PANTAUBALI.COM, TABANAN – Seribuan orang pelaku seni di Kabupaten Tabanan dari sekaa/sanggar dilibatkan di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke – 45.
Para pelaku seni itu sudah melakukan latihan untuk mematangkan penampilan pada pementasan PKB yang dijadwalkan Juni 2023.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Tabanan Ni Luh Nyoman Sri Suryati menyebut kesiapan saat ini sudah 50 persen.
“Mereka (pelaku seni) sudah berlatih sejak Januari. Untuk kesiapan di Tabanan itu sudah 50 persen, tinggal mematangkan penampilan,” ujar Ni Luh Nyoman Sri Suryati, Selasa (28/3/2023).
Di PKB 2023, Pemkab Tabanan mengalokasikan anggaran Rp1,2 miliar. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp950 juta karena pandemi Covid-19.
Kabupaten Tabanan akan mengikuti 11 materi kesenian yang akan ditampilkan di tingkat provinsi meliputi Peed Aya (Pawai) berupa Tari Kebesaran Kabupaten Tabanan Jayaning Singasana Aum yang dibawakan Sanggar Tari Taksu Kumara, Kediri dan juga garapan kolosal Sekaa Gong Yowana Ananta Winangun, Desa Penarukan, Kerambitan.
Kemudian, Utsawa (parade) gong kebyar dari Sekaa Gong Giri Kusuma (dewasa), Banjar Dinas Senganan Kanginan, Desa Senganan, Penebel, Sekaa Gong Manik Kencana Putri (wanita), Banjar Adat Kelaci, Desa Marga Dauh Puri, Marga dan Sanggar Tari dan Tabuh Natya Praja (anak-anak) dari Banjar Dinas Saraswati, Desa Bajera, Selemadeg. Selain itu, tampil juga Arja Klasik Sanggar Canging Mas.
Sementara, wimbakara (lomba) yang akan diikuti seperti gender wayang anak-anak dari Sanggar Seni Kembang Bali, Banjar Tunjuk Kelod, Desa Tunjuk, baleganjur remaja dari Baleganjur Karang Taruna Yowana Priyahita, Desa Tunjuk, Taman Penasar dari Sanggar Seni Naya Genggong, Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara. Lomba peragaan busana dan design serta parade busana khas kabupaten/kota.
“Khusus pementasan gong kebyar akan tampil bersama di masing-masing kabupaten dan persiapan sudah 70 persen. Yang kurang hanya garapan kolaborasi ke tiga sekaa gong kebyar sebagai garapan grand final,” ungkap Sri Suryati.
Ia menyebut, ada materi tidak bisa diikuti karena terbatasnya anggaran dan untuk materi drama gong pesertanya masih terbatas.
Suryati mengatakan kendala yang dihadapi selama persiapan adalah mematangkan garapan grandfinal kolaborasi antara tiga sekaa gong kebyar.
“Mengemas garapan dengan menyatukan ide konsep serta mempertemukan penari penabuh dari ketiga sekaa ini untuk latihan di satu tempat, itu yang agak sulit karena waktu dan juga jarak yang lumayan berjauhan, gong wanita ada di Kecamatan Marga, anak-anak di Kecamatan Selemadeg, dan Dewasanya di Kecamatan Penebel,”ucapnya. (ana)