Kenapa Imlek Identik dengan Hujan? Ini Penjelasan Menurut BMKG dan Feng Shui 

Aktivitas bersih-bersih di salah satu Vihara untuk menyambut Imlek 2025.
Aktivitas bersih-bersih di salah satu Vihara untuk menyambut Imlek 2025.

PANTAUBALI.COM – Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China, yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025 nanti, merupakan momen perayaan penting bagi masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Saat Imlek, umat Tionghoa akan melakukan sembahyang untuk mendoakan para leluhur disertai mempersembahkan berbagai makanan dan minuman.

Selain itu ada juga tradisi pemberian Angpao atau amplop merah berisi uang yang diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada anak-anak atau anggota keluarga yang belum menikah. Pementasan Barong Sai, petasan, serta menghias rumah dan tempat suci dengan lampion juga menjadi tradisi yang kental dengan Imlek.

Baca Juga:  Donor Darah hingga Atraksi Budaya Warnai Festival Imlek 2576 di Jembrana

Namun, perayaan Imlek nyatanya juga sering kali dikaitkan dengan turunnya hujan, yang dalam kepercayaan Tionghoa dianggap sebagai tanda keberkahan. Mungkin muncul pertanyaan, mengapa Imlek selalu identik dengan hujan, dan apa penjelasan di balik fenomena tersebut?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perayaan Imlek biasanya berlangsung pada bulan Januari atau awal Februari, periode yang bertepatan dengan musim hujan.

Baca Juga:  Donor Darah hingga Atraksi Budaya Warnai Festival Imlek 2576 di Jembrana

Di Indonesia, Imlek jatuh di puncak musim hujan, ketika intensitas curah hujan sedang tinggi. Oleh karena itu, secara ilmiah, hujan yang turun saat Imlek bukanlah kebetulan, melainkan karena perayaannya berlangsung pada musim hujan.

Sedangkan, dalam pandangan ahli Feng Shui, hujan yang turun saat Imlek dianggap membawa keberuntungan. Jika wilayah tertentu diguyur hujan deras, maka dipercaya keberuntungan akan melimpah.

Namun, jika hujan yang turun berbentuk badai, maknanya berbeda, karena badai dianggap sebagai pertanda kurang baik dan dapat membawa musibah.

Sebaliknya, hujan gerimis dipercaya membawa keberuntungan kecil, tetapi jika gerimis berlangsung sepanjang hari, maka diyakini akan mendatangkan keberuntungan sepanjang tahun.

Baca Juga:  Donor Darah hingga Atraksi Budaya Warnai Festival Imlek 2576 di Jembrana

Selain itu, turunnya hujan saat Imlek juga dikaitkan dengan mitos Dewi Kwan Im yang dipercaya menyiram bunga Mei Hwa menjelang perayaan. Hujan dianggap sebagai berkah dari langit, sementara bunga Mei Hwa diyakini sebagai bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im, menambah makna simbolis pada perayaan Imlek. (ana)