Tanah Lot Art & Food Festival #6 Dibuka, Parade Gebogan hingga Kuliner Lawas Bali Jadi Daya Tarik 

Parade Gebogan dalam pembukaan Tanah Lot Art & Food Festival #6.
Parade Gebogan dalam pembukaan Tanah Lot Art & Food Festival #6.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Tanah Lot Art & Food Festival #69 resmi dibuka di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, pada Jumat (22/8/2025). Festival tahunan ini akan berlangsung selama lima hari hingga Senin, 25 Agustus 2025.

Pembukaan festival ditandai dengan pembunyian alat musik Okokan oleh Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga bersama jajaran Forkopimda.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pertunjukan parade gebogan yang melibatkan delapan kelompok PKK dari desa adat se-Kecamatan Kediri. Parade dimulai pukul 17.45 WITA dengan barisan pertama dari Desa Adat Beraban, dilanjutkan Kediri, Abian Tuwung, Dalem Hyang Api, Suralaga, Kelaci Kelod, Kaba-kaba, dan terakhir Kelaci Kaja.

Baca Juga:  Desa Marga Dauh Puri Luncurkan Pengangkutan Sampah Residu ke TPA Pemkab Tabanan

 

ORute parade mengambil start dari gapura pintu masuk barat DTW Tanah Lot menuju panggung utama dengan latar indah matahari terbenam. Antusiasme penonton terlihat tinggi saat menyaksikan iringan gebogan yang meriah.

Tahun ini, festival mengusung tema Prayajana Samudrasya Adiswara, yang bermakna persembahan dan pengorbanan terhadap kekuatan samudra demi terciptanya keharmonisan, keagungan, dan kemuliaan Tanah Lot.

Sama seperti tahun sebelumnya, daya tarik yang juga dihadirkan dalam festival ini adalah Klinik Kuliner, di mana wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan dua kuliner lawas Bali yang hampir punah, yaitu Penyon dan Serapah.

Serapah merupakan olahan daging babi, ayam, atau bebek dengan bumbu genep, santan, dan tepung beras, yang biasanya disajikan bersama sate serapah. Sedangkan Penyon, dikenal juga sebagai lawar basah, terbuat dari daging dan sayuran dengan tambahan kelapa bakar, bumbu kalas, serta rempah khas Bali.

Baca Juga:  Percepat Ungkap Kasus Kriminal, Polres Tabanan Usulkan Perda CCTV ke Pemda

Selain itu, pengunjung juga dapat bernostalgia dengan jajanan tradisional era 1960–1980-an, seperti Jaje Serebet (singkong goreng manis berlapis gula merah) dan Jaje Rengas (kue bulat berbahan ubi, tepung beras, kelapa, dan gula merah).

Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar festival ini mampu mendongkrak pariwisata Tanah Lot ke kancah internasional.

Baca Juga:  Tuntutan Ekonomi Jadi Alasan Bapak ajak Anak di Tabanan Curi Uang Kepeng di Pura

“Saya meminta kepada badan pengelola dan managemen oprasional DTW Tanah Lot, untuk selalu melakukan terobosan-terobosan strategis, dan membuat inovasi-inovasi, sehingga pura tanah lot bisa tetap menjadi tujuan wisata religius di tingkat international,” ujarnya.

Dirga juga menilai pelaksanaan Tanah Lot Art & Food Festival merupakan langkah tepat dalam mempromosikan budaya lokal sekaligus menggali potensi kesenian dan kuliner tradisional.

“Dengan begitu, akan tercipta perputaran ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas,” imbuhnya.

Festival yang digelar keenam kalinya ini semakin semarak dengan hadirnya 37 stan UMKM yang menyajikan beragam produk kuliner dan kerajinan khas Bali. (ana)