PANTAUBALI.COM, TABANAN – Antrean truk sampah menuju Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kelating di Kecamatan Kerambitan, Tabanan mengular panjang pada Senin (23/10/2023).
Sekitar 400 lebih armada pengangkut sampah dari Kabupaten Tabanan, Badung hingga Denpasar berjejer di jalan subak untuk menunggu giliran masuk ke TPS.
Salah seorang sopir truk dari Padang Samabian, Denpasar Barat, bernama Made Jana (51) mengaku telah menunggu hampir enam jam lebih. Ia mengangkut sampah masyarakat sekitar 4-5 ton.
“Saya di sini dari jam 5 pagi sedangkan yang sudah selesai menurunkan sampah ada yang datang malam jam 01.00 WITA, dan sampai sekarang jam 11.50 WITA saya masih mengantre,” ujarnya saat ditemui.
Dia menyebut, antrean truk sampah menuju TPS Kelating telah terjadi sejak dua TPA besar di Bali yakni TPA Suwung dan TPA Mandung terbakar sejak seminggu lebih. Namun yang paling parah terjadi hari ini karena Minggu kemarin TPS sempat ditutup.
“Untuk sekarang ini sepertinya ada 400an truk yang sedang mengantre karena kemarin TPS Kelating tutup,” terangnya.
Kondisi antrean truk sampah ini tentunya menganggu masyarakat yang tinggal di sekitar TPS. Disamping bau sampah, antrean truk di sepanjang jalan juga menghambat mobilitas masyarakat. Namun, kondisi ini nyatanya memberikan dampak positif bagi pedagang di dekat TPS.
Salah satunya I Made Sudarmini, seorang pedagang sate di jalur TPS Kelating. Ia mengaku dagangannya semakin ramai dibeli oleh supir-sopir truk sampah yang mengantre. Jika dihitung, keuntungan yang didapat meningkat hampir dua kali lipat per harinya.
“Saya sedikit terganggu dengan bau sampah dari truk-truk ini, sehingga langganan saya berkurang setelah TPS ramai, tapi para sopir di sini ramai yang berbelanja, Kalau dulu saya mendapat untung sekitar Rp300 ribu per hari, sekarang meningkat menjadi sekitar Rp500 per hari,”ujarnya. (jas)