Terobosan Baru, Ketut Laba Olah Biji Kecipir Menjadi Kopi hingga Teh

I Ketut Laba Nindya Arta (55), Warga Desa Buahan, Tabanan olah buah kecipir menjadi kopi hingga teh.
I Ketut Laba Nindya Arta (55), Warga Desa Buahan, Tabanan olah buah kecipir menjadi kopi hingga teh.

PANTAUBALI.COM, TABANAN – Tak banyak yang mengetahui, buah kecipir atau yang biasa dikenal dengan klongkang atau botor selain bisa diolah menjadi sayur, ternyata bisa diolah menjadi berbagai jenis minuman.

Di tangan I Ketut Laba Nindya Arta (55), warga Banjar Buahan Tengah, Desa Buahan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Bali, biji buah kecipir kering diolah menjadi berbagai jenis minuman seperti kopi, teh hingga susu.

Minuman kecipir buatan Ketut Laba merupakan satu-satunya di Bali, bahkan Indonesia. Saat ini ada lima produk yang ia miliki yakni cipir pouch, kopi cipir, susu cipir, teh cipir dan sing kopi.

Ketut Laba bercerita, ide pembuatan minuman kecipir miliknya ini bermula sejak 2016 silam. Setelah menemukan formula yang tepat, produk minuman kecipir miliknya baru dipasarkan pada 2019.

Ide minuman ini berawal dari pemikirannya yang melihat buah kecipir muda hanya bisa diolah menjadi sayur biasa dikonsumsi oleh masyarakat.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Terima Dokumen PTMP untuk Kelola Sampah Berkelanjutan

Dari sana dirinya bereksperimen menjadikan buah kecipir menjadi olahan yang berbeda. Disamping itu, dirinya juga berkeinginan untuk memanfaatkan tanaman lokal yang ada di sekitar rumahnya agar memiliki manfaat lebih.

“Dasar pemikirannya adalah klongkang atau botor yang masih muda identik diolah menjadi sayur. Apakah (buah) yang sudah tua bisa diolah menjadi minuman?” ujarnya, ditemui saat acara Bupati Tabanan Ngantor di Desa Buahan belum lama ini.

Namun, sebelum biji kecipir, Ketut Laba mengaku, sempat mengolah biji durian, nangka hingga teep untuk dijadikan olahan minuman.

Karena, jenis tanaman tersebut hanya berbuah musiman, maka ia memilih menggunakan biji kecipir yang bisa berbuah setiap hari.

Baca Juga:  Semarak Pembukaan HUT Ke-531 Kota Singasana Tabanan

Proses pembuatan minuman kecipir sendiri, kata Ketut Laba, tidaklah sulit. Diawali dengan mengeringkan buah kecipir yang sudah matang. Setelah kering, bijinya diambil dan diolah sesuai jenis minumannya.

Untuk biji warna hitam bisa diolah menjadi kopi cipir. Warna coklat untuk teh, dan putih untuk susu.

Jika ingin dibuat kopi, biji cipir hitam kering tersebut disangrai dan digiling hingga menjadi seperti bubuk kopi.

Sebelum disajikan, bubuk kecipir ini direbus selama kurang lebih 5 menit, kemudian disaring untuk menghilangkan ampas. Barulah stelah itu, minuman yang diberi label kopi cipir ini bisa dinikmati.

Kopi cipir juga bisa dicampur gula. Tetapi jika ingin menambahkan rasa baru seperti jahe atau buah-buahan lainnya maka tinggal ditambahkan saja.

Baca Juga:  Bupati Tabanan Resmikan Gedung Aruna RSU Wisma Prasanthi

“Sementara untuk jenis susu tidak perlu disangrai. Begitu juga dengan teh, buah cipir kering cukup diseduh dan disaring saja,” lanjutnya.

Menurut Ketut Laba, kecipir sendiri memiliki banyak manfaat kesehatan tubuh. Misalnya untuk menambah stamina, daya tahan tubuh, menurunkan berata badan, hingga melancarkan metabolisme tubuh.

Meskipun sudah dilauncing sejak 5 tahun lalu, untuk pemasaran minuman cipir ini belum dilakukan secara masif di pasaran, atau baru melalui teman-temannya saja.

Namun, sudah tembus ke seluruh wilayah Indonesia (kecuali Papua) serta hingga ke luar negeri seperti Jerman, Perancis hingga Belgia. Sementara untuk bahan baku, didapatkannya dari kebun sendiri.

“Tujuannya saya sekarang memperkenalkan dulu ke masyarakat, Untuk produksi saat ini juga sesuai permintaan saja dan tidak tentu juga jumlahnya,” imbuhnya. (ana)