Made Dirga: Tol Gilimanuk-Mengwi Berpotensi Dongkrak Pariwisata Tabanan

TABANAN – Pantaubali.com – Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga S.Sos menilai Jalan Tol Jagat Kerthi Bali Gilimanuk – Mengwi secara langsung akan mendongkrak pariwisata Tabanan. Hal ini karena kawasan pariwisata di Tabanan utara akan semakin dikenal.

“Selama ini kan Tabanan yang terkenal hanya Tanah Lot, Ulun Danu dan Jatiluwih. Semoga jalan tol bisa membuka akses lokasi wisata baru,” katanya Selasa, (13/9).

Politisi PDI Perjuangan asal Banjar Sakeh, Desa Sudimara ini mengatakan, obyek wisata yang diperkirakan menggeliat dengan adanya jalan tol adalah desa wisata. Tabanan memiliki ratusan desa wisata.

Baca Juga:  Kronologi Kecelakaan Mau di Jalur Denpasar–Gilimanuk yang Tewaskan Pemotor Asal Jembrana

“Mudah-mudahan bsa mendorong berkembangnya desa wisata nanti,” ujarnya

Selain itu, potensi industri juga bisa berkembang. Hal ini lantaran banyak kawasan yang belum tergarap maksimal di jalur tol yang panjangnya mencapai lebih dari 96 kilometer itu.

“Tumbuhnya area industri ini akan secara langsung menyerap tenaga lokal,” jelasnya.

Tidak kalah pentingnya, terobosan jalan tol yang digagas Gubernur Bali Bapak Wayan Koster sangat tepat untuk menjawab perasaan masyarakat Tabanan yang selama ini selalu dihantui oleh jalur tengkorak. Lalu lintas akan lebih lega apa lagi sudah ada shoortcut. Jalan tol sangat bermanfaat untuk masyarakat Tabanan khususnya dan Bali pada umumnya.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Dorong Penguatan Data Desa Presisi

“Atas nama masyarakat Tabanan, saya Ketua DPRD Tabanan mengucapkan banyak terima kasi kepada Gubernur Bali Bapak Wayan Koster karena sudah membangun jalan tol yang sangat dibutuhkan masyarakat,” katanya.

Jalan Tol Jagat Kerthi Bali Gilimanuk – Mengwi ini merupakan satu-satunya yang dibangun dengan tambahan fasilitas seperti, jalur sepeda maupun juga kendaraan umum, baik roda 4 maupun roda 2.

Baca Juga:  Pansus III Dorong Percepatan Pembentukan Perda Pembangunan Industri Tabanan 2024–2044

Jalan tol ini akan melewati tiga kabupaten, 13 Kecamatan dan 58 Desa dengan estimasi biaya kontruksi sebesar Rp 24 Triliun. (Rilis)