
PANTAUBALI.COM, DENPASAR – Fakta mengerikan terungkap dalam rekonstruksi kasus pembunuhan penjaga villa, Ade Adriansah (54), yang digelar di lokasi kejadian, Jalan Gurita IV, Banjar Pegok, Sesetan, Denpasar Selatan, Senin (7/7/2025).
Polisi memperagakan 24 adegan yang menggambarkan secara rinci betapa sadis dan terencananya aksi dua pelaku, Muhammad Babul Wahyudi (33) dan sepupunya, Dimas Ari Ramadhan (24).
Babul, yang disebut memiliki ketertarikan sesama jenis, menjadi otak kejahatan ini. Motifnya diduga dilatarbelakangi rasa cemburu dan kekecewaan terhadap korban, yang disebut-sebut memiliki pria lain serta ingkar janji soal uang.
Dalam reka adegan, diketahui rencana pembunuhan mulai dirancang sejak Jumat (3/5), saat Babul dan Dimas bertemu di sebuah minimarket kawasan Pulau Kawe. Dari sana, mereka menyusun strategi untuk menghabisi nyawa Ade.
Setelah membeli makanan cepat saji, keduanya menuju villa korban sekitar tengah malam. Motor mereka diparkir di ujung gang, lalu berjalan kaki masuk ke lokasi.
Di villa, korban sempat menerima kedatangan mereka dengan santai. Ketiganya duduk berbincang sambil makan di ruang tamu. Namun suasana berubah panas ketika terjadi adu mulut antara Babul dan korban. Saat itu, Dimas beristirahat di ruang tamu, sementara Babul mulai mengeksekusi rencananya.
Sekitar pukul 01.30 WITA, Babul memastikan korban sudah tertidur. Ia kemudian mengambil cobek batu dan memukul dada korban. Ade terbangun dan sempat melawan. Namun Dimas langsung memiting leher dan membekap mulut korban. Babul kembali memukul korban, lalu mengambil pisau dari dapur dan menusuk perutnya.
Kekerasan terus berlanjut. Korban dipukul dengan kayu, cobek, hingga dihantam menggunakan kotak kayu. Bahkan, gunting digunakan untuk menusuk leher korban. Setelah memastikan korban tak bernyawa, jasadnya dibungkus selimut dan diseret ke kamar mandi.
Kedua pelaku kemudian mandi bergantian untuk membersihkan diri. Mereka meninggalkan TKP dan membeli pertalite di warung kelontong. Beberapa jam kemudian, keduanya kembali untuk membersihkan bekas darah dengan alat pel, mengumpulkan barang bukti seperti pisau dan pakaian berdarah ke dalam kantong plastik, lalu membakar jenazah dengan menyiramkan pertalite dan menyalakan api.
Usai membakar jenazah, keduanya keluar, mengunci pintu pagar, lalu kabur dengan sepeda motor. Dalam adegan terakhir, Babul bahkan menghubungi seseorang bernama Saipudin agar mengambil motornya di kos dan menyimpannya. Keduanya lantas kabur ke Bondowoso menggunakan mobil travel, sambil membuang barang bukti seperti handphone korban ke laut dan tas plastik berisi barang berdarah di wilayah Jembrana.
Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, rekonstruksi ini penting untuk menguji kebenaran keterangan para pelaku dan saksi, sekaligus memperjelas kronologi serta peran masing-masing.
“Rekonstruksi memberikan gambaran menyeluruh tentang peristiwa pidana, termasuk waktu, lokasi, hingga cara pelaku menghabisi korban,” ujar Sukadi.
Ia juga membenarkan bahwa motif utama pembunuhan ini adalah kecemburuan bercampur dengan kekecewaan karena janji korban yang tak ditepati.
“Pelaku menjanjikan uang kepada sepupunya agar bersedia membantu membunuh korban,” jelasnya. (ra)