NASIONAL, PANTAUBALI.COM – Nama Stella Christie kini tengah menjadi sorotan publik Indonesia. Perempuan kelahiran Medan, 11 Januari 1979, yang kini menjadi Guru Besar di Tsinghua University, Beijing, baru saja mendapat panggilan dari presiden terpilih Prabowo Subianto pada Selasa (15/10/24). Banyak spekulasi berkembang bahwa Stella akan diangkat menjadi menteri atau wakil menteri di kabinet baru.
Stella Christie bukanlah nama baru di dunia akademis internasional. Sebagai profesor dan peneliti di bidang cognitive science dan kecerdasan buatan, kiprahnya di dunia penelitian membuatnya menjadi salah satu tokoh ilmuwan Indonesia yang paling dihormati di luar negeri. Gelar Ph.D yang diraihnya dari Northwestern University, Amerika Serikat, telah membuka jalan bagi Stella untuk mengejar karier akademis yang cemerlang, hingga dipercaya memimpin Laboratorium Otak dan Kecerdasan di Tsinghua University sejak 2018.
Perjalanan pendidikan Stella dimulai sejak kecil di Jakarta. Setelah menempuh pendidikan dasar di Santa Ursula, Jakarta, ia melanjutkan pendidikan menengah di Singapura dengan beasiswa ASEAN. Karir akademisnya terus menanjak ketika ia melanjutkan studi International Baccalaureate di Norwegia dengan beasiswa dari United World Colleges (UWC).
Tidak berhenti di situ, Stella kemudian melanjutkan studi S-1 di Harvard University, lulus dengan predikat Magna Cum Laude pada tahun 2004.
Karier Stella di bidang penelitian makin cemerlang, terbukti dengan berbagai penghargaan yang diraihnya. Salah satu publikasinya dalam Journal of Cognition and Development pada tahun 2010 terpilih sebagai artikel terbaik, dan hingga kini ia telah menerbitkan lebih dari 20 jurnal ilmiah serta dua buku pada tahun 2022.
Fokus penelitiannya banyak membahas perkembangan kognitif manusia serta aplikasi kecerdasan buatan dalam pemahaman otak manusia.
Pengakuan terhadap prestasinya tidak hanya datang dari dunia akademis, tetapi kini juga dari ranah politik. Undangan dari Prabowo Subianto memicu banyak spekulasi terkait peran yang mungkin akan diemban Stella di pemerintahan baru.
Beberapa pihak berpendapat bahwa pengetahuannya di bidang teknologi dan inovasi sangat dibutuhkan, terutama di era digitalisasi dan pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, Stella pernah menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang sangat mencintai pekerjaannya sebagai ilmuwan. “Ilmuwan bukan hanya profesor linglung yang memelototi mikroskop, melainkan seseorang yang jatuh cinta pada pekerjaannya, memikirkan pertanyaan penelitian siang dan malam,” ujarnya dalam tulisan yang dimuat di Indonesia Mengglobal.
Dengan latar belakang yang luar biasa dan kecintaannya pada penelitian, peran apa yang kira-kira akan diberikan kepada Stella Christie di kabinet baru? Akankah ia memimpin sektor teknologi, pendidikan, atau bahkan riset dan inovasi?
Yang pasti, kehadiran Stella Christie di pemerintahan akan membawa angin segar, terutama dalam bidang teknologi dan pendidikan di Indonesia. (sm)