Jatiluwih Raih Penghargaan Internasional Green Destinations Top 100 Stories 2025

Desa Jatiluwih. (Foto: DTW Jatiluwih)
Desa Jatiluwih. (Foto: DTW Jatiluwih)

PANTAUBALI.COM, INTERNASIONAL – Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, kembali menorehkan prestasi di kancah Internasional. Dalam ajang Green Destinations Top 100 Stories 2025 yang digelar di Montpellier, Prancis, Jatiluwih diumumkan sebagai salah satu destinasi berkelanjutan terbaik dunia.

Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, John Ketut Purna, mengatakan Jatiluwih menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih penghargaan prestisius tersebut tahun ini.

“Penghargaan ini milik seluruh masyarakat Jatiluwih. Kami menjaga tradisi bukan untuk dikenang, tapi untuk dijalani bersama generasi mendatang,” ujar John penuh rasa syukur, Kamis (2/10/2025).

Baca Juga:  Tagih Jaminan Utang, Pria di Tabanan Malah Dipukul dengan Kapak, Pelaku Kabur

Dari lebih dari 600 destinasi di 60 negara, Jatiluwih berhasil menembus daftar elit ini dengan cerita inspiratif berjudul “Green Miracle in a Cultural Heritage Living Museum”. Kisah tersebut mengangkat warisan Subak—sistem irigasi tradisional Bali yang diakui UNESCO—yang mampu hidup berdampingan dengan pariwisata modern tanpa kehilangan jati dirinya.

Seleksi Green Destinations dikenal sangat ketat, dengan kriteria internasional yang menilai aspek keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian budaya, hingga tata kelola. Jatiluwih membuktikan bahwa harmoni antara alam, budaya, dan masyarakat bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan sehari-hari.

Baca Juga:  Gubernur Koster Serahkan Bantuan Rp1 Miliar Untuk Korban Bencana di Tabanan dan Jembrana

Bagi Jatiluwih, penghargaan ini menjadi bukti nyata kerja keras petani, pemuda desa, dan masyarakat dalam menjaga Subak tetap lestari. Sawah yang digarap bukan sekadar sumber pangan, tetapi juga warisan budaya sekaligus doa yang diwariskan lintas generasi.

Prestasi ini sekaligus melengkapi deretan pengakuan internasional Jatiluwih, setelah sebelumnya dinobatkan sebagai Best Tourism Village in the World oleh UN Tourism pada 2024.

Baca Juga:  Replika Pesawat dan Tank Tempur Terpasang di Taman Perjuangan Singasana

Ke depan, Jatiluwih berkomitmen menjaga desanya sebagai destinasi wisata regeneratif—yaitu pariwisata yang tak hanya mempertahankan budaya, alam, dan tradisi, tetapi juga memulihkan ekosistem, memperkuat identitas budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan prinsip regenerative tourism, setiap wisatawan yang datang diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga ikut terhubung, belajar, dan pulang membawa inspirasi tentang bagaimana hidup selaras dengan alam, budaya, dan masyarakat. (ana)