TABANAN – Pantaubali.com – Di balik Megahnya Gedung kesenian I Ketut Maria ternyata tidak ada anggaran untuk pemeliharaan gedung serta fasilitas pendukungnya. Dikawatirkan gedung megah tersebut tidak akan terawat termasuk ketiadaan taman sebagai pendukungnya. Hal ini menjadi perhatian dan sorotan dewan.
Ketua komisi IV DPRD Tabanan I Made Dirga ketika dikonfirmasi mengaku keberadan gedung Mario yang kini sangat megah menjadi satu ikon Tabanan yang harus diperlihara dan dijaga dengan baik. Apalagi keberadan gedung Mario dengan taman kota menjadi tempat rekreasi bagi masyarakaat di kota Tabanan. “ Bagaiaman caranya sehingga gedung tersebut terpelihara dengan baik. Kalau tidak dipelihara, bagaimana jadinya. Coba bayangkan?” tanya Made Dirga ketika dikonfirmasi, Rabu (13/3/2019).
Terkait ketiadaan anggran karena penyerahan gedung dari Dinas PUPRKP ke DLH akhir tahun 2018 setelah DPA 2019 ditetapkan, menurut dewan asal kecamatan Tabanan ini harus dicarikan solusi. Pasalnya, kalau tidak ada anggaran ada pemeliharan, gedung megah itu akan cepat rusak termasuk fasilitas yang ada. Gedung Mario, kata Dirga harus dirawat khusus karena jadi maskot kota Tabanan. “Kebersihan areal gedung dan toilet harus benar-benar terjaga,” tandasnya.
Bahkan Dirga juga mengusulkan agar di areal Gedung Mario dan taman kota ada pos jaga Satpol PP yang berjaga selama 24 jam untuk menjaga keamanan. “Harus duduk bersama untuk mencari solusi untuk persoalan itu. Terpenting kebersan gedung Mario harus terpelihara sebagai tempat budaya dan lokasi rekreasi masyarakat Tabanan. kalau nunggu sampai perubahan itu sangat,” tegasnya.
Sementara anggota dewan lainnya I Gusti Ngurah Sanjaya mengatakan, karena saat pembahasan anggaran alasanya terbatas ditahap pengerjaan saja. Selain itu, situasi pendapatan daerah memang tidak bisa maksimal. “Sekarang pemda lagi sakit, akibat penurunan sumber-sumper PAD seperti sektor pajak, BPHTB maupun dari sektor pariwsiata di Tabanan yang sudah mentok tanpa adanya peremajaan sistem yang optimal,” sebutnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, ternyata tidak ada anggaran untuk pemeliharaan Gedung Mario, Taman Kota, GWS dan Gedung Museum Sagung Wah di tahun 2019 ini. Pasalnya, penyerahan dilakukan diakhir tahun setelah penetapan DA tahun anggaran 2019. Sehingga tidak ada anggran untuk pemerliharaan.
Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup (DH) Tabanan selaku pengelola asset tersebut belum bisa berbuat banyak. Kepala DLH I Made Subagia mengaku mengajukan anggaran pemeliharaan di APBD Perubahan 2019.