DENPASAR – Pantau Bali, Banyak pihak mengkhawatirkan bahwa Bali diambang kehancuran. Terhadap sering munculnya wacana tersebut, tentu berbagai komponen masyarakat Bali harus segera mengambil sikap dan mencari solusi terbaik.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI nomer B-67 wakil Bali Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, SH., Jumat (7-12-2018) mengatakan, menyelamatkan dan menjaga masa depan Bali harus berawal dari penyelamatan dunia pertanian. Lebih jelasnya lagi, menyelamatkan Bali harus dengan menyelamatkan palemahan atau lahan-lahan Bali. Hal tersebut dikarenakan Bali sejatinya daerah agraris.
“Menyelamatkan Bali harus dengan pendekatan budaya, yakni budaya agraris,” ungkapnya.
Politikus sepuh Bali tersebut menjelaskan, budaya Bali yang terwarisi saat ini adalah warisan peradaban dari kecerdasan para tetua Bali. Seperti misalnya subak dan banyak hasil karya seni yang terinspirasi dari dunia pertanian.
“Bertahannya taksu Bali dan harapan masa depan Bali sangat tergantung dari mampu atau tidaknya semeton Bali menjaga lahan-lahan pertanian,” sebutnya.
Cok Rat sendiri menyebutkan bahwa lahan-lahan pertanian Bali saat ini masih memiliki harapan besar bagi terwujudnya kemandirian pangan lokal. Berbeda halnya dalam skala nasional yang masih impor beras. Salah satunya impor dari Vietnam.
“Bali masih mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Meskipun gabah produksi Bali banyak diolah di Banyuwangi untuk dijadikan beras karena di Bali saat ini belum ada mesin penyosohan beras berskala besar,” jelas mantan Bupati Badung dan mantan Ketua DPRD Bali ini.
Terkait penyelamatan masa depan Bali yang berawal dari pertanian ini, Cok Rat kemudian memandang pentingnya keberpihakan DPR dan pemerintah pusat membuat payung hukum atau undang-undang untuk menghentikan penjualan lahan. Termasuk menghentikan alih fungsi lahan-lahan Bali.
“Negara harus mengambil peran agar budaya agraris khususnya budaya agraris di Bali terselamatkan,” imbuhnya.
Hal tersebutlah yang membuat nurani Cok Rat terpanggil untuk memperjuangkan Bali ditingkat pusat dengan kembali menjadi calon anggota DPD RI nomer urut 21.
Cok Rat mengatakan, selama lima tahun menjadi salah satu dari empat putra terbaik Bali di kursi DPD RI telah melakukan perjuangan keras dengan memberikan masukan kepada DPR dan pemerintah. Salah satu realisasinya adalah transfer dana dari APBN kepada pemerintah desa.
Transfer tersebut menurutnya bisa untuk perbaikan infrastruktur. Misalnya memperbaiki jalan subak. Sementara bagi desa yang ada di kota, selain untuk infrastruktur bisa juga untuk pemberdayaan masyarakat. Seperti mendorong tumbuhnya usaha-usaha kecil. PB – 02