Utang Luar Negeri Indonesia Naik Rp6.579,5 Triliun Per Mei 2024, BI: Masih Terkendali 

Ilustrasi Utang Luar Negeri (Foto:Antara)
Ilustrasi Utang Luar Negeri (Foto:Antara)

PANTAUBALI.COM – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia meningkat menjadi 407,3 miliar dollar AS, atau setara sekitar Rp 6.579,52 triliun pada Mei 2024.

Sedangkan pada bulan sebelumnya, ULN Indonesia tercatat 398,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.492,2 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS).

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan, posisi utang luar negeri pada Mei 2024 meningkat sekitar 9 miliar dollar AS dari bulan sebelumnya. Meskipun demikian, ULN masih bisa terkendali.

“Utang luar negeri Indonesia pada Mei 2024 tetap terkendali,” kata Erwin dalam keterangannya dikutip Rabu (17/7/2024).

Menurutnya, jika dilihat secara tahunan, posisi utang luar negeri juga tercatat meningkat. Posisi utang luar negeri Indonesia tumbuh 1,8 persen dari Mei 2023.

Kenaikan utang itu disebabkan oleh posisi utang pemerintah dan bank sentral serta swasta yang meningkat.

Tercatat posisi utang luar negeri pemerintah sebesar 191 miliar dollar AS. Jumlah tersebut meningkat dari April sebesar 189,1 miliar dollar AS.

Secara tahunan, nilai ULN pemerintah sebenarnya turun sebesar 0,8 persen. Namun, penurunan ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 2,6 persen.

“Perkembangan ULN terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik yang seiring dengan sentimen positif kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia,” ucap Erwin.

Namun, bank sentral memastikan bahwa posisi ULN pemerintah masih terjaga. Itu terlihat dari ULN tenor jangka panjang yang mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah.

Sementara itu, posisi utang luar negeri swasta tercatat sebesar 197,6 miliar dollar AS pada Mei lalu. Ini meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 195,2 miliar dollar AS.

Adapun secara tahunan, posisi ULN swasta juga mengalami penurunan, yakni sebesar 0,4 persen. Kontraksi itu lebih rendah dari kontraksi bulan April sebesar 2,8 persen.

“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta,” ujar Erwin.

Dengan perkembangan tersebut, Bl mencatat, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat menjadi 29,8 persen, dari 29,1 persen pada Bulan April.

ULN Indonesia juga didominasi oleh utang jangka panjang yang mencapai 85,9 persen dari total nilai utang.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat karena didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” tutupnya. (ana)