngenteg Linggih yang sudah berlangsung sejak awal Desember tersebut, sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pihaknya menyatakan Prosesi Nyenuk ini merupakan salah satu filosofi yang diselenggarakan sesuai dengan arahan dan piteket, bahwa kedatangan dari pada para dewa yang hadir di kalangan ini, melihat dan memberikan sesuatu biar Yadnya ini labda karya memargi antar, sida sidaning don.

“ Ini sebuah ritual yang sangat luar biasa, kita patut bersyukur. Astungkara Tabanan Era Baru yang aman Unggul Madani betul-betul kita bisa laksanakan bersama di Kabupaten Tabanan,” ujar Sanjaya.

Usai berbagai rangkaian prosesi, Bupati Sanjaya beserta jajaran dan seluruh staf mengikuti persembahyangan bersama dengan dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Sukawati Manuaba Geria Taman Sari Tabanan, yang dilanjutkan dengan prosesi Nuwek Bagia Pulakerti.

Baca Juga:  Percepat Penerapan Data Desa Presisi, Perangkat Desa Se-Kecamatan Pupuan Dibekali Bimtek SID

Salah satu yang unik dari rangkaian ini, dilangsungkan tradisi mepasaran (medagang-dagangan) yang dilakukan dengan secara simbolis oleh Bupati Sanjaya dan Bunda Rai beserta jajaran, membeli buah dan makanan hasil bumi kepada para pemedek sebagai wujud jalannya perekonomian dan terciptanya kemakmuran.

Suasana penuh suka-cita dan meriah menyelimuti Kantor Bupati dalam upacara akhir Karya Agung ini. Melalui prosesi Rsi Bojana, Pemerintah Kabupaten Tabanan memberikan bingkisan kepada 35 Sulinggih yang telah membantu memimpin jalannya rangkaian upacara Ngenteg Linggih sebagai wujud ucapan terimakasih.

Prosesi terakhir dilangsungkan upacara Tabuh Rah yang berlangsung dalam tiga sesi, keseruan upacara tabuh rah disambut antusias oleh masyarakat dan disambut dengan turunnya hujan, hal ini dimaknai sebagai sebuah anugerah atas selesainya rangkaian upacara karya agung ini. (rls)