Indonesia Peringkat Keempat dalam Kasus Pornografi Anak

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Republik Indonesia, Meutya Hafid.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Republik Indonesia, Meutya Hafid.

PANTAUBALI.COM, NASIONAL – Indonesia menempati peringkat keempat di dunia dalam kasus pornografi anak. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Republik Indonesia, Meutya Hafid.

Tentunya kondisi tersebut menjadi perhatian serius pemerintah dalam upaya menciptakan ekosistem digital yang lebih aman bagi anak-anak.

“Untuk kasus pornografi anak, Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi, yakni peringkat keempat di dunia,” ujar Meutya dikutip Selasa (18/2/2025).

Meutya menekankan, digitalisasi membawa tantangan besar, termasuk dalam hal penyebaran misinformasi dan disinformasi. Oleh karena itu, ia berharap agar perempuan dapat berperan aktif dalam menyaring informasi, sehingga masyarakat lebih mudah membedakan berita yang benar dan kredibel.

Dalam upaya menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak-anak, Menkomdigi menegaskan bahwa pemerintah terus menyusun kebijakan perlindungan.

Baca Juga:  961 Kepala-Wakil Daerah Dilantik Serentak Presiden Prabowo di Istana Negara

Salah satu langkah yang diambil adalah penyusunan pedoman pemberitaan yang ramah anak dan perempuan. Kebijakan ini disusun melalui kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta Dewan Pers.

“Kebijakan ini menjadi pedoman serta komitmen bagi semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, industri teknologi, masyarakat, hingga komunitas. Tujuannya adalah menciptakan ruang digital yang lebih aman,” jelas Meutya.

Baca Juga:  Deddy Corbuzier Jadi Stafsus, Wamenhan: Sudah Sesuai dengan Kompetensinya

Selain itu, Menkomdigi juga menyoroti perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang saat ini menjadi perdebatan global. Ia baru saja menghadiri AI Action Summit di Paris dan bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk membahas peran kecerdasan buatan dalam berbagai sektor.

Saat ini, negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China tengah bersaing untuk menjadi pemimpin dalam teknologi AI.

Baca Juga:  Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ditahan KPK atas Dugaan Suap dan Perintangan Penyidikan Harun Masiku

“Indonesia juga memiliki peluang besar untuk mengadopsi teknologi ini secara bijak, terutama bagi negara-negara dengan ekonomi berkembang seperti kita,” tambahnya.

Menkomdigi menegaskan, Indonesia sedang merumuskan pedoman etika dalam penggunaan kecerdasan buatan, termasuk dalam bidang jurnalistik.

“Saat ini, Indonesia juga sedang merancang pedoman etika untuk penggunaan AI, terutama dalam sektor jurnalistik,” tegas Meutya. (ana)