PANTAUBALI.COM, TABANAN – Proyek penataan tapal batas Kabupaten Tabanan terus digarap secara bertahap di tiga lokasi strategis yang menjadi pintu masuk wilayah.
Ketiga titik tersebut yakni di Banjar Dadakan, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri yang berbatasan dengan Kabupaten Badung; Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Jembrana; dan kawasan Bedugul yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng.
Sebelumnya, ketiga bangunan tapal batas berbentuk lumbung padi tersebut sudah berdiri megah dengan menggunakan ornamen bata merah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kabupaten Tabanan, I Made Dedy Darmasaputra mengatakan,pembangunan tapal batas ini mulai dikerjakan kembali sejak Mei 2025. Setiap titik penataan dianggarkan sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Tabanan.
“Saat ini, yang selesai baru struktur bangunannya. Kami ditargetkan selesai sebelum perayaan HUT Kota Tabanan pada akhir November 2025 nanti,” jelasnya Jumat (25/7/2025).
Dedi menyebut, proyek penataan di wilayah Dadakan saat ini telah mencapai progres sekitar 38 persen. Pembangunan mencakup pengerjaan senderan di sisi timur dan barat jalan, serta pos polisi yang dibangun berdampingan dengan Pura Dalem Dadakan.
Sejumlah struktur utama seperti dinding penahan tanah (TPT) dan pondasi bangunan untuk pos pengamanan sudah mulai rampung.
Sementara di tapal batas Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, penataannya dirancang dengan menampilkan bangunan utama berbentuk lumbung padi serta lumbung anak di kiri dan kanan, sebagai representasi kekuatan pertanian di Tabanan.
Kemudian, untuk kawasan Bedugul, pembangunan menyesuaikan kondisi lahan yang lebih sempit dan mempertimbangkan keberadaan infrastruktur eksisting agar penataan tetap selaras dengan lingkungan sekitar.
“Penataan kawasan tapal batas ini tidak hanya fokus pada estetika pintu masuk, tetapi juga menonjolkan simbol-simbol kultural Tabanan, seperti seni dan pertanian. Konsepnya menyatu dengan lanskap dan identitas lokal,” ucapnya.
Ia menambahkan, ornamen patung tematik yang menjadi elemen estetika tapal batas masih dalam proses pengerjaan di bengkel kerja. “Ornamen seni termasuk patung sapi sebagai simbol agraris belum bisa dipasang karena menunggu bangunan utama rampung,” pungkas Dedy. (ana)