
PANTAUBALI.COM, TABANAN – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh siswa asal Kabupaten Tabanan. I Made Wahyu Chandra Astika, siswa SMAN 1 Tabanan, berhasil lolos sebagai salah satu perwakilan Provinsi Bali untuk mengikuti seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional tahun 2025.
Wahyu, yang berasal dari Banjar Dinas Kayu Puring, Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan, menjadi satu dari enam siswa terpilih yang akan mewakili Bali dalam seleksi nasional yang digelar di Jakarta pada Juni mendatang.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Tabanan, I Putu Dian Setiawan, menyampaikan rasa bangga atas capaian tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi semangat para peserta dari Tabanan. Ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga kebanggaan daerah,” ujarnya, Senin (26/5/2025).
Sebelumnya, Kabupaten Tabanan mengirimkan sepuluh siswa terbaik untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi. Dari jumlah tersebut, tujuh orang berhasil lolos ke tingkat provinsi, sementara Wahyu melangkah lebih jauh ke seleksi nasional. Sedangkan dua peserta lainnya tidak lolos seleksi.
Adapun nama-nama siswa dari Tabanan yang lolos ke tingkat provinsi adalah Giovani Bobyno Aprillio dan I Made Dwi Kusuma Ardana (SMAN 1 Kediri), Kadek Ayu Priska Rahayuni (SMKN 3 Tabanan), Ni Ketut Mira Sulistyawati (SMAN 1 Pupuan), Ni Made Anindiya Mahesa Putri dan Ni Made Dea Sintya Dewi (SMAN 2 Tabanan) serta Ni Ketut Ida Putri Sri Astuti (SMAN 1 Selemadeg).
Seluruh peserta yang lolos seleksi provinsi akan mengikuti pelatihan serta pemusatan kegiatan yang berlangsung pada 26 Mei hingga 2 Juni 2025 di Hotel Puri Nusa Indah, Denpasar.
Sedangkan, Wahyu jika lolos dalam seleksi nasional nantinya yang akan berlangsung pada bulan Juni, maka akan mendapat kehormatan menjadi bagian dari Paskibraka yang bertugas pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka.
Dian Setiwan pun menegaskan, pihaknya telah memfasilitasi seluruh keperluan administrasi dan koordinasi dengan sekolah, termasuk surat izin dari kepala sekolah. “Ini tujuannya agar para peserta tetap mendapat hak belajar setelah kegiatan selesai,” tambahnya. (ana)