Lestarikan Tradisi, Yayasan Dalem Gedong Ratih Gelar Pelatihan Sanging

BADUNG – Pantaubali.com – Menyambut hari jadi kedua Yayasan Dalem Gedong Ratih, Mambal Badung menggelar pelatihan Sanging untuk metatah diikuti oleh 17 peserta. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, (7/11).

Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Dalem Gedong Ratih Guru I Ketut Dharma Kresna Wijaya menyebutkan, puncak acara hari jadi Yayasan Dalem Gedong Ratih diperingati pada 26 November 2022. Sebelum itu, juga akan dilaksanakan kegiatan bakti sosial pada 15 November seperti pemberian pakan pada kera-kera di Alas Kedaton.

“Nanti acara puncak akan diisi hiburan serta pemotongan tumpeng,” ujarnya.

Baca Juga:  Diskusi dengan Anak Muda, Sengap Singgung Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengelolaan Lingkungan

Guru Ketut sapaan akrabnya menyebutkan, peringatan hari jadi yayasannya ini bertujuan agar semakin dikenal luas oleh masyarakat. Karena selama ini Yayasan Dalem Gedong Ratih rutin menggelar Ngewacak Pawetonan, Matebasan Gering, Mebayuh Oton sampai Ngewacak Keris.

“Matebasan gering rutin digelar setiap 15 hari sekali atau pada Kajeng Kliwon dan pesertanya dari seluruh pulau Bali. Ngewacak Keris bahkan sampai berkunjung ke daerah pelosok, terakhir kami paling sering di daerah Selemadeg Barat, Tabanan,” ujarnya.

Baca Juga:  Mahasiswa Soroti Masalah Bioskop Hingga Pengelolaan Sampah Dalam Forum Tabanan Bebas Bicara

Ia berharap kegiatan yang dilaksanakan di yayasanya bisa membantu masyarakat terutama yang masih mengalami masalah sekala-niskala.

“Pinsip kami di yayasan, mekarya lan meyadnya”, cetusnya.

Pemateri dalam pelatihan Sanging ini menghadirkan Ida Bhagawan Wiweka Dharma Tarukan dan Jero Mangku Losin.

Selain itu, pengurus Yayasan Dalem Gedong Ratih I Nyoman Ardika alias Sengap mengatakan, pelatihan Sanging ini bertujuan untuk melestarikan tradisi. Minimal memberikan bekal bagi yang akan menjadi Sanging.

Baca Juga:  Wujudkan Tabanan Maju, Mulyadi-Ardika Janjikan 21 Program Bernilai Rp600 Miliar Per Tahun

“Diberikan pemahaman mendasar. Jika ada penyesuaian, dikembalikan ke dresta setempat”, katanya.

Pelawak Bondres asal Selemadeg Timur, Tabanan ini berharap, peran anak muda pada pelestarian tradisi. Seperti pelatihan Sangih di Yayasan Dalem Gedong Ratih sebagian peserta berusia. dibawah 35 tahun.

“Agar anak muda makin paham dengan tradisinya sesuai dengan pakem, aturan dan esensi sehingga tidak terjebak pada euforia pelaksanaannya”, pungkasnya. (Rilis)