Pujawali Pura Luhur Uluwatu, Upacara Mulang Pekelem Digelar di Seawall

Mulang pekelem puncak Pujawali Ida Betara Pura Luhur Uluwatu pada Selasa (13/5/2025).
Mulang pekelem puncak Pujawali Ida Betara Pura Luhur Uluwatu pada Selasa (13/5/2025).

PANTAUBALI.COM, BADUNG – Peringatan Pujawali Ida Betara Pura Luhur Uluwatu yang jatuh pada Anggara Kasih Medangsia, Selasa (13/5/2025), dilangsungkan dengan penuh khidmat.

Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, memimpin persembahyangan bersama dalam rangka puncak upacara tersebut. Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti, Sekda Badung IB Surya Suamba, serta jajaran pejabat daerah dan tokoh masyarakat lainnya, termasuk Bendesa Adat Pecatu dan krama pemedek.

Terdapat hal berbeda dalam pelaksanaan pujawali kali ini, yakni prosesi mulang pekelem yang biasa dilaksanakan dari area utama mandala kini dilakukan di kawasan Seawall, tepat di bawah tebing Pura Uluwatu. Perubahan lokasi ini menyusul rampungnya pembangunan Seawall yang berfungsi memperkuat struktur tebing.

Baca Juga:  Menjelang Waisak, 255 KK Umat Buddha di Badung Terima Bantuan Rp2 Juta

Bupati Adi Arnawa menjelaskan, keberadaan Seawall selain berfungsi melindungi area Pura Luhur Uluwatu dan akses ke Pura Batu Metandal, juga memberikan kemudahan untuk pelaksanaan upacara pekelem sehingga ritual bisa berlangsung lebih khusyuk.

“Kita berharap melalui pelaksanaan pujawali hari ini kita diberikan karunia dan anugerah nya mudah-mudah jagad bali khususnya Kabupaten Badung dan Denpasar akan selalu mendapat perlindunganNya,” harapnya.

Baca Juga:  Diskop UKMP Badung Selenggarakan Jumat Ceria, Fasilitasi Pemasaran Produk UMKM Lokal

Sementara itu, Penglingsir Puri Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya (Turah Joko), menyampaikan, upacara pujawali di Pura Luhur Uluwatu memang digelar rutin setiap enam bulan.

Namun, ia menyoroti lokasi mulang pekelem yang kini berpindah ke Seawall. Ia pun mengusulkan agar ke depan dibangun lokasi permanen untuk pelaksanaan upacara tersebut, mengingat kondisi saat ini masih kurang aman akibat ombak besar.

Baca Juga:  Diduga Bunuh Diri, Korban Sempat Beli Silet Sebelum Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Lahan Kosong

Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, turut menyampaikan imbauan kepada umat yang datang untuk sembahyang agar tidak membawa kantong plastik sebagai wadah sarana upacara. Hal ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah Provinsi Bali dalam rangka Gerakan Bali Bersih Sampah.

Sebagai alternatif, pihak desa adat telah menyediakan besek sebagai pengganti kantong plastik guna mendukung pelestarian lingkungan dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan. (rls)