TABANAN – Pantaubali.com – Kondisi cuaca tidak menentu (Extreme) tanaman padi disebut alami gagal panen di Kabupaten Tabanan. Selain faktor cuaca, penurunan produksi Padi juga disebabkan karena, serang hama.
Menurut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana, belum lama ini di Tabanan menyebutkan, hampir diseluruh subak di Kecamatan di Tabanan mengalami gagal panen di tengah kondisi cuaca tidak menentu saat ini.
“Seperti apa telah disampaikan, dengan cuaca tidak menentu bahkan cukup ekstrim terutama pada Padi produktifitasnya mengalami penurunan.Jadi, sejauh ini seluruh Kecamatan mengalami penurunan produktifitas karena, cuaca ekstrim ini,” jelasnya.
Selain karena, faktor cuaca gagal panen disebabkan juga serangan hama penyakit masih banyak menyerang sampai saat ini.
“Terkait musibah hama dan lainya para petani susah dibantu,” katanya.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, upaya dilakukan dengan memberi bantuan kepada para petani melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
“Dengan adanya AUTP ada beberapa yang gagal panen juga bisa dibantu melalui AUTP tersebut,” ujarnya.
Jika dilihat sampai saat ini masih ada beberapa daerah di Kabupaten Tabanan volume panen Padi tinggi, di daerah Penebel dan Selemadeg.
“Daerah Penebel paling banyak penghasilkan Padi karena, luas subak dan tanamnya hampir 2 kali dalam 1 tahun.Selain itu di kecamatan Selemadeg subaknya luas namun tanamnya 1kali dalam 1 tahun.Selain padi di Selemadeg hasil jagung sangat bagus juga bahkan lebih tinggi hasilnya dari Padi,” paparnya.
Adapun langkah-langkah dilakukan Dinas Pertanian dalam upaya meningkatkan produktifitas hasil diindutri pertanian di Tabanan adalah, pola tanam harus diterapkan.Misal, kalau musim cukup air setidaknya dapat diterapkan penanaman padi tapi jenis padinya yang tahan terhadap hujan.Namun saat musim kering harapan kalau subak berpotensi menanam padi diharapkan untuk menanam padi yang sedikit tahan terhadap kekeringan.Serta jika wilayah tadah hujan seperti, Selemadeg agar lahan tidak kosong disarankan agar menanam pala wija baik jagung, kedelai atau kacang kacangan sehingga lahan tidak kosong.
“Harapan dengan situasi dan kondisi seperti ini para petani tetap berbudi daya sehingga produksi tetap terjamin dan untuk kebutuhan masyarakat khususnya di kabupaten tabanan,” harap Budana.